- Anaerob fakultatif yaitu bakteri yang dapat hidup tumbuh dengan atau tanpa
oksigen. -
Mikroaerofilik yaitu bakteri yang memerlukan hanya sedikit oksigen dalam pertumbuhannya.
e. Nutrisi
Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi. Berdasarkan kebutuhannya, nutrisi dibedakan menjadi dua
yaitu makroelemen elemen yang diperlukan dalam jumlah banyak dan mikroelemen trace element yaitu elemen nutrisi yang diperlukan dalam jumlah
sedikit.
2.6. Morfologi Bakteri
Menurut Pratiwi 2008, berdasarkan bentuk morfologinya bakteri dapat di bagi atas tiga golongan yaitu:
1. Bentuk basil
Golongan basil berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Basil dapat bergandengan dua-dua, atau terlepas satu sama lain, yang bergandeng-gandengan
panjang disebut streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. 2.
Bentuk kokus Golongan kokus merupakan bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil.
Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang bergandeng- gandengan panjang, disebut streptokokus, ada yang bergandengan dua, disebut
diplokokus, ada yang mengelompok berempat, disebut tetrakokus, kokus yang mengelompok serupa kubus disebut sarsina.
Universitas Sumatera Utara
3. Bentuk spiral
Golongan spiral merupakan bakteri yang bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri ini tidak banyak terdapat, karena itu merupakan golongan
yang paling kecil, jika dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil.
2.7 Uraian Bakteri
Jenis bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis.
2.7.1 Bakteri Propionibacterium acne
Menurut Irianto 2006, sistematika bakteri Propionibacterium acne adalah: Divisio
: Protophyta Kelas
: Schizomycetes Ordo
: Eubacteriales Genus
: Propionibacteriaceae Marga
: Propionibacterium Spesies
: Propionibacterium acne Propionibacterium acne termasuk gram-positif berbentuk batang tak teratur
yang terlihat pada pewarnaan gram positif, tidak berspora, tangkai anaerob, beberapa strainjenis adalah aerotoleran, tetapi tetap menunjukkan pertumbuhan
lebih baik sebagai anaerob. Bakteri ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran antara bentuk batangfilamen dengan bentuk kokoid. Beberapa bersifat
patogen untuk hewan dan tanaman. Bakteri ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan asam propionat, sebagaimana ia mendapatkan namanya.
Universitas Sumatera Utara
Propionibacterium acne adalah flora normal kulit terutama di wajah. Bakteri ini berperan pada patogenesis jerawat yang dapat menyebabkan inflamasi Irianto,
2006.
2.7.2 Bakteri Staphylococcus epidermidis
Menurut Irianto 2006, sistematika bakteri Staphylococcus epidermidis adalah:
Divisio : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Genus : Micrococaceae
Marga : Staphylococcus
Jenis : Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat biasanya tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti anggur. Bakteri
ini membentuk koloni berupa abu-abu sampai putih, non patogen, koagulasi negatif, memfermentasi glukosa, dapat bersifat aerob dan anaerob fakultatif.
Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada kulit. Infeksi Staphylococcus secara lokal tampak sebagai jerawat, infeksi folikel rambut atau
abses, terdapat juga sebagai reaksi inflamasi yang kuat dan terlokalisir Irianto, 2006.
2.8 Fase Pertumbuhan Bakteri
Menurut Pratiwi 2008 dan Dwidjoseputro 1988, pertumbuhan bakteri dapat dibagi dalam 4 fase yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Fase lambat Lag phase Pada saat dipindahkan ke media yang baru, bakteri tidak langsung tumbuh
dan membelah, meskipun kondisi media sangat mendukung untuk pertumbuhan. Bakteri biasanya akan mengalami masa penyesuaian untuk menyeimbangkan
pertumbuhan. 2. Fase cepat Log phase
Selama fase ini, populasi meningkat dua kali pada interval waktu yang teratur. Jumlah koloni bakteri akan terus bertambah seiring lajunya aktivitas
metabolisme sel. 3. Fase tetap Stationary phase
Pada fase ini terjadi kompetisi antara bakteri untuk memperoleh nutrisi dari media untuk tetap hidup. Sebagian bakteri mati sedangkan yang lain tumbuh dan
membelah sehingga jumlah sel bakteri yang hidup menjadi tetap. 4. Fase kematian Death phase
Pada fase ini, sel bakteri akan mati bila tidak dipindahkan ke media segar yang lain. Sebagaimana pertumbuhan kematian sel juga secara eksponensial, fase
kematian ini merupakan penurunan secara garis lurus yang digambarkan oleh jumlah sel-sel yang hidup terhadap waktu, kecepatan kematian berbeda-beda
tergantung dari lingkungan dan spesies mikroorganisme. 2.9 Media Pertumbuhan Bakteri
Media pertumbuhan bakteri dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:
a. Menurut Lay 1994, berdasarkan asalnya dapat dibagi atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Media sintetik yaitu media yang kandungan dan isi bahan yang ditambahkan
diketahui secara terperinci. Contoh: glukosa, kalium fosfat, magnesium fosfat.
2. Media non-sintetik yaitu media yang kandungan dan isinya tidak diketahui
secara terperinci dan menggunakan bahan yang terdapat di alam. Contohnya: ekstrak daging, pepton.
b. Menurut Irianto 2006, berdasarkan kegunaannya dapat dibagi atas:
1. Media selektif
Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang dapat menghambat perkembangbiakan mikroorganisme yang tidak
diinginkan dan membolehkan perkembang biakan mikroorganisme tertentu yang ingin diisolasi.
2. Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu mikroorganisme dari berbagai jenis dalam suatu lempengan agar.
3. Media diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme yang ada terdapat dalam
jumlah sedikit. c.
Menurut Irianto 2006, berdasarkan konsistensinya dapat dibagi atas: 1.
Media padatsolid 2.
Media semi solid 3.
Media cair
Universitas Sumatera Utara
2.10 Metode Isolasi Biakan Bakteri