Patogenesis Nefropati Diabetik Tahapan Nefropati Diabetik Sequen perjalanan klinik alamiah ND oleh Mogensen meliputi 5

organ lain misalnya mikroaneurismata dari pembuluh darah retina, neuropati dan lain-lain. 51 Kapan kelainan ginjal nefropati ini muncul pada seorang pasien diabetes mellitus? Penelitian epidemiologi klinik menunjukkan, nefropati baru terjadi setelah 20 tahun menderita intoleransi glukosa pada diabetes mellitus tipe dewasa dan 14 tahun pada tipe yuvenil. 51

2.6.3 Patogenesis Nefropati Diabetik

Sampai saat ini, hiperfiltrasi masih dianggap sebagai awal dari mekanisme patogenik dalam laju kerusakan ginjal. Penelitian Brenner dkk pada hewan menunjukkan bahwa saat jumlah nefron mengalami pengurangan yang berkelanjutan, filtrasi glomerulus dari nefron yang masih sehat akan meningkat sebagai bentuk kompensasi. Hiperfiltrasi yang terjadi pada sisa nefron yang sehat lambat laun akan menyebabkan sklerosis dari nefron tersebut. 50 Patogenesis terjadinya Nefropati Diabetik ditentukan oleh faktor genetik, metabolik dan hemodinamik yang berkaitan satu sama lainnya. Patogenesis Nefropati Diabetik lebih mudah dipahami dengan meninjau perubahan struktural dan hemodinamik yang terjadi. Walaupun patogenesis DM tipe 1 dan 2 berbeda, namun patofisiologi komplikasi mikrovaskular yang bertanggungjawab terhadap tingginya angka mortalitas dan morbiditas adalah sama. 6 Universitas Sumatera Utara Patogenesis terjadinya Nefropati Diabetik sebenarnya sangat kompleks, akan tetapi dapat dikelompokkan dalam 3 faktor utama yang memegang peranan penting dan saling interaksi satu sama lainnya, yaitu faktor genetik, metabolik dan hemodinamik. 6 Gambar 1. Patogenesis Nefropati Diabetik. Disadur dari Cooper ME, Gilbert RE : Pathogenesis, Prevention and Treatment of Diabetic Nephropathy, 2003

2.6.4 Tahapan Nefropati Diabetik Sequen perjalanan klinik alamiah ND oleh Mogensen meliputi 5

tahapan gangguan fungsi ginjal dimulai dengan hiperfiltrasi dan hipertropi, mikroalbuminuria nefropati insipien. proteinuria overt nefropati dan gagal ginjal. Perjalanan klinik dan keterlibatan ginjal pada DM, lebih jelas diterangkan pada tipe 1 dari pada tipe 2. Metabolik Genetik Hemodinamik Glukosa Advanced glycation Protein Kinase C b 2 Hormon-hormon vasoaktif mis. Angiotensin II, endotelin Aliran tekanan Sitokin Transformin Vascular Growth Endothelial Factor β Growth Factor Extracellular matrix ECM cross-linking ↑ ECM ↑ Permeabilitas pembuluh darah ↑ Penimbunan ECM Proteinuria Universitas Sumatera Utara Tahap 1 : Fase awal terjadi hiperfiltrasi dan hipertrofi ginjal. LFG dan laju ekskresi albumin dalam urin meningkat. Tahap 2 : Secara klinis belum tampak kelainan yang berarti, berlangsung 5-15 tahun. LFG tetap meningkat, ekskresi albumin dalam urin dan tekanan darah normal. Mulai terjadi perubahan histologi awal berupa penebalan membrana basalis yang tidak spesifik dan peningkatan matriks mesangial. Tahap 3 : Pada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria atau nefropati insipien. LFG meningkat atau dapat menurun sampai derajat normal. Laju ekskresi albumin dalam urin Urine Albumin Excretion Rate = UAER 30- 300 mg24 jam. Tekanan darah mulai meningkat. Secara histologis, didapatkan peningkatan ketebalan membrana basalis dan volume mesangium fraksional dalam glomerulus. Tahap 4 : Merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut overt nephropathy. Perubahan histologis makin jelas, juga timbul hipertensi pada sebagian besar pasien. Proteinuria meningkat. Sindroma nefrotik sering ditemukan pada tahap ini LFG menurun sekitar 10 mlmenittahun dan kecepatan penurunan ini berkorelasi dengan tingginya tekanan darah. Tahap 5 : Tahap ini disebut juga End Stage Renal Disease ESRD atau tahap terjadinya gagal ginjal terminal, rata-rata 7 tahun sesudah proteinuria persisten. 6,53,54 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah observasional dengan metode pengukuran data secara Cross Sectional, artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberi perlakuan, dan pengukuran hanya dilakukan satu kali.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Instalasi Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraRSUP H. Adam Malik Medan bekerjasama dengan Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraRSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2011 sampai dengan September 2011. Penelitian dihentikan bila jumlah sampel minimal telah mencukupi atau bila waktu pengambilan sampel telah mencapai 5 bulan. 3.3 Populasi dan Subjek Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi subjek yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah pasien Nefropati Diabetik yang telah didiagnosa oleh Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USURSUP H.Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara