4
C. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Seberapa
Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh”?
D. Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya penafsiran dan agar permasalahan ini tidak menjadi luas, maka perlu adanya batasan-batasan sehingga ruang lingkup
penelitian ini menjadi jelas dan terarah pada sasaran. Berdasarkan berbagai identifikasi masalah di atas maka permasalahan akan dibatasi pada Tingkat
Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Tingkat
Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang “Tingkat Pemahaman Kebutuhan Asupan Gizi Atlet Lari Jarak Jauh” diorientasikan untuk memberikan ruang lingkup dan
permasalahan yang diteliti, penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya
penelitian yang telah ada di bidang olahraga, selain itu menambah pengetahuan kebutuhan aspuan gizi atlet lari jarak jauh.
5 2. Secara praktis
Penelitian ini sebagai informasi kepada pihak yang berkepentingan dalam usaha meningkatkan prestasi atlet lari jarak jauh. Bagi pendidik atau pelatih
berguna sebagi bahan pembelajaran atau latihan bahwa pemahaman tentang pengaturan kebutuhan asupan gizi atlet lari jarak jauh juga penting dalam
sebuah latihan.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi teori
1. Hakikat Pemahaman
Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk menyerap arti materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman tidak akan terwujud apabila
sebelumnya tidak ada pengetahuan yang membentuknya. Menurut Sardiman 1996, pemahaman mengacu kepada kemampuan untuk menyerap arti atau
bahan yang dipelajari. Pemahaman atau comprehensif memiliki arti yang sangat penting dan mendasar bagi seseorang karena dengan pemahaman yang
dimiliki seseorang akan mampu meletakkan suatu bagian pada proporsinya. Selanjutnya Harjanto 1997 mengemukakan bahwa:
Pemahaman atau comprehension didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap pengertian dari sesuatu. Hal ini dapat menunjukkan
dalam bentuk menerjemahkan sesuatu, misalnya angka menjadi kata atau sebaliknya, menafsirkan sesuatu dengan cara menjelaskan atau membuat
intisari, danmemperkirakan kecenderungan pada masa yang akan datang.
Hasil belajar sub ranah ini meningkat satu tahap lebih tinggi dari pada
sub ranah pengetahuan. Atlet dituntut memahami atau mengerti apa yang sudah diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain. Pemahaman merupakan suatu proses konstruktivitis sosial dalam
memahami berbagai teks, tidak hanya semata-mata memahami makna kata- kata dan kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan
pembaca yang berhubungan dengan teks yang dibacanya Faisal, 2013.