Bhikkhu Narada Mahathera Tokoh Kebangkitan Agama Buddha di Indonesia pada Zaman Penjajahan

28 Kelas X SMASMK Kunjungan Bhikkhu Narada ke Indonesia pada tahun 1934 pertama kalinya adalah untuk berziarah ke Candi Borobudur, kemudian berkeliling Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat melaksanakan misi sebagai Dharmaduta untuk meyebarkan agama Buddha. Bhikkhu Narada telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. 1. Memberikan khotbah-khotbah dan pelajaran-pelajaran Buddha Dharma di beberapa tempat di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. 2. Memberkahi penanaman pohon Bodhi di pekarangan Candi Borobudur pada tanggal 10 Maret 1934. 3. Membantu dalam pendirian Java Buddhist Association Perhimpunan agama Buddha yang pertama di Bogor dan Jakarta. 4. Menjalin kerja sama yang erat dengan bhikshu-bhikshu hweshio-hweshio dari kelenteng-kelenteng Kim Tek Ie, Kwan Im Tong dan Toeng San Tong di Jakarta, kelenteng Hok Tek Bio di Bogor, kelenteng Kwan Im Tong di Bandung, kelenteng Tin Kok Sih di Solo dan perhimpunan-perhimpunan heosoie di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. 5. Melantik upasaka-upasaka dan upasika-upasika di tempat-tempat yang beliau kunjungi. Bapak Maha Upasaka S. Mangunkawotjo, tokoh umat Buddha Jawa Tengah dan anggota MPR telah dilantik menjadi upasaka di Yogyakarta oleh Bhikkhu Narada pada tanggal 10 Maret 1934.

D. Agama Buddha Zaman Kemerdekaan RI

1. Tokoh Agama Buddha setelah Kemerdekaan RI

Perhimpunan heosoi yang bertujuan untuk membina persaudaraan universal melalui penghayatan pengetahuan tentang semua agama termasuk agama Buddha, telah menarik perhatian dan minat orang-orang Indonesia terpelajar. Meskipun theosoi tidak bertujuan untuk membangkitkan kembali agama Buddha, dari theosoi ini lahir penganut agama Buddha yang kemudian setelah Indonesia merdeka menjadi pelopor kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia. Oleh karena itu, baik Perhimpunan heosoi Indonesia maupun Perhimpunan Pemuda heosoi Indonesia secara tidak langsung mempunyai andil yang besar dalam kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia. 29 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti he Boan An yang menjadi pimpinan Gabungan San Kauw Indonesia GSKI dan Perhimpunan Pemuda heosoi Indonesia, kemudian ditahbiskan menjadi bhikkhu di Burma dengan nama Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat kebangkitan kembali agama Buddha di bumi Indonesia, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita-lah yang memimpin kebangkitan kembali agama Buddha ke seluruh lndonesia. Karena itu, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dinyatakan sebagai Pelopor Kebangkitan agama Buddha secara nasional di Indonesia. Jadi, dari Gabungan Tri Dharma Indonesia dan Perhimpunan heosoi Indonesia serta Perhimpunan Pemuda heosoi Indonesia, lahir penganut- penganut agama Buddha yang kemudian bersama-sama dengan Bhikkhu Ashin Jinarakkhita memelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam tahun kebangkitannya, yakni tahun 1956. Aku Tahu Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat Buddha melalui heosoi antara lain: M.S. Mangunkawatja; Ida Bagus Jelanti; he Boan An, Drs. Khoe Soe Khiam; Sadono; R.A. Parwati; Ananda Suyono; I Ketut Tangkas; Slamet Pudjono; Satyadharma; lbu Jayadevi Jamhir; Ny. Tjoa Hm Hoey; Oka Diputhera; Pek Kau Ing Sinmardi Taman; Pek Sing Cong ; Oung Kiau Ling; MariyaPek A Na. Aku Tahu Dari Bhikkhu Ashin Jinarakkhita, lahir tokoh-tokoh umat Buddha di Indonesia seperti: Sariputra Sadono, K. Karbono, Soemantri MS, Suraji Ariakertawijaya, Oka Diputhera, I Ketut Tangkas, dan Ida Bagus Giri Bhikkhu Girirakkhito.