BAB 3: PROYEKSI LALU LINTAS MUATAN MELALUI
PELABUHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBANGUNAN KEPELABUHANAN DI INDONESIA
3.1 LATAR BELAKANG
Peran pelabuhan di Indonesia sebagai negara maritim sangat dominan dalam pembangunan nasional. Hal tersebut tercermin dalam kegiatan pelabuhan untuk
menunjang perdagangan internasional dan domestik secara nasional pada skala sangat besar. Pada tahun 2009, pelabuhan Indonesia menangani 968,4 juta ton muatan yang
terdiri atas 560,4 juta ton muatan curah kering hampir tiga perempatnya adalah batubara, 176,1 juta ton muatan curah cair 86 persennya adalah minyak bumi atau
produk minyak bumi dan minyak kelapa sawit, 143,7 juta ton general cargo dan 88,2 muatan peti kemas terlihat pada Tabel 3-1, dan Gambar 3-1 dan 3-2.
Perdagangan luar negeri tercatat sebesar 543,4 juta ton atau 56 dari total volume muatan yang ditangani melalui pelabuhan Indonesia pada tahun 2009. Muatan ekspor
sebesar 442,5 juta ton atau lebih dari 80 perdagangan luar negeri, sementara impor sebanyak 101,0 juta ton atau 20 perdagangan luar negeri. Muatan ekspor lebih tinggi
karena angkutan batubara jumlahnya sangat besar yaitu 278,6 juta ton pada tahun 2009.
Tabel 3-1 juga menunjukkan pertumbuhan lalu-lintas barang melalui pelabuhan Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 1999 sampai dengan 2009 yang
meningkat rata-rata 11,0 . Namun demikian, penyebaran pertumbuhannya sangatlah beragam, sebagai contoh, lalu lintas curah kering meningkat lebih dari lima kali lipat
dari 95,2 juta ton pada tahun 1999 menjadi 560,4 juta ton pada tahun 2009. Muatan peti kemas juga meningkat rata-rata 12,3 , yaitu dari 27,7 juta ton pada tahun 1999
menjadi 88,2 juta ton pada tahun 2009 lihat juga Gambar 3-3. General cargo meningkat rata-rata 7,3 , sementara komoditas curah cair memiliki pertumbuhan
yang lebih rendah, yaitu 1,7 selama perioda ini. Secara total, lalu-lintas barang melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menurut kelompok jenis muatan utama
diperlihatkan pada Tabel 3-2 serta secara grafis pada Gambar 3-1 sampai 3-3. Sedangkan lalu-lintas antar pelabuhan arus perdagangan menurut jenis komoditasnya
ditunjukkan pada Sub LampiranB.
Pertumbuhan perdagangan masa depan di Indonesia akan banyak dipengaruhi oleh tingkat implementasi kebijakan pemerintah untuk melakukan percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi, yang tertuang dalam Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 MP3EI. Dengan pusat
pertumbuhan dan koridor ekonomi yang telah ditetapkan Gambar 3-4 beserta sistem transportasi nasional yang akan menjamin konektivitas, MP3EI mengarahkan untuk
terwujudnya Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Melalui implementasi MP3EI, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara maju pada tahun 2025, yang
berarti pertumbuhan ekonomi riil antara 6,4 – 7,5 diharapkan bisa tercapai pada