Definisi Operasional Variabel dan Cara Pengukuran 1. Residu lambung

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel tergantung adalah residu lambung 2. Variabel bebas adalah gangguan fungsi jantung 3. Variabel perancu yang dinilai adalah Necrotizing Enterocolitis NEC dan prematuritas. G. Definisi Operasional Variabel dan Cara Pengukuran G.1. Residu lambung Interpretasi residu lambung pada neonatus dianggap tidak normal apabila volume residu lambung mencapai lebih dari 30 dari total formula yang diberikan 3 sampai 4 jam sebelum dilakukan aspirasi lambung Dollberg, 2000. Prosedur ini biasanya dilaksanakan setiap kali sebelum menyusui untuk menentukan apakah pemberian formula sebelumnya dapat ditoleransi dan dicerna dengan baik, untuk mengetahui adanya intoleransi minum Gomella, 2004. Aspirasi lambung yang normal pada neonatus adalah jika didapatkan kurang dari 20 dari volume formula yang diberikan 3-4 jam sebelum pengukuran, berupa formula tak tercerna berwarna susu, terutama banyak didapatkan pada neonatus kurang bulan. Gomella, 2004; Dollberg, 2000. Cara untuk mengevaluasi pemberian minum setiap 4 jam adalah dengan aspirasi lambung melalui selang orogastrik atau nasogastrik menggunakan spuit. Dilakukan oleh perawat ruang HCU-neonatus RSUD Dr. Moewardi dan dicatat dalam formulir pemantauan mengenai jenis dan volumenya dan diambil rata- commit to user ratanya selama pengamatan 2 x 24 jam. Jika jumlah volume lebih dari 20 dari total formula yang diberikan maka dinyatakan positif Gomella, 2004. G.2. Gangguan fungsi jantung Gangguan fungsi jantung yang dinilai adalah fungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri yang mencerminkan aliran darah sistemik. Fungsi sistolik ventrikel kiri dapat dinilai dengan mengukur persentase pemendekan diameter ventrikel kiri selama sistolik FS dan fraksi ejeksi EF. Nilai normal persentase pemendekan diameter ventrikel kiri selama sistolik FS berkisar antara 28 - 44 dengan rata-rata 36. Sedangkan nilai normal fraksi ejeksi EF berkisar antara 56 - 78 dengan rata-rata 66. Fungsi sistolik dinyatakan terganggu pada penelitian ini apabila didapatkan hasil penurunan persentase pemendekan diameter ventrikel kiri selama sistolik FS sebesar ≤ 30 dan peningkatan fraksi ejeksi EF sebesar ≥ 80 Myung, 2008. Gangguan fungsi diastolik ventrikel kiri diketahui dengan mengukur kecepatan maksimal pengisian ventrikel kiri pada saat awal diastolik E, kecepatan maksimal pengisian ventrikel pada saat kontraksi atrium A, keduanya dengan besaran msec, serta kecepatan rasio maksimal pengisian awal dan akhir EA. Fungsi diastolik ventrikel dinyatakan terganggu pada penelitian ini apabila didapatkan hasil rasio EA ≤ 1. Pada sepsis neonatus, sebagai karakteristik adanya gangguan fungsi diastolik ditunjukkan oleh ketinggian konstan waktu relaksasi ventrikel kiri, yang tampak jelas pada sepsis hari pertama, ketiga dan ketujuh Sharma, 2007; Myung, 2008. Gangguan fungsi jantung dinyatakan positif, apabila didapatkan salah satu atau kedua fungsi, baik diastolik maupun sistolik commit to user terganggu. Pengukuran menggunakan alat ekokardiografi Doppler dua dimensi yang dilakukan oleh dokter spesialis anak konsultan kardiologi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. G.3. Sepsis neonatus Neonatus dengan risiko sepsis awitan dini dinilai berdasarkan tabel dibawah ini : Tabel 3.1. Pengelompokan faktor risiko sepsis Risiko mayor Risiko minor 1. Ketuban pecah 24 jam 2. Ibu demam; saat intrapartum 38ºC 3. Korioamnionitis 4. Denyut jantung janin yang menetap160xmenit 5. Ketuban berbau 1. Ketuban pecah 12jam 2. Ibu demam; saat intrapartum suhu 37,5ºC 3. Nilai APGAR rendah menit ke15, menit ke 57 4. Bayi berat lahir sangat rendah BBLSR,1500 gram 5. Usia kehamilan 37 minggu 6. Kehamilan ganda 7. Keputihan pada ibu 8. Ibu dengan infeksi saluran kemih ISK tersngka ISK yang tidak diobati. Sumber: Aminullah, 2009 Klinis sepsis yang dipakai pada penelitian ini adalah bila didapatkan tanda-tanda sebagai berikut : FIRS SIRS ditegakkan apabila terdapat 2 atau lebih keadaan sebagai berikut : 1. laju nafas 60xm dengan atau tanpa retraksi dan desaturasi O2 2. suhu tubuh tidak stabil 36C atau 37,5C 3. capillary refill time 3 detik 4. hitung lekosit 4000x109L atau 34000x109 5. CRP 10 mgdl perpustakaan.uns.ac.id commit to user 6. IL-6 atau IL-870 pgml 7. 16 S rRNA gene PCR: positif. Tabel 3.2. Gambaran klinis sepsis neonatal Gambaran klinis sepsis neonatal: Variabel klinis Suhu tubuh tidak stabil Laju nadi 180 kalimenit atau 100 kalimenit Laju nafas 60kalimenit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen Letargi Intoleransi glukosa plasma glukosa 10 mmolL Intoleransi minum Variabel hemodinamik Tekanan darah 2 SD menurut usia bayi Tekanan darah sistolik 50 mmHg bayi usia 1 hari Tekanan darah sistolik 65 mmHg bayi usia kurang dari 6 bulan Variabel perfusi jaringan Pengisian kembali kapilercapillary refill 3 detik Asam laktat plasma 3 detik Variabel inflamasi Leukositosis 34000x10 9 Leukopenia 5000x10 9 Neutrofil muda 10 Neutrofil muda total neutrofil IT ratio0.2 Trombositopenia 100000x10 9 L C reaktive protein 10 mgdl atau 2 SD dari nilai normal Procalsitonin 8,1 mgdL atau 2 SD dari normal IL-6 atau IL-8 70pgml 16 S rRNA gene PCR : poaitif Klinis sepsis ditegakkan apabila didapatkan satu atau lebih kriteria FIRS disertai dengan gambaran klinis infeksi seperti terlihat pada tabel diatas Hague, 2005. Penilaian ini dilakukan oleh residen anak yang bertugas dan mendapat persetujuan dari dokter spesialis anak. Sampai saat ini, untuk diagnosis pasti sepsis belum ada parameter yang dapat menjadi baku emas, maka dari itu digunakan beberapa pemeriksaan penunjang lainnnya untuk memperkuat diagnosis klinis sepsis, yakni dengan kultur darah dan kultur urin. Cara pengambilan sampel yakni dari darah vena dan dimasukkan dalam reagen bactec peds plus dan menggunakan mesin perpustakaan.uns.ac.id commit to user bactec 9050. Sedangkan pengambilan sampel urin dilakukan menggunakan selang nasogastrik ukuran 5 melalui orificium urethra externum OUE. Analisis dilakukan oleh petugas analis laboratorium mikrobiologi yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

H. Izin subyek penelitian