oleh gaji dan tunjangan yang akan diterima karyawan tersebut berdasarkan hasil kerja yang dicapainya.
a. Pembagian lingkungan kerja
Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi 2 dua kelompok yakni : 1
Lingkungan kerja sosial Lingkungan kerja sosial yang mencakup hubungan kerja yang terbina
dalam perusahaan. Perusahaan adalah sebuah organisasi yang berarti terdiri dari banyak individu yang memiliki visi yang sama dengan kepentingan masing-
masing yang berbeda-beda. Visi perusahaan tentu tidak mungkin dapat dicapai seorang diri oleh pemilik atau direktur, visi perusahaan akan tercapai apabila
setiap individu dalam perusahaan saling bersinergi dalam mencapai visi perusahaan, artinya saling membantu antara individu dalam perusahaan. Dengan
demikian setiap anggota organisasi perusahaan wajib membina hubungan baik antara rekan kerja, antara atasan dengan bawahan, karena terdapat hubungan
saling membutuhkan. Hubungan ini secara langsung akan mempengaruhi setiap karyawan secara psikologis dalam bekerja.
Komunikasi yang terarah dengan baik akan membangun hubungan kerja yang bersinergi, salah komunikasi akan menimbulkan kesalahpahaman
penyampaian pikiran atasan kepada bawahannya dalam menerima instruksi. Melalui komunikasi yang baik, karyawan dapat memotivasi karyawan mencapai
prestasi kerja terbaik sekaligus membangun tim yang solid dalam organisasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mangkunegara 2003 dalam membangun hubungan kerja yang baik diperlukan : pengaturan waktu, tahu posisi diri, adanya kecocokan, menjaga
keharmonisan, pengendalian desakan dalam diri, memahami dampak kata-kata atau tindakan Anda pada diri orang lain, jangan mengatur orang lain sampai Anda
mampu mengatur diri Anda sendiri dan bersikap bijak dan bijaksana. Hal imi menunjukan bahwa untuk membangun hubungan kerja yang baik diperlukan
pengendalian diri yang baik di tempat kerja bahkan dimanapun kita berada. Mangkunegara 2003 juga memberikan pendapat bagaimana manager
menciptakan hubungan relasi yang harmonis dan efektif yakni : a
Meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosional karyawan dan bagaimana mereka berhubungan dalam tim kerjanya,
b Memcipatakan suasana memperhatikan dan memotivasi kreatifitas.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan hubugan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat penting dan perlu
diutamakan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja karyawan. Hal ini kembali hakekat manusia sebagai mahluk yang memiliki harkat, martabat,
perasaan dan pikiran; manusia bukan sebuah mesin. Manusia memang membutuhkan uang untuk hidup dan menghidupi keluarganya sebagai imbal hasil
dari kerjanya, namun disamping uang manusia pun membutuhkan perasaan untuk dihargai.
2 Lingkungan kerja fisik
Lingkungan kerja fisik adalah tempat karyawan bekerja dan melakukan segala aktifitasnya. Selain lingkungan kerja sosial, lingkungan kerja fisik juga
Universitas Sumatera Utara
turut memperngaruhi tingkat emosional karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor fisik dimaksud disini adalah suhu udara di tempat kerja, luas ruangan kerja, tingat
kebisingan, kepadatan dan kesesakan. Menurut Sedarmayanti 2011:26 lingkungan fisik dapat dibagi menjadi 2
dua kategori, yaitu : a
Lingkungan langsung berhubungan dengan pegawai, b
Lingkungan perantara dapat disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia.
Menurut Sarwono 1992, “Kadang-kadang peningkatan suhu menghasilkan kenaikan prestasi kerja, tetapi kadang-kadang malah menurunkan
prestasi kerja.” Menurut Bell, dkk dalam Sarwono 1992, “Kenaikan suhu pada batas tertentu menimbulkan arousal yang merangsang prestasi kerja tetapi setelah
melewati ambang batas tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya pula prestasi kerja.”
Lingkungan kerja fisik ini juga bisa menjadi salah satu faktor pemicu stress kerja karyawan apabila tidak diatur sedemikian rupa untuk melahirkan
suasana nyaman dalam bekerja yang dampaknya mempengaruhi penurunan kinerja karyawan. Sehingga hal ini juga penting menjadi perhatian manajemen
dalam misi perusahaan “Memperlakukan karyawan sebagai aset yang strategis dan mengembangkan secara optimal” serta poin keenam “Memotivasi karyawan untuk
berpartisipasi aktif dalam mengembangkan Komunitas.” Robbins 2007 menyatakan : “Faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan kerja fisik adalah suhu, kebisingan, penerangan dan mutu udara.”
