14
2.4.1 Pleonasme Kata dengan Frasa
Pleonasme tipe ini ditemukan dalam sejumlah kalimat. Kata dan frasa yang membentuknya saling berkaitan makna. Berdasarkan keterkaitan maknanya itulah
diperlukan adanya pertimbangan dan kecermatan pemakaiannya. Contoh:
10 Akhir-akhir ini nilai investasi di Indonesia terus merosot ke bawah. 11 Akibat ledakan bom itu mereka pasrah dan menengadah ke atas sambil berdoa.
12 Pasukan GAM yang semula bertahan itu akhirnya mundur ke belakang karena terus- menerus didesak oleh pasukan TNI.
Apabila diperhatikan secara saksama, ternyata ketiga contoh di atas menunjukkan bentuk yang sejenis. Artinya, dengan menggunakan satu unsur saja sebenarnya telah
memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang benar dan tidak mubazir. Berdasarkan konteksnya, cenderung unsur pertama yang lebih tepat digunakan dalam ketiga contoh
tersebut. Apabila unsur yang kedua digunakan, makna yang terkandung di dalamnya akan berubah. Dengan demikian, tuturan yang lazim itu akan menjadi benar jika dijadikan
seperti berikut. 10a Akhir-akhir ini nilai investasi di Indonesia terus merosot.
11a Akibat musibah ledakan bom itu mereka pasrah dan menengadah dambil berdoa. 12a Pasukan GAM yang semula bertahan itu akhirnya mundur karena terus-menerus
didesak oleh pasukan TNI.
15
2.4.2 Pleonasme Partikel dengan Kata Ulang Berimbuhan
Pleonasme tipe ini menunjukkan kesejajaran makna antara partikel dan kata ulang yang membentuknya. Pola atau tipe pleonasme ini umumnya dibentuk oleh partikel
saling. Contoh:
13 Setiap orang cenderung berusaha saling tolong-menolong dengan sesamanya. Pemakaian konstruksi saling tolong-menolong di dalam kalimat itu mubazir
karena saling menyatakan makna ‘berulang-ulang’ dan tolong-menolong mencerminkan makna ‘perbuatan yang tidak hanya dilakukan satu kali’. Dengan demikian, kemubaziran
akan hilang jika konteks 13 dijadikan seperti berikut. 13a Setiap orang cenderung berusaha saling menolong dengan sesamanya.
13b Setiap orang cenderung berusaha tolong-menolong dengan sesamanya. Bentuk lain yang sejenis dengan pola itu adalah pemakaian pola saling tukar-
menukar dan saling bantu-membantu. Kedua bentuk tersebut seharusnya masing-masing diwujudkan menjadi saling menukar atau tukar-menukar dan saling membantu atau
bantu-membantu sehingga tidak memunculkan pola yang mubazir.
2.4.3 Pleonasme Kata Depan dengan Kata Ulang Murni