KEBUTUHAN INVESTASI PELABUHAN Perhubungan & LLAJ

22 Tabel 4-2 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan oleh Pemerintah dan Pihak Swasta untuk Pengembangan Fasilitas Pelabuhan, 2011-2030 Catatan: 1. Pembiayaan dari sektor keuangan pemerintahswasta untuk tanah, infrastruktur dasar dan non-komersial terminal, rehabilitasipengembangan pelabuhan- pelabuhan kecil baru. Sedangkan pembiayaan sektor swasta murni adalah untuk pembangunan terminal di pelabuhan-pelabuhan komersial; 2. Diperkirakan bahwa untuk periode 2011-2015 dari total kebutuhan pembiayaan sebesar US, 12.212 juta porsi BUMN mencapai US3.521 juta.

4.3 PEMBIAYAAN PELABUHAN DAN KERANGKA DUKUNGAN DAN PENJAMINAN

PEMERINTAH 4.3.1 Indikasi Kebutuhan Pembiayaan Sampai dengan tahun 2030 Indonesia harus menyediakan anggaran sebesar US 45-50 milyar untuk pembiayaan pembangunan dan pengembangan kapasitas pelabuhan.Diperkirakan sekitar 68 dari seluruh total investasi pengembangan pelabuhan baru di Indonesia memerlukan pendanaan dari pihak swasta, terutama berdasarkan skema kerjasama pemerintah dan swasta KPS melalui pemberian konsesi untuk jangka panjang, terutama untuk pelabuhan komersial seperti terminal peti kemas, terminal curah, dan fasilitas pelabuhan komersial lainnya. Sisanya sekitar 32 diperlukan untuk penyediaan lahan, prasarana umum pelabuhan seperti pendalaman alur pelayaran dan penahan gelombang breakwater, penyediaan terminal pelabuhan non-komersial, rehabilitasi dan pengembangan pelabuhan kecil baru feeder yang harus disediakan oleh pemerintah.

4.3.2 Potensi Sumber Pembiayaan Investasi Sektor Pemerintah

UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan bahwa investasi infrastruktur dasar pelabuhan menjadi tanggung jawab Penyelenggara Pelabuhan. Penyelenggara Pelabuhan merupakan lembaga yang memiliki aset finansial dan pengalaman yang terbatas dalam penyelenggaraan pelabuhan. Dalam masa transisi, lembaga tersebut hanya mempunyai anggaran yang terbatas dan pada dasarnya belum memiliki kapasitas untuk melakukan pinjaman di awal tahun operasionalnya. Satu- satunya sumber utama pendanaan infrastruktur dalam jangka pendek adalah dari anggaran pemerintah. Apabila Penyelenggara Pelabuhan belum memiliki sumber pembiayaan yang mencukupi, maka potensi sumber pendanaan untuk investasi infrastruktur pelabuhan dapat berasal dari konsesi. Di masa mendatang, sumber pembiayaan infrastruktur dasar untuk Penyelenggara Pelabuhan akan berkembang sejalan dengan peningkatan kinerja keuangan Penyelenggara Pelabuhan. Hal ini akan terjadi apabila Penyelenggara Pelabuhan dimungkinkan untuk mengelola pendapatannya, termasuk pendapatan dari penyelenggaraan kepelabuhanan misalnya jasa labuh, sewa lahan, konsesi. Dengan demikian Penyelenggara Pelabuhan dapat meningkatkan pendapatannya.

4.3.3 Kerangka Dukungan dan Penjaminan Pemerintah

Karena keterbatasan anggaran, interaksi antara pihak pemerintah dan swasta diatur dalam tiga jenis peraturan, yaitu peraturan mengenai Kerjasama Pemerintah dan Swasta KPS, peraturan spesifik sektor, dan peraturan umum lainnya yang mengatur kegiatan usaha di Indonesia. Terdapat empat prinsip dasar kebijakan investasi dalam kategori KPS, yaitu:

a. Kebijakan Pemerintah dalam Penyediaan Infrastruktur

Pemerintah bermaksud untuk memusatkan kebijakannya dalam i pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur yang ada, ii fokus pada pengembangan infrastruktur yang secara ekonomi layak, namun secara finansial tidak layak, iii pemberian subsidi dan kompensasi pada PSO Kewajiban Layanan Umum dalam pelayanan infrastruktur, dan iv mengisi celah kebutuhan pembiayaan infrastruktur dengan cara menawarkan proyek KPS kepada pasar.

b. Peraturan dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Peraturan mengenai percepatan pembangunan infrastruktur ditunjukkan dalam Tabel 4.3 Peraturan KPS terutama mengacu pada Peraturan Presiden No. 672005 mengenai Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur, yang telah dirubah dalam Peraturan Presiden No. 132010 dan No. 562011 yang memungkinkan pemberian dukungan dan penjaminan pemerintah. Sebagai tambahan, dua peraturan lainnya mengenai penjaminan pemerintah mengacu pada Peraturan Presiden No. 782010 tentang Dana Penjaminan Infrastruktur melalui Pemberian Dana Penjaminan dan Peraturan Menteri Keuangan No. 2602010 tentang 24 implementasi dari Penjaminan Infrastruktur melalui Pemberian Dana Penjaminan Infrastruktur. Berdasarkan Nota Kesepahaman MoU antara Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Badan Kerjasama Penanaman Modal BKPM, Kementerian Keuangan dapat menyediakan fasilitas i kebijakan dana talangan melalui Pusat Investasi Pemerintah PIP, ii penjaminan untuk resiko infrastruktur melalui PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia PII, dan iii layanan proyek pengembangan melalui PT. Sarana Multi Infrastruktur PT. SMI. Table 4-1Dasar Hukum Investasi Sektor Swasta No. Regulasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta KPS Penjelasan Skema dan Pedoman KPS 1 Peraturan Presiden No.67 Tahun 2005 Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur 2 Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 Perubahan atas Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur 3 Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2011 Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur 4 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2012 Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur 5 Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 83 Tahun 2010 Panduan Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi Manajemen Resiko , Dukungan Pemerintah dan Penjaminan Infrastruktur 6 Peraturan Menteri Keuangan No. 38PMK.012006 Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrastruktur 7 Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010 Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur 8 Peraturan Menteri Keuangan No. 260PMK.0112010 Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Pedoman, Organisasi, dan Prosedur KPS No. Regulasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta KPS Penjelasan 9 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas No. 3 Tahun 2009 Daftar Rencana Proyek Kerjasama 10 Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2005 Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur KKPPI 11 Public Private Partnership Book, Sector of Transportation, 2010-2014, Ministry of Transportation 2010 12 Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2011 Perubahan atas Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur KKPPI 13 Peraturan Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur No. PER- 01M.EKON052006 Organisasi dan Tata Kerja Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur KKPPI 14 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur No. PER- 3M.EKON062006 Tata Cara dan Kriteria Penyusunan Daftar Prioritas Proyek Infrastruktur Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha 15 Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur No. PER- 4M.EKON062006 Tata Cara Evaluasi Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur yang Membutuhkan Dukungan Pemerintah Kerjasama Daerah 16 Peraturan PemerintahNo. 50 Tahun 2007 Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah Pengadaan Tanah 17 Undang-undang No. 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah bagi Pengembangan Pembangunan untuk Kepentingan Umum 18 Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum 20 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun Ketentuan Pelaksanaan Perpres No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan