Tikus kembali dianastesi dengan dimasukkan kedalam toples berisi eter sebelum dilakukan induksi luka bakar. Kemudian lakukan sterilisasi
dengan alkohol 70 pada daerah punggung tikus yang telah dicukur. Induksi luka bakar pada tikus dilakukan menggunakan plat besi berukuran
4 x 2 cm
2
yang dipanaskan dalam air mendidih suhu ± 95 C selama 5
menit, lalu tempelkan plat besi pada kulit punggung tikus selama 30 detik. Gambar lihat Lampiran 4.
32
3.6.7. Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong
Pemberian salep dilakukan dengan cara mengoleskan di bagian luka pada punggung tikus dua kali sehari, yaitu di pagi dan sore hari,
selama 5 hari dari hari ke-1 sampai hari ke-5 setelah induksi luka bakar. Sebagai pembanding digunakan kontrol negatif yaitu tikus yang diberi
basis salep saja tanpa kandungan ekstrak daun binahong dan kontrol positif yang diberi Silver Sulfadiazine sebagai obat standar penanganan
sebagian besar luka bakar yang sampai saat ini masih digunakan secara luas. Gambar lihat Lampiran 4.
3.6.8. Eksisi Jaringan Kulit Tikus
Setelah 5 hari tikus diterminasi dengan menggunakan eter inhalasi. Setelah itu dilakukan eksisi pada seluruh ketebalan jaringan kulit yang
diambil dari lokasi luka, kemudian difiksasi menggunakan larutan formalin 10 dan disimpan dalam tabung organ Gambar lihat Lampiran
4.
25
3.6.9. Pembuatan Preparat Histologi Jaringan Kulit Tikus
Jaringan kulit tersebut kemudian dibuat preparat histopatologi dengan metode blok paraffin denganpewarnaan Hemaktosilin-Eosin yang
dilakukan di departemen Patologi Anatomi FKUI Gambar lihat Lampiran 4.
3.6.10. Pengamatan Preparat Histopatologi
Preparathistopatologi diamati dengan menggunakan mikroskop cahayaOlympus BX41 dengan perbesaran 100 kali kemudian difoto
dengan menggunakan kamera mikroskop Olympus DP25 serta software Olympus DP2-BSW Gambar lihat Lampiran 4. Data mikroskopis dalam
hal ini berkaitan dengan proses re-epitelisasi epidermis dengan parameter yang digunakan adalah ketebalan lapisan re-epitelisasi epidermis. Dengan
demikian didapatkan file foto preparat yang akan dihitung ketebalan lapisan re-epitelisasi epidermisnya menggunakan aplikasi ImageJ.
3.6.11. Penghitungan Ketebalan Lapisan Re-epitelisasi Epidermis
Penghitungan ketebalan lapisan re-epitelisasi epidermis dihitung menggunakan aplikasi ImageJ. Tahapannya adalah sebagai berikut :
a.
Buka aplikasi ImageJ.
b.
Klik “File” pada menubar.
c.
Klik “Open” dan masukkan file foto yang diinginkan.
d.
Setelah file foto terbuka, klik “Straight” pada menu toolbar.
e. Buatlah garis lurus persis sepanjang penggaris yang terdapat pada
bagian kanan bawah foto preparat histopatologi.
f.
Klik “Analyze” pada menubar kemudian klik “Set Scale”.
g. Ketik ukuran panjang penggaris yang terdapat pada foto preparat
histopatologi pada kolom “Known Distance”, dalam penelitian ini adalah 100, kemudian satuannya dalam kolom “Unit of Length”,
dalam penelitian ini adalah µm.
h.
Klik “OK”.
i. Buatlah kembali garis lurus sepanjang ketebalan lapisan re-
epitelisasi epidermis yang dikehendaki.
j.
Klik “Analyze” pada menubar kemudian klik “Measure”.
k. Kemudian akan muncul halaman baru dengan judul “Result”, pada
penelitian ini data yang digunakan adalah yang terdapat pada kolom
“Length”.
l. Lakukan langkah a sampai k setiap kali akan mengukur ketebalan
lapisan re-epitelisasi epidermis.
m. Apabila diperlukan, halaman “Result” dapat disimpan dengan cara
klik
“File” kemudian klik “Save”.
Pada penelitian ini, penghitungan ketebalan lapisan re-epitelisasi epidermis dilakukan pada kedua tepi luka yang diamati pada preparat
histopatologi. Pada masing-masing tepi luka diambil data ketebalan lapisan re-epitelisasi epidermisnya pada lima titik secara berurutan
kemudian dihitung reratanya.
3.7. Managemen dan Analisis Data