Pembagian lingkungan kerja Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sarang Giting

oleh gaji dan tunjangan yang akan diterima karyawan tersebut berdasarkan hasil kerja yang dicapainya.

a. Pembagian lingkungan kerja

Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi 2 dua kelompok yakni : 1 Lingkungan kerja sosial Lingkungan kerja sosial yang mencakup hubungan kerja yang terbina dalam perusahaan. Perusahaan adalah sebuah organisasi yang berarti terdiri dari banyak individu yang memiliki visi yang sama dengan kepentingan masing- masing yang berbeda-beda. Visi perusahaan tentu tidak mungkin dapat dicapai seorang diri oleh pemilik atau direktur, visi perusahaan akan tercapai apabila setiap individu dalam perusahaan saling bersinergi dalam mencapai visi perusahaan, artinya saling membantu antara individu dalam perusahaan. Dengan demikian setiap anggota organisasi perusahaan wajib membina hubungan baik antara rekan kerja, antara atasan dengan bawahan, karena terdapat hubungan saling membutuhkan. Hubungan ini secara langsung akan mempengaruhi setiap karyawan secara psikologis dalam bekerja. Komunikasi yang terarah dengan baik akan membangun hubungan kerja yang bersinergi, salah komunikasi akan menimbulkan kesalahpahaman penyampaian pikiran atasan kepada bawahannya dalam menerima instruksi. Melalui komunikasi yang baik, karyawan dapat memotivasi karyawan mencapai prestasi kerja terbaik sekaligus membangun tim yang solid dalam organisasi perusahaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Mangkunegara 2003 dalam membangun hubungan kerja yang baik diperlukan : pengaturan waktu, tahu posisi diri, adanya kecocokan, menjaga keharmonisan, pengendalian desakan dalam diri, memahami dampak kata-kata atau tindakan Anda pada diri orang lain, jangan mengatur orang lain sampai Anda mampu mengatur diri Anda sendiri dan bersikap bijak dan bijaksana. Hal imi menunjukan bahwa untuk membangun hubungan kerja yang baik diperlukan pengendalian diri yang baik di tempat kerja bahkan dimanapun kita berada. Mangkunegara 2003 juga memberikan pendapat bagaimana manager menciptakan hubungan relasi yang harmonis dan efektif yakni : a Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosional karyawan dan bagaimana mereka berhubungan dalam tim kerjanya, b Memcipatakan suasana memperhatikan dan memotivasi kreatifitas. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan hubugan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat penting dan perlu diutamakan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja karyawan. Hal ini kembali hakekat manusia sebagai mahluk yang memiliki harkat, martabat, perasaan dan pikiran; manusia bukan sebuah mesin. Manusia memang membutuhkan uang untuk hidup dan menghidupi keluarganya sebagai imbal hasil dari kerjanya, namun disamping uang manusia pun membutuhkan perasaan untuk dihargai. 2 Lingkungan kerja fisik Lingkungan kerja fisik adalah tempat karyawan bekerja dan melakukan segala aktifitasnya. Selain lingkungan kerja sosial, lingkungan kerja fisik juga Universitas Sumatera Utara turut memperngaruhi tingkat emosional karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor fisik dimaksud disini adalah suhu udara di tempat kerja, luas ruangan kerja, tingat kebisingan, kepadatan dan kesesakan. Menurut Sedarmayanti 2011:26 lingkungan fisik dapat dibagi menjadi 2 dua kategori, yaitu : a Lingkungan langsung berhubungan dengan pegawai, b Lingkungan perantara dapat disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia. Menurut Sarwono 1992, “Kadang-kadang peningkatan suhu menghasilkan kenaikan prestasi kerja, tetapi kadang-kadang malah menurunkan prestasi kerja.” Menurut Bell, dkk dalam Sarwono 1992, “Kenaikan suhu pada batas tertentu menimbulkan arousal yang merangsang prestasi kerja tetapi setelah melewati ambang batas tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya pula prestasi kerja.” Lingkungan kerja fisik ini juga bisa menjadi salah satu faktor pemicu stress kerja karyawan apabila tidak diatur sedemikian rupa untuk melahirkan suasana nyaman dalam bekerja yang dampaknya mempengaruhi penurunan kinerja karyawan. Sehingga hal ini juga penting menjadi perhatian manajemen dalam misi perusahaan “Memperlakukan karyawan sebagai aset