Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sampel Limbah Kaca Pada penelitian ini limbah kaca yang digunakan adalah potongan lembaran kaca bening yang diambil di TPA daerah Sleman Yogyakarta. Limbah kaca yang digunakan berbentuk lembaran kaca bening tak berwarna. Bentuk fisik dari limbah kaca yang digunakan sebagai bahan baku sintesis yang sudah digerus dan diayak dengan ayakan berukuran 100 mesh dapat dilihat di Gambar 9. sedangkan hasil sintesis dari silika gel dapat dilihat di Gambar 10. Gambar 9. Sampel Serbuk Limbah Kaca Gambar 10. Silika Gel Hasil Sintesis 35 2. Sintesis Silika Gel dari Kaca Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel yang berbahan dasar berupa limbah kaca. Metode yang digunakan untuk menghasilkan silika gel adalah metode sol gel. Melalui metode sol gel tersebut, serbuk limbah kaca direaksikan dengan larutan natrium hidroksida membentuk natrium silikat yang selanjutnya direaksikan dengan asam klorida membentuk silika gel. Pada penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi asam klorida yang direaksikan dengan larutan natrium hidorksida untuk membentuk silika gel. Hasil serbuk silika gel dengan variasi konsentrasi asam klorida disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Data Hasil Sintesis Silika Gel dengan Variasi Konsentrasi Asam Klorida Konsentrasi HCl M Silika Gel gram Rendemen Silika Gel 1 1,3962 23,27 3 2,1121 35,20 Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa adanya pengaruh konsentrasi asam klorida terhadap banyaknya serbuk silika gel yang terbentuk. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa HCl 3 M menghasilkan serbuk silika gel yang lebih banyak dibandingkan dengan HCl 1 M. Hasil sintesis berupa serbuk silika gel nantinnya akan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi inframerah IR untuk mengetahui gugus fungsi dan diuji efektivitas silika gel untuk prekonsentrasi ion timbalII melalui metode ekstraksi fasa padat. 36 3. Karakterisasi Gugus Fungsi dengan Analisis Spektra Inframerah Setelah proses sintesis dilakukan, selanjutnya dilakukan karakterisasi untuk menguji gugus fungsi silika gel dengan melihat spektra inframerah. Pengujian dengan spektroskopi inframerah dilakukan pada akhir proses sintesis yang bertujuan untuk memastikan keberhasilan dari proses sintesis tersebut. Hasil pengujian gugus fungsi dengan spektroskopi inframerah berupa silika gel hasil sintesis dan silika kiesel berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 11. dan Gambar 12. berikut: Gambar 11. Spektra Inframerah Silika Gel dari Limbah Kaca. ulur –OH Si-OH tekuk –OH Si-OH ulur Si-O Si-O-Si ulur Si-O Si-OH ulur Si-O Si-O-Si tekuk Si-O-Si 37 Gambar 12. Spektra Inframerah Kiesel Gel 60G 4. Uji Efektivitas Prekonsentrasi Ion Logam Berat Timbal Sintesis silika gel telah berhasil dilakukan dan dipastikan bahwa gugus fungsi masing-masing silika telah terbentuk dengan analisa spektra inframerah. Hal tersebut diketahui dari hasil analisis dengan spektroskopi inframerah yang menunjukkan adanya kesamaan spektrum inframerah silika gel hasil sintesis dari limbah kaca dengan Kiesel Gel 60G. Kesamaan spektrum diliihat dari nilai bilangan gelombang yang menunjukkan energi yang diserap oleh gugus fungsi dalam senyawa tersebut. Hasil kedua spektrum menunjukkan adanya serapan gugus silanol Si-OH pada bilangan gelombang sebesar 3448,72 cm -1 ; 3464,15 cm -1 serta serapan gugus siloksan Si-O-Si dengan bilangan gelombang yang sama sebesar 1095,7 cm -1 . Nilai bilangan gelombang tersebut khas untuk karakteristik gugus fungsi silika gel karena setiap gugus fungsi menyerap energi yang berbeda satu sama lain Silvester, Webster, Kiemle, 2005. 50 75 100 125 150 175 200 250 300 350 400 cm 1 7. 1 22. ulur –OH Si- OH tekuk –OH Si-OH ulur Si-O Si-O-Si ulur Si-O Si-OH ulur Si-O Si-O-Si tekuk Si-O-Si 38 Serbuk silika gel hasil sintesis digunakan untuk prekonsentrasi ion larutan ion timbalII dengan metode ekstraksi fasa padat. Hasil prekonsentrasi ion timbalII dengan metode ekstraksi fasa padat yang dianalisa dengan metode SSA ditunjukkan pada dibawah ini: Tabel 6. Data Ekstraksi Fasa Padat terhadap Ion TimbalII No. Sampel Parameter Volum Cairan mL Hasil Pengukuran ppm Rata-rata ppm 1 TimbalII sebelum ekstraksi fasa padat Pb 20 3,723 3,723 3,825 3,757 2 TimbalII setelah ekstraksi fasa padat Pb 17 Ttd Ttd Ttd - 3 TimbalII setelah dielusi dengan HNO 3 Pb 10 6,285 6,387 6,490 6,387 Keterangan: ttd = tidak terdeteksi di bawah batas deteksi Batas deteksi Pb = 0,01 ppm

B. Pembahasan