BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian Tabel 4.1. Karakteristik dasar subyek penelitian N = 48
Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik dasar subyek penelitian. Penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2011 hingga Oktober 2011 terhadap pasien
Karakteristik dasar Subyek
N 48 Usia gestasi
37 minggu 18
37.5 ≥ 37 minggu
30 62.5
Jenis kelamin
Laki-laki 26
54.2 Perempuan
22 45.8
Berat badan lahir BBL
2500 gram 16
33.3 ≥ 2500 gram
32 66.7
Volume residu lambung
≥ 20 27
56.3 20
21 43.8
Jenis residu lambung
Susu 33
68.8 Billious
7 14.6
Bloody 8
16.7
Gangguan fungsi jantung
Ada 39
81.3 Gangguan fungsi sistolik saja
8 16.67
Gangguan fungsi diastolic saja 15
31.25 Gabungan gangguan fungsi sistolik dan diastolik
16 33.33
Tidak ada 9
18.8
Penyakit jantung bawaan PJB
Ada 15
31.3 Tidak
33 68.8
commit to user
neonatus berisiko sepsis yang dirawat di ruang HCU high care unit-neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta
setuju untuk ikut dalam penelitian. Berdasarkan perhitungan besar sampel dibutuhkan subyek penelitian sebanyak 45 anak.
Dari distribusi didapatkan usia gestasi subyek penelitian 37 minggu prematur adalah 18 subyek 37.5, berat badan lahir rendah 2500 gram
sebanyak 16 33.3 dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan, sebesar 26 subyek 54.2. Dari hasil pemeriksaan residu lambung didapatkan 27
subyek 56.3 yang mengalami residu positif ≥20, dengan jenis residu terbanyak adalah susu 68.8, kemudian billious 14.6 dan bloody residu
sebanyak 16.7. Dari seluruh subyek penelitian sebagian besar 81.3 mengalami
gangguan fungsi jantung, di mana terdiri dari 8 subyek 16.67 dengan gangguan fungsi sistolik saja, 15 subyek 31.25 mengalami gangguan fungsi
diastolik saja dan 16 subyek 33.3 mengalami gangguan fungsi keduanya, baik sistolik maupun diastolik. Sedangkan dari semua subyek, didapatkan 15 subyek
31.3 menderita penyakit jantung bawaan PJB. Tabel 4.2 memuat adanya kejadian residu lambung pada subyek penelitian
berdasarkan usia gestasi, jenis kelamin, berat badan lahir, ada tidaknya gangguan fungsi jantung serta PJB. Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya residu lambung memiliki kemungkinan sebesar 6.25 kali untuk terjadinya gangguan fungsi jantung pada neonatus berisiko sepsis secara signifikan
OR:6.25; CI 95:1.14 sd 34.29, demikian juga kemungkinan terhadap adanya perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
gangguan fungsi sistolik sebesar 3.4 kali OR:3.40; CI 95:1.03 sd 11.26. Sedangkan untuk prematuritas, BBLR dan penyakit jantung bawaan merupakan
faktor risiko untuk terjadinya residu lambung, namun tidak signifikan secara statistik.
Tabel 4.2. Kejadian residu lambung menurut berbagai kategori variabel pada neonatus berisiko sepsis
Variabel Residu lambung
N Total 48
n OR
p CI 95
positif
≥
20 negatif
20 Usia gestasi
37 minggu 12 66.7
6 33.3 18 100.0
2.00 0.260
0.59 sd 6.73 ≥ 37 minggu
15 50 15 50
30 100.0
Jenis kelamin
laki-laki 17 65.4
9 34.6 26 100.0
2.27 0.165
0.71 sd 7.27 Perempuan
10 45.5 12 54.5
22 100.0
Berat badan lahir BBL
2500 gram 11 68.8
5 31.3 16 100.0
2.20 0.217
0.62 sd 7.79 ≥ 2500 gram
16 50 16 50
32 100.0
Gangguan fungsi jantung
Ada 25 64.1
14 35.9 39 100.0
6.25 0.022
1.14 sd 34.29 Tidak
2 22.2 7 77.8
9 100.0
Gangguan fungsi sistolik
Ada 17 70.8
7 29.2 24 100.0
3.40 0.042
1.03 sd 11.26 Tidak
10 41.7 14 58.3
24 100.0
Gangguan fungsi diastolic
Ada 20 64.5
11 35.5 31 100.0
2.60 0.119
0.77 sd 8.75 Tidak
7 41.2 10 58.8
17 100.0
Penyakit jantung bawaan PJB
Ada 10 66.7
5 33.3 15 100.0
1.88 0.327
0.53 sd 6.72 Tidak
17 51.5 16 48.5
33 100.0
commit to user
Tabel 4.3. Hubungan antara jenis residu lambung terhadap risiko terjadinya gangguan fungsi jantung pada neonatus berisiko sepsis
Variabel Residu lambung
Positif ≥ 20 Negatif
20 Jenis residu lambung N
Susu billous
bloody Gangguan fungsi jantung
Ada 16 94.12
3 75.0 6 100.0
14 66.67 Tidak
1 5.88 1 25.0
0 0.00 7 33.33
Total 17 100.0
4 100.0 6 100.0
21 100.0 OR
8.00 1.50
6.72
P 0.066
0.744 0.165
CI 95
0.87 sd 73.27 0.13 sd 17.18
0.33 sd 136.20
Tabel 4.3 menunjukkan hubungan antara kejadian residu lambung, baik volume maupun jenisnya, terhadap risiko adanya gangguan fungsi jantung pada
neonatus berisiko sepsis. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok neonatus dengan residu lambung jenis susu memiliki risiko untuk mengalami
gangguan fungsi jantung delapan kali lebih besar daripada tanpa residu lambung OR: 8.00; CI95 0.87 sd 73.27. Sedangkan untuk residu jenis bilious maupun
bloody memiliki kemungkinan untuk mengalami gangguan fungsi jantung sebesar 1.5 kalinya dan 6.72 kalinya OR:1.50 ;CI95 0.13 sd 17.18 dan OR:6.72 ;CI95
0.33 sd 136.20.
B. Pembahasan