Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

41

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental deskriptif analitik.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Animal House, Laboratorium Farmakologi, dan Laboratorium Histologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Januari sampai Agustus 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih Rattus norvegicus kelamin jantan galur Sprague dawley yang dibagi dalam 5 kelompok secara random dengan cara pengundian. Besar sampel yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus putih, dihitung berdasarkan rumus Federer yaitu t-1 n- 1 ≥ 15 dimana t = banyaknya kelompok tikus dan n = jumlah tikus tiap kelompok. 29 t-1 n- 1 ≥ 15 5-1 n- 1 ≥ 15 4 n- 1 ≥ 15 4n – 4 ≥ 15 4n ≥ 19 n ≥ 4.75 n=5 Berdasarkan rumus diatas sampel yang digunakan tiap kelompok percobaan adalah sebanyak 5 sampel sehingga memenuhi syarat dalam banyaknya sampel yang digunakan. Jumlah kelompok yang digunakan adalah sebanyak 5 kelompok sehingga penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih dari populasi yang ada. Pembagian tersebut dilakukan secara random dengan cara pengundian. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan kriteria-kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi antara lain tikus galur Sprague dawley, berbulu putih dan sehat, berjenis kelamin jantan, berusia sekitar 3 bulan, serta memiliki rentang berat badan antara 300-400 gram. Sementara kriteria eksklusi antara lain mati selama aklimatisasi, serta memiliki luka di daerah kulit punggung. Kelima kelompok tersebut terdiri dari : kelompok K- adalah kelompok kontrol negatif dimana luka diolesi basis salep; kelompok K+ adalah kelompok kontrol positif dimana luka diolesi salep Silver Sulfadiazine; kelompok P1 adalah kelompok perlakuan dimana luka diolesi salep ekstrak daun binahong konsentrasi 10; kelompok P2 adalah kelompok perlakuan dimana luka diolesi salep ekstrak daun binahong konsentrasi 20; serta kelompok P3 adalah kelompok perlakuan dimana luka diolesi salep ekstrak daun binahong konsentrasi 40.

3.4. Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)

0 28 89

Pengaruh Pemberian EkstrakPropolis Terhadap Perubahan Luas Luka Bakar Derajat II B - IIIPada Tikus PutihStrain Wistar (Rattus Norvegicus)

0 5 19

Efek Pemberian Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus (Rattus norvegicus)

1 26 7

ji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi secara in vitro;

1 6 17

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi Pada Luka Bakar Tikus Sprague dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 10 Detik Dengan Plat Besi)

0 18 62

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Re-Epitelisasi Pada Luka Bakar Tikus Sprague dawley (Sudi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

3 33 70

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong : Anredera cordifolia : TENORE STEENIS Terhadap Reduksi Luas Permukaan Luka Bakar Pada Tikus Sprague dawley

1 18 65

EFEK PROTEKTIF EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS PUTIH GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI ETANOL

3 28 59

Formulasi Emulgel yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Uji Aktivitasnya terhadap Propionibacterium acnes secara In Vitro

0 0 9