Intro Video Simulasi Evaluasi

20 astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal. 2.1.5 Multimedia Pembelajaran Interaktif Materi Cacat Mata dengan Menggunakan Program Adobe Flash CS3. Multimedia pembelajaran interaktif materi cacat mata terdiri dari beberapa menu pokok, yaitu intro, halaman utama, materi, video simulasi, info update dan evaluasi.

2.1.5.1 Intro

Intro merupakan serangkaian animasi yang pertama kali muncul ketika program dijalankan. Untuk menuju ke menu utama dapat dilakukan dengan meng- klik tombol enter. Tampilan intro dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Tampilan intro 2.1.5.2 Halaman utama Halaman utama terdiri dari delapan pilihan menu yang disediakan yaitu pendahuluan, standar kompetensi, materi, video simulasi, info update, evaluasi, daftar pustaka, dan tentang program. Siswa bisa memilih menu dengan cara meng- 21 klik tombol-tombol tersebut. Tampilan untuk halaman utama dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Tampilan halaman utama 2.1.5.3 Materi Menu materi menampilkan materi-materi tentang cacat mata, antara lain adalah bagian-bagian mata, proses melihat pada mata, dan macam-macam cacat mata. Agar materi disajikan menarik, maka disertakan pula gambar dan simulasi tentang cacat mata. Setiap halaman materi, program disertakan dengan tombol ”lanjut, dan ”kembali”. Tampilan untuk materi dapat dilihat pada gambar 2.11. Gambar 2.11 Tampilan materi 22

2.1.5.4 Video Simulasi

Pada menu video simulasi terdapat simulasi video tentang proses melihat pada mata dan macam-macam cacat mata. Setiap animasi diberi fasilitas tombol “play”. Tampilan untuk simulasi dapat dilihat pada gambar 2.12. Gambar 2.12 Tampilan simulasi 2.1.5.5 Info Update Menu info update berisi materi yang ada hubungannya dengan cacat mata tetapi tidak ada dalam kurikulum. Menu ini berisi materi tentang lenssa kontak dan operasi lasik. Tampilan menu info update dapat dilihat pada gambar 2.13. Gambar 2.13 Tampilan info update 23

2.1.5.6 Evaluasi

Evaluasi terdiri dari 10 butir soal yang berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Pemakai diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat. Setiap masukan jawaban dari pemakai akan tersimpan secara kolektif yang kemudian akan diperlihatkan pada akhir halaman evaluasi. Tampilan untuk evaluasi dapat dilihat pada gambar 2.14. Gambar 2.14 Tampilan evaluasi 2.2 Kerangka Berfikir Komputer sebagai salah satu media pembelajaran telah banyak dikembangkan oleh para pendidik untuk menjadi media pembelajaran yang efektif. Dengan komputer dapat ditampilkan materi pelajaran dalam bentuk tulisan, gambar, suara dan animasi yang dapat membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran tersebut. Media pembelajaran berbasis multimedia menggunkan banyak media, dapat membantu siswa memahami 24 materi pembelajaran dengan lebih mudah, menarik dan dapat membuat siswa merasakan kejadian nyata melalui simulasi. Ilmu fisika merupakan bidang ilmu yang mempelajari gejala-gejala fisis yang terjadi di alam. Namun tidak semua gejala-gejala fisis tersebut dapat diamati secara langsung. Salah satu gejala fisis tersebut adalah fenomena cacat mata. Proses jalannya sinar dan pembentukan bayangan pada mata serta bagaimana proses terjadinya cacat mata akan sulit diamati secara langsung. Konsep-konsep tersebut harus dimodelkan secara matematis kemudian divisualisasikan dengan komputer sehingga gejala fisisnya bisa dipahami. Jadi, visualisasi dengan pemrograman komputer merupakan salah satu solusi dalam pembelajaran fisika. Dalam hal ini visualisasi komputer tersebut dikemas dengan media lain seperti tulisan, gambar dan suara sehingga menghasilkan suatu media yang disebut multimedia pembelajaran interaktif. Pemberian materi dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif akan memberikan alternatif pemelajaran yang baru. Mengalami dan mendalami sendiri pengetahuan yang didapatkannya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam jiwanya. Penggunaan dan penyampaian meteri dengan multimedia pembelajaran interaktif akan memudahkan siswa dalam memahami materi fenomena cacat mata karena tidak membuat jenuh dan mudah dalam pengoperasiannya. 25 Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan berikut ini: Bagan 2.1. Alur Kerangka Berfikir Penelitian fenomena cacat mata susah dipahami oleh siswa karena tidak bisa diamati secara langsung. Fakta Pemahaman siswa mengenai fenomena cacat mata rendah Pembelajaran dengan multimedia pembelajaran interaktif Pembelajaran dengan media gambar Menampilkan konsep tentang fenomena cacat mata secara abstrak, visual dan interaktif Menampilkan konsep tentang fenomena cacat mata secara abstrak Tingkat pemahaman siswa mengenai fenomena cacat mata yang mendapat pembelajaran mengunakan multimedia pembelajaran interaktif lebih baik dari tingkat pemahaman siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media gambar 26

2.3 Hipotesis Penelitian