yang strategis dan mengembangkan secara optimal” serta poin keenam “Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan Komunitas.” Robbins 2007 menyatakan : “Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah suhu, kebisingan, penerangan dan mutu udara.” Universitas Sumatera Utara a Suhu, Suhu adalah suatu variable dimana terdapat perbedaan individual yang besar, untuk itu suhu sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam rentang nyaman bagi setiap orang disekitarnya untuk menghasilkan produktivitas maksimal. b Kebisingan, Berdasarkan telaah-telaah tentang suara kebisingan, suara kebisingan yang dapat diprediksi dan atau konstan umumnya tidak mempengaruhi produktivitas kerja, sebaliknya suara kebisingan yang unpredictable dapat mengganggu konsentrasi kerja karyawan dan mempengaruhi penurunan produktivitas kerja karyawan. c Penerangan, Unsur penerangan mempengaruhi kinerja mata para karyawan, hal ini juga dipengaruhi usia karyawan, karyawan yang usianya lebih tua cenderung memerlukan intensitas cahayayang lebih tinggi dibandingkan karyawan dengan usia yang lebih muda. Karena berdasarkan penelitian para ahli kesehatan mata, bekerja pada ruangan yang samar-samar, kurang cahaya atau cenderung gelap menyebabkan ketegangan pada mata, mata lebih capat lelah karena pupil harus bekerja ekstra. d Mutu udara, Udara yang tercemar bila dihirup tentu akan member efek buruk kepada kesehatan pribadi, efek langsung bagi para karyawan dari udara cemar bisa Universitas Sumatera Utara mengakibatkan mata perih, kepala pusing, cepat lelah, temperamental bahkan depresi. Sedarmayanti 2011:26 indicator lingkungan kerja sebagai berikut : a Temperatur Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia memiliki temperature yang berbeda b Kelembaban Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dalam persentase c Sirkulasi udara Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja d Pencahayaan Cahaya sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja e Kebisingan Salah satu polusi yang cukup menyibukan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan f Getaran mekanis Getaran mekanis adalah getaran yang ditimbulkan alat mekanis yang digunakan perusahaan g Bau tidak sedap Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat mengganggu konsentrasi kerja Universitas Sumatera Utara h Warna Tatat warna tidak dapat dipisahkan dari penataan dekorasi tempat bekerja. Faktor lingkungan kerja fisik yang lain yang memperngaruhi emosional kerja karyawan adalah tata ruang kerja. Rancangan ruangan yang sesuai dengan kondisi bekerja yang baik sesuai karakter rata-rata karyawan akan memberikan kenyamanan bagi para karyawan dalam bekerja. Menurut Robbins 2007, “Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja terdiri dari : ukuran ruangan kerja, pengaturan ruangan kerja dan privasi.” a Ukuran ruang kerja Ukuran kerja juga turut mempengaruhi kinerja karyawan, ruangan kerja yang terlalu sempit juga bisa membuat karyawan sulit bergerak karena ruang gerak yang kurang, sehingga gerak karyawan menjadi lambat. Sebaliknya ruang kerja yang terlalu lapang juga membuat banyak waktu terbuang saat antar karyawan atau karyawan dengan atasan memerlukan komunikasi langsung, jarak tentu memerlukan waktu lebih. Ukuran ruangan kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan kinerja karyawan. b Pengaturan ruang kerja Pengatura ruangan kerja ini berhubungan dengan posisi karyawan dengan fasilitas kerja dan jarak karyawan dengan karyawan lain untuk berinteraksi secara fisik, interaksi sosial akan mempengaruhi kesolidan sebuah team work. Pada kenyataannya orang lebih senang berinteraksi dengan orang yang secara fisik dekat dengannya. Universitas Sumatera Utara c Privasi Mengenai privasi ada 2 dua pandangan, ada individu yang ingin privasinya terjaga saat bekerja, namun ada pula individu yang lebih senang tingkat privasi dikurangi sehingga interaksi antara karyawan lebih mudah dilakukan. Biasanya bagian manajerial lebih senang privasinya dalam bekerja sangat dirahasiakan, terutama mereka yang pekerjaannya rumit. Disinilah perlu ada pengaturan agar setiap karyawan mencapai kenyamanan tertinggi dalam bekerja direntang perbedaan kebutuhan akan privasi.

b. Manfaat lingkungan kerja