Universitas Sumatera Utara
a Suhu,
Suhu adalah suatu variable dimana terdapat perbedaan individual yang besar, untuk itu suhu sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga berada dalam
rentang nyaman bagi setiap orang disekitarnya untuk menghasilkan produktivitas maksimal.
b Kebisingan,
Berdasarkan telaah-telaah tentang suara kebisingan, suara kebisingan yang dapat diprediksi dan atau konstan umumnya tidak mempengaruhi produktivitas
kerja, sebaliknya suara kebisingan yang unpredictable dapat mengganggu konsentrasi kerja karyawan dan mempengaruhi penurunan produktivitas kerja
karyawan. c
Penerangan, Unsur penerangan mempengaruhi kinerja mata para karyawan, hal ini juga
dipengaruhi usia karyawan, karyawan yang usianya lebih tua cenderung memerlukan intensitas cahayayang lebih tinggi dibandingkan karyawan dengan
usia yang lebih muda. Karena berdasarkan penelitian para ahli kesehatan mata, bekerja pada ruangan yang samar-samar, kurang cahaya atau cenderung gelap
menyebabkan ketegangan pada mata, mata lebih capat lelah karena pupil harus bekerja ekstra.
d Mutu udara,
Udara yang tercemar bila dihirup tentu akan member efek buruk kepada kesehatan pribadi, efek langsung bagi para karyawan dari udara cemar bisa
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan mata perih, kepala pusing, cepat lelah, temperamental bahkan depresi.
Sedarmayanti 2011:26 indicator lingkungan kerja sebagai berikut : a
Temperatur Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia memiliki temperature yang
berbeda b
Kelembaban Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya
dinyatakan dalam persentase c
Sirkulasi udara Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja
d Pencahayaan
Cahaya sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja
e Kebisingan
Salah satu polusi yang cukup menyibukan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan
f Getaran mekanis
Getaran mekanis adalah getaran yang ditimbulkan alat mekanis yang digunakan perusahaan
g Bau tidak sedap
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat mengganggu konsentrasi kerja
Universitas Sumatera Utara
h Warna
Tatat warna tidak dapat dipisahkan dari penataan dekorasi tempat bekerja. Faktor lingkungan kerja fisik yang lain yang memperngaruhi emosional
kerja karyawan adalah tata ruang kerja. Rancangan ruangan yang sesuai dengan kondisi bekerja yang baik sesuai karakter rata-rata karyawan akan memberikan
kenyamanan bagi para karyawan dalam bekerja. Menurut Robbins 2007, “Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja terdiri dari : ukuran ruangan kerja,
pengaturan ruangan kerja dan privasi.” a
Ukuran ruang kerja Ukuran kerja juga turut mempengaruhi kinerja karyawan, ruangan kerja
yang terlalu sempit juga bisa membuat karyawan sulit bergerak karena ruang gerak yang kurang, sehingga gerak karyawan menjadi lambat. Sebaliknya ruang
kerja yang terlalu lapang juga membuat banyak waktu terbuang saat antar karyawan atau karyawan dengan atasan memerlukan komunikasi langsung, jarak
tentu memerlukan waktu lebih. Ukuran ruangan kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan kinerja karyawan.
b Pengaturan ruang kerja
Pengatura ruangan kerja ini berhubungan dengan posisi karyawan dengan fasilitas kerja dan jarak karyawan dengan karyawan lain untuk berinteraksi secara
fisik, interaksi sosial akan mempengaruhi kesolidan sebuah team work. Pada kenyataannya orang lebih senang berinteraksi dengan orang yang secara fisik
dekat dengannya.
Universitas Sumatera Utara
c Privasi
Mengenai privasi ada 2 dua pandangan, ada individu yang ingin privasinya terjaga saat bekerja, namun ada pula individu yang lebih senang tingkat
privasi dikurangi sehingga interaksi antara karyawan lebih mudah dilakukan. Biasanya bagian manajerial lebih senang privasinya dalam bekerja sangat
dirahasiakan, terutama mereka yang pekerjaannya rumit. Disinilah perlu ada pengaturan agar setiap karyawan mencapai kenyamanan tertinggi dalam bekerja
direntang perbedaan kebutuhan akan privasi.
b. Manfaat lingkungan kerja