Sekilas Kusuma Sahid Prince Hotel

commit to user

BAB III DESKRIPSI KUSUMA SAHID PRINCE HOTEL

3.1 Sekilas Kusuma Sahid Prince Hotel

Surakarta sudah terkenal dengan pusat budaya Jawa yang adiluhung karena mempunyai 2 buah istana Keraton Kasunanan atau disebut juga keraton Surakarta Hadiningrat dan Istana Mangkunegaran. Keraton Surakarta Hadiningrat dibangun oleh Pakubuwono II setelah Keraton di Kartasura hancur oleh pemberontakan orang Cina pada tahun 1744. Di Keraton Surakarta itulah kemudian para Raja bertahta, mulai dari Pakubuwono ke-II sampai Pakubuwono ke-XII SEKARANG. Diantara para Raja di Keraton Surakarta Pakubuwono ke-X yang mempunyai gelar lengkap SAMPEYAN NDALEM HINGKANG SINUWUN KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA INGKANG KAPING SADASA ING NAGARI SURAKARTA HADININGRAT bertahta antara tahun 1893 sampai dengan 1933 adalah raja yang paling berhasil mencapai kejayaannya, diman Surakarta menjadi makmur dan terkenal baik dari perekonomian, sosial, budaya dan keseniannya terutama kebudayaan Jawa serta perkembangan agama islam. Pakubuwana ke-X mempunyai permaisuri 2 orang, garwa ampeyan selir 30 orang dan dari para istri, beliau dikaruniai putera sebanyak 63 orang. Slah satu putera dari Pakubuwana X adalah Pangeran Abimanyu yang lahir pada tahun 1907. Pangeran Abimanyu adlah putera ke 5 dari garwa ampeyan selir yang bernama K.B.R.AY. Retnomo. Setelah dewasa beliau diberikan gelar dan nama : Kanjeng Gusti pangeran Haryo Kusumoyudho. Konon sebetulnya Pageran Kusumoyudho ini direncanakan akan menggantikan ayahandanya, namun berhubung ada saudara laki-laki yang lebih tua dari ibu yang lain, maka saudara yang lebih tualah yang selayaknya menggantikan kedudukan sebagai raja. Pangeran Kusumoyudho oleh ayahandanya kemudian diberi sebuah rumah tinggal yang cukup besar dan luas yang kemudian terkenal sebagai Ndalem Kusumoyudan, sedangkan Ndalem Kusumuyudan tersebut telah bdibeli oleh Pakubuwana ke-X sejak menjelang kelahiran puteranya tersebut, dari Istana Mangkunegaran. commit to user Kemudian tahun 1909 dibangun oleh Kanjeng Pangeran Hadiwijoyo, dengan arsitektur campuran Jawa Belanda. Ndalem Kusumoyudan yang luasnya ± 2 hektar dibangn dengan ruangan dan tempat yang disesuaikan dengan penggunaan untuk keperluan seorang Pangeran beserta keluarganya yang besar. Jabatan Pangeran Kusumoyudho adalah sebagai Pengageng Parentah Keraton pada masa ayahandanya bertahta dan masa Pakubuwono XI. Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Kusumoyudho sendiri berputera 18 orang. Ruangan-ruangan di Ndalem Kusumoyudan mempunyai ruangan-ruangan utama yang terdiri dari : 1. Pedopo Yaitu ruangan tempat menerima tamu-tamu, mengadakan acara-acara yang tidak resmi dan untuk latihan tarian Jawa putera wayah maupun sentana dalem. Di pendopo biasanya ada seperangkat gamelan yang diletakkan di sebelah kiri ruangan. Pendopo tersebut sekarang adalah merupakan lobby yang anggun dan berkarakter. Rumah Pangeran dengan 10 pilar putih yang anggun dan setiap sore penabuh gamelan Jawa dan pesindennya melantunkan gending-gending Jawa yang merdu dan agung. 