3.15 Metode Pengujian Efek Antibakteri secara In vitro
3.15.1 Bakteri Propionibacterium acne
Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum 10
6
kemudian ditambahkan 15-20 ml media Mueller Hinton Agar steril yang telah dicairkan 45-
50
o
C CFUml dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Selanjutnya diatas permukaan media dilubangi, kemudian masing-masing kedalam lubang
dimasukkan ekstrak n-heksana sebanyak 0,1 ml dengan berbagai konsentrasi, diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam. Hal yang sama dilakukan terhadap ekstrak etilasetat dan ekstrak etanol, selanjutnya diameter daerah hambat disekitar
sumur diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali Ditjen POM, 1995.
3.15.2 Bakteri Staphylococcus epidermidis
Kedalam cawan petri dimasukkan 0,1 ml inokulum 10
6
kemudian ditambahkan 15-20 ml media Mueller Hinton Agar steril yang telah dicairkan 45-
50
o
C CFUml dihomogenkan dan dibiarkan sampai media memadat. Selanjutnya permukaan media dilubangi, kemudian masing-masing kedalam lubang
dimasukkan ekstrak n-heksana sebanyak 0,1 ml dengan berbagai konsentrasi, kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam. Hal yang sama dilakukan terhadap ekstrak etilasetat dan ekstrak etanol. Selanjutnya diameter daerah hambat
disekitar sumur diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta, menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rumput laut Sargassum polycyctum C.A. Agardh.
4.2 Karakterisasi Simplisia
Pemeriksaan makroskopik rumput laut jenis Sargassum diperoleh simplisia berupa talus yang berkerut-kerut, bewarna coklat kehitaman, berbau
khas dan tidak berasa. Hasil pemeriksaan mikroskopik dari serbuk simplisia rumput laut coklat memperlihatkan adanya sel-sel parenkim yang bewarna coklat
dan sel-sel propagul. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rumput laut terlihat pada Tabel 1
berikut ini: Tabel 1. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia rumput laut
No Uraian
Hasil 1 Kadar air
5,95 2 Kadar sari yang larut dalam air
10,28 3 Kadar sari yang larut dalam etanol
4,01 4 Kadar abu total
18,13 5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam
2,55 Hasil karakterisasi yang diperoleh mempunyai sedikit hasil yang cukup
besar pada kadar abu total. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada saat pencucian simplisia kurang bersih dari kotoran yang melekat pada simplisia.
Kadar air yang diperoleh telah memenuhi persyaratan MMI, yakni tidak lebih dari
Universitas Sumatera Utara