Desain penelitian Waktu dan tempat penelitian Populasi dan Sampel terjangkau Besar Sampel Kriteria inklusi Kriteria eksklusi Kerangka Operasional Analisa Statistik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara potong lintang

3.2 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan mulai Juli 2011 sd Januari 2012, di Ruang Rawat Penyakit Dalam RS H.Adam Malik Medan Penelitian ini telah mendapat persetujuan Health Research Ethical Committee Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel terjangkau

Populasi adalah semua penderita hepatitis B dan C kronik Sampel adalah semua populasi penderita hepatitis B dan C kronik yang dirawat di Rumah Sakit H Adam Malik Medan

3.4 Besar Sampel

Perkiraan besar sampel 25 orang Sampel tunggal Rumus yang digunakan N = [ Zα + Zβ ] 2 0,5 In 1 + r 1 – r + 3 Untuk menentukan besar sampel tunggal minimal pada uji hipotesa dengan menggunakan koefisien korelasi r diperlukan informasi : 1. Perkiraan koefisien korelasi r dari pustaka 2. Tingkat kemaknaan ditetapkan peneliti sampel tunggal 3. Power atau Zβ ditetapkan peneliti r = 0,35 Zα= 1,96  α=0,005 Z β= 1,036  β=0,15 Universitas Sumatera Utara

3.5 Kriteria inklusi

Penderita penyakit hati kronik,yang disebabkan oleh hepatitis B atau C dengan viral marker + dan belum pernah mendapat pengobatan hepatitis sebelumnya,baik wanita maupun pria berusia 18 tahun ke atas dan bersedia ikut dalam penelitian

3.6 Kriteria eksklusi

Penderita Sirosis Hati stadium dekompensata yang ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium dan USG, peminum alkohol 30 gram hari, penyakit hati metabolik, HCC dan penyakit infeksi selain hepatitis kronis HBV, HCV. 3.7 Definisi Operasional 3.7.1 Penyakit hati kronik Penyakit hati kronik adalah suatu keadaan terjadinya peradangan dan nekrosis di hati, dapat ditandai secara klinis : lekas capek, hepatomegali dan kelainan laboratorium yaitu meningkatnya transaminase dan bilirubin baik terus menerus ataupun berfluktuasi selama 6 bulan

3.7.2 Fibrosis Hati

Fibrosis hati merupakan suatu keadaan patologis yang terjadi akibat kerusakan hati yang kronis dan adanya ketidakseimbangan antara sintesis, dan perusakan serabut kolagen. Bila sintesis lebih meningkat, fibrosis akan progresif. Struktur lobulus hati masih utuh karena belum dijumpai bentuk pseudolobule.

3.7.3 Trombosit

Trombosit merupakan komponen darah yang dihasilkan dari megakariosit sumsum tulang, suatu sel besar dengan 8 sampai 32 nukleu. Secara fisiologis berperan dalam hemostatis, berfungsi menghentikan perdarahan pada permulaan dan pada luka kecil dapat menyebabkan hemostatis yang menetap. Trombosit tidak melekat pada sel endotel vaskular normal, tapi pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Universitas Sumatera Utara

3.7.4 AST

AST Aspartate Aminotransferase adalah enzim yang terdapat dalam sel hati tetapi terdapat juga dalam sel jantung, otot skletal, ginjal otak, pankreas, limpa dan paru. Enzim ini akan dikeluarkan ke sirkulasi apabila terjadi kerusakan atau kematian sel. Tingginya kadar enzim ini berhubungan langsung dengan jumlah kerusakan sel. Kerusakan sel akan diikuti dengan peningkatan kadar AST dalam 12 jam dan tetap meningkat selama 5 hari.

3.7.5 FibroScan

FibroScan merupakan suatu teknologi elastrograpfi yang mampu menentukan stadium fibrosis hati lebih sensitif dengan mengukur rerata kekakuan hati dimana kekakuan hati dihubungkan dengan derajat fibrosis.