2. Pringgitan Berada di sebelah dalam dan menyatu dari pendapa. Pringgitan dari kata ringgit yang berarti wayang adalah ruangan untuk pagelaranpertunjukan wayang kullit. Di ruangan pringgitan ini, yang sekarang bernama Ruang Pantiarjo masih dilestarikan pintu- pintu ornamen ukiran peninggalan Pangeran Kusumoyudho yang dapat dilihat di setiap pintu tertera logo P.K.J. singkatan dari pangeran Kusumoyudho. Langit-langit yang tinggi, ruangan yang terbuka membuat pendopo dan pringgitan sejuk walaupun tanpa alat pendingin. 3. nDalem commit to user Di dalam rumah yang berarsitek Jawa, selalu ada ruangan yang disebut Ndalem. nDalem biasanya dipregunakan untuk acara resmi seperti pisowanan acara menghadap rajapangeran, dan upacara-upacara yang bersifat sakral : seperti pernikahan, khitanan, kematian dan lain-lain. Di ruang nDalem di Kusumoyudan ini ada 4 buah soko guru 4 tiang penyangga utama dan kayu jati yang tua dan berkualitas baik untuk menyangga atap. Lantai di nDalem lebih tinggi dari lantai pendopo dan pringgitan karena lantai tersebut adalah untuk duduk tanpa kursi duduk bersilalesehan. 4. KrobonganPetanen Krobongan atau petanen adalah ruangan kecil yang berada di tengah nDalem diantara dua senthong kamar yang mengapitnya. Di dalam ruangan yang menyerupai tempat tidur ini ada hiasan kasur dan bantal yang tutupnya terbuat dari kain cinde, yang disusun secara indah, dan diberi kelambu. Di atas langit-langit ada tunas kelapa, seikat padi dan lampu yang digantung, sebagai lambang kesuburan, kemakmuran dan kebahagiaan yang langgeng. Di depan krobongan dipasang sepasang patung Sri Sadono dan Dewi Sri, kendi tempat air dan klemuk tempat biji-bijian sebagai lambing kesuburan dan keberuntungan. Ruang nDalem dan krobongan sekarang bernama Ruang Sriwedari, dipergunakan oleh hotel sebagai ruang makan atau ruang pertemuan. Ada 4 kamar utama di sebelah nDalem kiri kanan krobongan. Kamar-kamar tidur yang berukuran 6 x 6 m² ini adalah ruangan Pribadi pangeran Kusumoyudho, sebagai ruang tidur dan ruang kerja. Tiap-tiap kamar dihubungkan dengan pintu berhubungan yang unik, yang dari luar daun pintu terlihat seperti daun almari hias. Namun ternyata diantara pintu-pintu tersebut terdapat ruangan cukup untuk berdiri dua orang. Apabila ditutup dapat untuk bersembunyi. Konon dahulunya ada lorong rahasia dibawahnya. Kamar-kamar tidur tersebut sekarang commit to user dilestarikan dan direnovasi menjadi royal suite Presidential Suite dimana beberapa tamu Negara berkunjung ke Solo telah bermalam disana. Selain itu ruangan yang ada di bangunan utama ada pula ruangan yang disebut gandhok. Gandhok adalah ruangan di kiri kanan nDalem. Biasanya untuk ruangan keluarga atau ruang makan. Gandhok sebelah timur sekarang menjadi restaurant hotel dengan nama Gambir Sekethi Restaurant dan sebelah barat dipakai untuk Kantor Executive. Dahulu kamar-kamar para istri, putra dan para abdi dalem pembantu ada di sebelah kiri dan kanan bengunan utama, termasuk juga gudang, dapur dan tempat kereta titihan. Berhubung kamar-kamar tersebut akan dipergunakan untuk kamar-kamar tamu hotel, maka harus dirombak total mengingat ukuran dan bangunannya tidak sesuai dan tidak dapat dipertahankan. nDalem