Metode Noninvasif .1 FibroScan Penentuan Stadium Fibrosis Hati

2.2.2 Metode Noninvasif 2.2.2.1 FibroScan FibroScan merupakan suatu teknologi elastrography yang mampu menentukan stadium fibrosis hati lebih sensitif dengan mengukur rerata kekakuan hati dimana kekakuan hati dihubungkan dengan derajat fibrosis. Keuntungan fibroscan ialah non invasive, cepat , tidak ada rasa sakit dan kesalahan interpretasi lebih sedikit dibandingkan dengan biopsi hati Grigorescu, 2010, Al-Ghamdi, 2010 . Gomez Dominguez dkk tahun 2006 meneliti bahwa fibroscan memiliki nilai sensitifitas 85 untuk menilai fibrosis hati dengan nilai cut offs 4,0 kPa.Jing dkk dalam jurnal tahun 2009 meneliti bahwa nilai median untuk kekakuan hati 5.2, 7.2, 8.2, 11.4 dan 16,9 kPa untuk F0,F1,F2,F3 dan F4. Takemoto dkk meneliti bahwa FibroScan memiliki nilai sensitivitas 100 dan spesifisitas 73,9 untuk menilai fibrosis hati advanced stage F3-4 dengan nilai cut-off 15 kPa Takemoto, 2009, Wu, 2010 . Karena TE pertama sekali berkembang di Perancis, banyak studi mengenai manfaatnya dipelajari di negara-negara Eropa dimana prevalensi hepatitis C kronik lebih tinggi. Data ekstensif terhadap peran klinis TE dalam mengkaji fibrosis hati pada pasien hepatitis kronis C telah dikumpulkan. Baru-baru ini, beberapa studi meta analisis melaporkan bahwa TE adalah suatu alat noninvasif yang dapat dipercaya untuk mendeteksi advanced fibrosis dan sirosis hati Kim, 2010 . Ziol dkk membandingkan akurasi FibroScan dengan hasil pemeriksaan biopsi pada 251 pasien hepatitis C virus HCV. Mereka menemukan bahwa pengukuran pengerasan hati dan gradasi fibrosis berkorelasi dengan baik, dengan nilai cut-off optimal yang ditentukan pada 8,7 dan 14,5 kPa untuk F ≥2 dan F=4 Ziol, 2005 Amellal dkk dari Maroko telah meneliti adanya hubungan antara FibroScan dengan biopsi hati pada 125 pasien HCV. Studi ini memperlihatkan bahwa biopsi hati dan FibroScan sejalan dalam mendeteksi untuk penilaian fibrosis pada HCV. Angka rata-rata kesesuaian antara FibroScan dan biopsi hati dalam mendeteksi fibrosis minimal F0-1 adalah 89,8 kappa = 0,68; p 0,001. Mereka juga mendapatkan angka rata-rata kesesuaian dalam Universitas Sumatera Utara mendeteksi significant fibrosis F2 yaitu 78,8 Kappa = 0,40; p 0,001, sebaik dalam mendeteksi severe fibrosis F3, F4 yaitu 77.5 Kappa = 0.68; p 0.001 Amellal, 2009 . Marcellin dkk juga meneliti akurasi FibroScan pada 173 pasien hepatitis B kronis yang dilakukan biopsi hati dan didapatkan hasil adanya korelasi yang baik antara pengukuran kekakuan hati kPa dengan biopsi, dengan nilai cut-off optimal yang ditentukan pada 7,2 dan 11 kPa untuk F ≥2 dan F=4 dan menyatakan bahwa FibroScan bisa diandalkan untuk mendeteksi fibrosis dan sirosis pada pasien HBV dengan SE 0,70 dan SP 0,83 untuk F ≥2 dan SE 0,93 serta SP 0,87 untuk F=4 Marcellin, 2009 . Pada penelitian ini, cut-off yang dipergunakan sesuai dengan cut-off dari Ledinghen dan Vergniol Gambar 2.1, dengan nilai cut-off yang memang sesuai dengan penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya, dengan F0-1 = 0-7,1 kPa; F2 = 7,1-9,3 kPa; F3 = 9,3-14,5 kPa; F4 = 14,5 kPa Ledinghen, 2008 . Gambar 2.1 Transient elastography FibroScan Universitas Sumatera Utara Serum marker dapat digunakan untuk fibrosis hati.Serum marker untuk fibrosis hati dibagi atas 2 kelompok yaitu petanda langsung dan tidak langsung. A. Petanda tidak langsung Studi studi sebelumnya telah mengevaluasi petanda non invasive untuk memprediksi keberadaan fibrosis atau sirosis pada penderita hepatitis kronis, seperti : 1. Rasio ASTALT indeks AAR: Rasio ASTALT lebih besar dari 1 dengan kuat menyarankan sirosis dengan sensitivitas 78 dan spesifisitas 97 2. Skor PGA: Kombinasi pengukuran indeks protombin, GGT dan apolipoprotein A1 PGA. 3. Fibrotest, pemeriksaan melibatkan alfa-2 makroglobulin, alfa2 globulin, gamma globulin, apolipoprotein A1, gamma GT, dan bilirubin total. 4. Acti Test, pemeriksaan memodifikasi Fibrotest dengan menyertakan ALT 5. Skor Forns indeks Forns, berdasarkan 4 variabel umum dijumpai di kloinik meliputi jumlah trombosit, umur, level kolesterol, dan GGT.

6. Rasio ASTtrombosit indeks APRI, model ini konsisten dan objektif

pada laboratorium rutin pasien pasien dengan hati kronis. 7. Fibroindex menggunakan variable trombosit, AST dan YGlobulin. 8. Kombinasi AST,INR, trombosit indeks GUCI B.Penanda langsung direct marker Penanda langsung seperti : Collagen type IV, Hyaluronic acid, Procollagen III peptide, Platelet. Skor APRI merupakan petanda fibrosis hati non invasive, pertama kali dikemukakan oleh Wai dkk, dengan menggunakan variable AST dan jumlah trombosit. Rumus untuk menghitung skor adalah Kadar AST Batas atas normal AST x 100 Trombosit 10 9 L APRI = Universitas Sumatera Utara