3.7.6 APRI

APRI AST to platelet Ratio Index adalah suatu pemeriksaan nonivasif sebagai petanda awal fibrosis hati dengan menggunakan variable AST dan jumlah trombosit. Rumus untuk menghitung skor adalah : APRI = Kadar AST batas atas normal AST Trombosit 10 x 100 9 Skor 0,5 adalah bukan fibrosis, skor antara 0,5-1,5 adalah fibrosis dan skor 1,5 adalah sirosis. L

3.8 Kerangka Operasional

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Hepatitis B dan C kronik Anamnesa Pemeriksaan fisik Darah rutin LFT Viral marker USG FIBROSCAN Skor APRI Universitas Sumatera Utara 3.9. Bahan Dan Prosedur Penelitian 3.9.1 . Pemeriksaan trombosit oleh petugas laboratorium RS.HAM a. Sampel yang diperlukan darah EDTA atau darah kapiler b. Isi pipet dengan darah sampai garis 0,5 bila diketahui trombositopenia diisi sampai garis I c. Sambil menahan dengan ujung jari, isi pipet dengan Rees Ecker sampai garis 101, kemudian letakkan horizontal d. Sambil menekan kedua ujung pipet, pipet digoyang selama 3 - menit e. Isi kamar yang twelah ditutup dengan larutan tersebut setelah terlebih dahulu membuang 3 tetes pertama larutan tersebut. f. Biarkan kamar hitung selama 2 menit, kemudian trombosit dihitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 40x. Bidang yang dihitung adalah semua bidang kecil sebanyak 25 buah E. Perhitungan trombosit n x 10 x 200mm3

3.9.2. AST oleh petugas laboratorium RS.HAM

Bahan : Serum plasma heparin EDTA Alat yang digunakan : Spektrofometer Dengan start reagent 1. Serum plasma 100 uL 2. Larutan Reagent 1000 uL 3. Campur, sesudah 1 menit tambahkan : Start reagent 250 uL 4. Campurkan dan sesudah 1 menit ukur penurunan absorbsi setiap menit selama 3 menit. 5. Perhit ungan : Aktivitas enzym = Δ Amin x F IU F: 2143

3.9.3. Pemeriksaan fibroScan

a. Lobus kanan dari liver dinilai melalui bidang intercostal sementara pasien berbaring dalam posisi terlentang dengan lengan kanan pada abduksi maksimum. b. Operator menempatkan tranluser ke kulit, yang telah diberi dengan gel.Dibantu dengan isyarat waktu ultrasound dan pencitraan mode-A. c. Operator menempatkan satu posisi liver pada ketebalan setidaknya 60 mm dan menekan tombol akuisisi setelah area pengukuran Universitas Sumatera Utara ditentukan dengan tepat. Kedalaman pengukuran adalah antara 25 dan 65 mm. d. Hasil ini hanya dapat dipercaya setelah dilakukan sepuluh tindakan yang berhasil dan lebih dari 65 tingkat keberhasilan dari pengukuran diperoleh.

3.9.4. Skor APRI

APRI = Kadar AST batas atas normal AST Trombosit 10 x 100 9 L

3.10. Analisa Statistik

Untuk melihat hubungan hasil pengukuran fibroscan dengan skor APRI. Korelasi Pearson digunakan apabila data kedua kelompok berdistribusi normal. Apabila tidak berdistribusi normal maka digunakan korelasi Spearman. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian dengan cara potong lintang di ruang rawat penyakit dalam RSUP H.Adam Malik di Medan pada bulan Maret 2013. Dilakukan screening terhadap hepatitis B atau C dengan viral marker +. Terdapat 52 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dimana 37 orang merupakan pasien Hepatitis B dan 15 orang lainnya merupakan pasien hepatitis C. Karakter klinis, biokimia dan derajat fibrosis hati telah disimpulkan pada tabel 4.1. seluruh data yang telah didapat kemudian dilakukan uji tes normalitas Kolmogorv- Smirnov untuk melihat distribusi dari data data tersebut. Dari hasil uji tes normalitas diperoleh data yang memiliki distribusi normal sehingga dipilih mean sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi SD sebagai ukuran penyebaran. Umur rata rata pasien adalah 47,12±12,649 tahun, dengan jenis kelamin pria lebih banyak dibandingkan wanita yaitu 33 orang dengan persentase 63,5 tabel 4.1. Seluruh pasien tidak berada dalam keadaan sirosis hepatis dekompensata. Prevalensi infeksi HBV di Indonesia berkisar antara 2,5 di Banjarmasin sampai 36 di Dili . Indonesia masuk dalam kelompok prevalensi sedang sampai tinggi Zain, 2006 . Pada penelitian ini didapatkan 37 orang dengan hepatitis B kronik, sedangkan 15 orang sisanya menderita hepatitis C kronik. Universitas Sumatera Utara