Kusumoyudan dahulu memang banyak dimanfaatkan untuk pertemuan- pertemuan dan tempat keramaian karena Pangeran Kusumoyudho memang senang apabila kediamannya dipakai untuk berkumpul. Pangeran Kusumoyudho wafat pada tahun 1956. Setelah beliau wafat, nDalem Kusumoyudan dipakai oleh putra putrid beliau dan keluarga. Pada tahun 1961 oleh ahli waris, dijual kepada PT. IFCO sebuah perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan assembling sepeda dan mesin jahit. nDalem Kusumoyudan pernah dipakai sebagai kampus Universitas Cokroaminoto, sebuah Universitas Swasta di Solo antara tahun 1964-1970. Pada tahun 1970, dibeli oleh Bapak Sukamdani selaku D irektur PT. Sahid CO, untuk direncanakan dibangun menjadi sebuah hotel, dalam mengantisipasi perkembangan kota Solo sebagai kota pariwisata. Pada tanggal 26 Oktober 1974 dilakukan peletakan bau permata pembanguan hotel oleh Kanjeng Gusti Putri Mangkunegoro ke VIII dan Penanaman Prasasti oleh Presiden Sahid Group Bapak Sukamdani S. Gitosardjono. Pembangunan hotel selesai tahun 1977, dan pada tanggal 8 uli 1977 diresmikan pembukaannya oleh Bapak Ahmad Taher, Menteri Perhubungan R.I. Jumlah kamar pada waktu itu adalah 28 Bungalow, dengan nama Kusuma Sahid Prince Hotel. Bulan Oktober 1977, ditambah dengan 18 kamar Cabanas dan pada tanggal 8 Juli 1980 ada penambahan 36 kamar di Moderate sehingga totalnya adalah 82 kamar, sebagao hotel commit to user berbintang 3. Pada tahun 1981, bertambah 12 kamar dan 1 Royal Suite yang melestarikan bekas kamar tidur Pangeran Kusumoyudho di bangunan utama. Kusuma Sahid Prince Hotel diresmikan sebagai hotel berbintang 4 pada tahun 1985, dengan penambahan-penambahan fasilitas dan menjadi hotel pilihan utama di Solo dengan keunikan dan sejarah yang ada di dalamnya. Dilihat dari luar banyak pohon-pohon Jawa langka seperti Soka, Tanjung dan Beringin, tidak lupa kayu putih yang menghasilkan minyak , ditanam lebih dari 100 tahun yang lalu dan masih tersimpan dan terjaga hingga sekarang diamana banyak burung-burung liar dapat hidup dan terbang bebas. Pada tanggal 8 Juli 1995 bertepatan dengan HUT yang ke-18, seiring dengan program Pemerintah Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, Kusuma Sahid Prince Hotel diganti namanya menjadi Hotel Sahid Kusuma dan diresmikan pula penambahan 18 kamar Extension yang terdiri dari kamar-kamar Suite serta Griyadi Sahid Kusuma, unit kamar baru dengan 20 kamar sehingga total kamar di Hotel Sahid Kusuma sekarang menjadi 121 kamar. Daya tarik penting lainnya untuk tamu-tamu adalah letaknya yang bagus di tengah kota, mudah dinikmati dengan taxi, bus dan tradisonal becak yang membuat tanmu-tamu menikmati semua ketentraman, ketenangan dan jalan kecil tua nan menarik yang tetap bertahan di Solo dan memberikan pengetahuan yang dalam untuk kebudayaan local juga. Bank, pertokoan dan keraton, kesemuanya hanya berjarak 5-10 menit dengan jalan kaki. Hotel Sahid Kusuma tetap melestarikan peninggalan bangunan yang penuh sejarah, arsitektur dan budaya Jawa yang dipadukan dengan pelayanan yang professional, dilengkapi dengan fisilitas yang modern, menyambut tamu-tamu yang dating berkunjung.

3.2 Visi dan Misi