27 perbedaaan penelitian ini adalah terletak pada ion logam yang digunakan yakni
berupa ion timbalII dan prosedur metode sol yang digunakan.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan silika berbahan dasar limbah kaca berupa lembaran limbah kaca bening yang dapat digunakan untuk pemekatan
prekonsentrasi ion timbalII. Kaca merupakan salah satu jenis bahan yang bersifat rapuh dan tidak dapat digunakan kembali sehingga menyebabkan terjadinya
limbah kaca. Menurut Coleman, Li, Raza, 2014 bahwa senyawa utama yang terkandung dalam limbah kaca adalah silikon dioksida SiO
2
dengan kadar lebih dari 70 dari total campuran senyawanya. Sementara itu berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Saputra, Rudiyansyah, Wahyuni 2014 dan Febriyanti, Zahara, Wahyuni 2014 diketahui bahwa kandungan silika dalam
limbah kaca berturut-turut sebesar 74,96 dan 74,98. Oleh karena tingginya kandungan SiO
2
pada limbah kaca maka limbah kaca dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat silika gel. Dalam penelitian ini proses sintesis silika gel
berbahan baku limbah kaca dilakukan melalui proses sol gel. Proses sol gel melibatkan beberapa tahap yakni pembentukan natrium silikat, pembentukan silika
gel dan pemanasan silika gel. Pada tahap pembentukan natrium silikat terjadi reaksi antara serbuk limbah
kaca dengan larutan natrium hidroksida NaOH. Serbuk limbah kaca direndam dengan larutan NaOH dan dipanaskan sambil diaduk menggunakan magnetic
stirrer . Larutan natrium silikat yang terbentuk dibiarkan selama satu malam. Pada
tahap pembentukan gel terjadi reaksi antara natrium silikat dengan asam klorida
28 HCl membentuk asam silikat dan terjadi polimerisasi asam silikat. Senyawa asam
silikat secara cepat terpolimerisasi menjadi polimer hingga akhirnya membentuk hidrogel. Hidrogel yang terbentuk didiamkan selama semalam pada suhu ruang
guna meningkatkan kekuatan dan kekakuan silika gel serta memperbesar ukuran partikel dan pori silika gel. Selanjutnya pada tahap pemanasan dilakukan
pengeringan hidrogel hingga terbentuk silika gel kering. Pada tahap ini terjadi penyusutan ukuran silika gel karena kehilangan massa cairan dalam jumlah yang
cukup besar. Silika gel kering yang terbentuk dianalisa secara spektroskopi inframerah IR untuk mengidentifikasi gugus fungsi khas yang merupakan
karakteristik gugus silika. Pada penelitian ini akan dilakukan pemekatan prekonsentrasi ion
timbalII dengan memanfaatkan silika melalui proses ekstraksi fasa padat. Metode ektraksi fasa padat merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
pemekatan suatu analit. Ekstraksi fasa padat melibatkan fasa diam dan fasa gerak. Dalam penelitian ini fasa diam adalah silika gel hasil sintesis limbah kaca dan fasa
gerak adalah larutan PbNO
3 2
dan HNO
3
. Diharapkan terjadi interaksi antara fasa diam dan fasa gerak yang akan berpengaruh terhadap pemekatan ion timbalII.
Larutan yang keluar dari kolom ekstraksi fasa padat dianalisa besarnya nilai absorbansi dengan metode spektrofotometri serapan atom SSA. Hasil SSA
tersebut menunjukkan kemampuan silika memekatkan suatu larutan yang mengandung ion timbalII.
29
BAB III METODE PENELITIAN