Agus Suprijono : pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan Richard I Arends :

Mengacu pada pengertian penelitian pengembangan dan masalah yang dihadapai dalam pembelajaran sejarah, maka penulis menggunakan model disain pembelajaran ADDIE. Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan- tahapan dasar sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari. Model ini terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu: 1 AnalysisAnalisis; 2 DesignDesain; 3 DevelopmentPengem-bangan; 4 ImplementationImplementasi; 5 EvaluationEvaluasi. LANGKAH UMUM DESAIN PEMBELAJARAN ADDIE Gambar 8. Langkah Umum Desain Pembelajaran ADDIE. Langkah ke-1 Analysis Analisis Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment analisa kebutuhan, mengidentifikasi masalah kebutuhan, dan melakukan analisis tugas task analysis. Oleh karena itu output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan Langkah analisis melalui dua tahap yaitu : ANALYZE DESIGN DEVELOP IMPLEMENTATION EVALUATION 1. Analisis Kinerja; Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kegiatan belajar mengajar yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Contoh ; Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam belajar memerlukan solusi perbaikan kualitas dalam proses kegiatan pembelajaran. Misalnya pemberian bahan ajar yang menarik dan mudah difahami, serta memberikan metode dalam kegiatan belajar yang bervariasi yang berfokus pada siswa. 2. Analisis Kebutuhan; Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Pada saat seorang perancang program pembelajaran melakukan tahap analisis, ada dua pertanyaan kunci yang harus dicari jawabaannya yaitu; 1 Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dibutuhkan oleh siswa?; 2 Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dapat dicapai oleh siswa? Jika hasil analisis data yang telah dikumpulkan mengarah kepada pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang sedang dihadapi, selanjutnya perancang program pembelajaran melakukan analisis kebutuhan dengan cara menjawab beberapa pertanyaan lagi. Pertanyaannya sebagai berikut : 1 Bagaimana karakteristik siswa yang akan mengikuti program pembelajaran? learner analysis; 2 Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa? pre-requisite skills; 3 Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa? task atau goal analysis; 4 Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah melakukan pembelajaran? evaluation and assessment; 5 Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? setting or condition analysis. Langkah ke-2 Desain Design; Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini merupakan: 1. inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. 2. langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. 3. langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa? Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa. Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan: 1. Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses pembelajaran. 2. Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60 dari standar kompetensi yang telah digariskan. Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan kunci diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran? 2. Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mengikuti program pembelajaran? 3. Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar dapat melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap setelah mengikuti program pembelajaran? 4. Desain pembelajaran dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam mendukung program pembelajaran? Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan blue-print. Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun blue-print diatas kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama kita merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR spesifik, measurable, applicable, dan realistic. Selanjutnya menyusun tes , dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat, seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat dipilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, perlu pula mempertimbangkan sumber-sumber pendukung lain, seperti sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam suatu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci. Langkah 3: Pengembangan Development; Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. Melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai, antara lain adalah : 1. Memproduksi, atau merevisi desain pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. 2. Memilih model atau kombinasi model terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan membuat pertanyaan- pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya, Pertanyaan-pertanyaannya antara lain : 1. Desain pembelajaran seperti apa yang harus dipilih untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran? 2. Desain pembelajaran seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? 3. Desain pembelajaran seperti apa yang harus dibuat dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? 4. Bagaimana kombinasi model yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran? Artinya begini, jika dalam desain diperlukan sautu software berupa desain pembe-lajarannya, maka desain pembelajaran tersebut harus dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan. Langkah 4: Implementasi Implementation; Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini antara lain : 1 Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi; 2 Menjamin terjadinya pemecahan masalah solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa; 3 Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut; 1. Desain pembelajaran seperti apa yang paling efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar atau penyampaian bahan atau materi pembelajaran? 2. Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan? Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplemen- tasikan sesuai skenario atau desain awal. Langkah 5: Evaluasi Evaluation; Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu : 1. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. 2. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran. 3. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain : 1. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini? 2. Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran? 3. Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran? 4. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari? 5. Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa? Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Pemilihan desain pembelajaran berbasis keberagaman guna meningkatkan sikap nasionalisme dengan menggunakan model ADDIE tidak terlepas dari model ini mempunyai sifat pendekatan Teknologi Pendidikan, yaitu: 1. Pendekatan isomorfi, yaitu yang mengunakan berbagai kajian atau bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan tersendiri 2. Pendekatan sistematik . yaitu cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan, yaitu berawal dari analisis dan diakhiri dengan evaluasi dan begitu seterusnya. 3. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibanding dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri- sendiri. 4. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh satu kesatuan Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Langkah –langkah dalam desain pembelajaran berbasis keberagaman model ADDIE ANALYZE DESIGN DEVELOP IMPLEMENTAT ION EVALUATION Menganalisa kelas Menganalisa pemahaman awal keberagamann Menentukan Melakukan Analisis Instrusional Menentukan Indikator Write test, Melaksanakan Evaluasi Formatif try outpilot test Implementasi Autentik Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Gambar 9. Desain pengembangan Pembelajaran sejarah berbasis keberagaman dan Langkah langkah kegiatan yang dilakukan. Mendeskripsikan kebijakan pemerintah koloninial Adanya sikap nasionalisme pada peserta didik dengan memahami adanya keberagaman atau multikultur pada materi pembelajaran sejarah Mendeskripsikan Pengertian kolonialisme dan imperialisme Mendeskripsi kan kekuasaan kolonial di kepulauan Indonesia Mendeskripsik an semangat 3G Mendiskripsi kan perla- wanan Indo- nesia menentang dominasi asing Dapat memberi contoh Mendeskripsikan dampak penjajahan Dapat menyebutkan nama tokoh yang berpengaruh di Indonesia Dapat memberi contoh beberapa perlawanan setelah tahun 1800 Gambar 10. Analisis intruksional pengembangan desain pembelajaran sejarah berbasis keberagaman guna meningkatkan sikap nasionalisme siswa. Pengembangan desain pembelajaran sejarah berbasis keberagaman pada guna meningkatkan sikap nasionalisme siswa merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pembelajar guna menerapkan empat 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara , yaitu Pancasila, Undang- Undang Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Majelis Pemusyawaratan Rakyat Indonesia, Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Dan Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Sekretariat Jendral MPR RI 2011 yang dapat diimplementasikan siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Unsur-unsur yang dapat dijadikan pedoman siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap yang sesuai dengan nasionalismenya antara lain seperti yang menurut Durkheim terdiri dari: 1 disiplin, 2 kebutuhan untuk mampu mengontrol, mengendalikan, mengekang diri terhadap keinginan- keinginan yang melampaui batas, 3 keterikatan dengan kelompok masyarakat yang ada dalam suatu komunitas kehidupan, dan 4 otonomi dalam makna menyangkut keputusan pribadi dengan mengetahui dan memahami sepenuhnya konsekuensi-konsekuensi dari tindakan atau perilaku yang diperbuat. Berdasarkan Permen no 22 tahun 2006, kerangka dasar dan struktur kurikulum dinyatakan bahwa Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: 1 belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2 belajar untuk memahami dan menghayati, 3 belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4 belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan 5 belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berkaitan dengan pilar-pilar tersebut, jelas bahwa mata pelajaran sejarah sangat erat kaitannya dengan pilar-pilar dalam permen no 22 tahun 2006 tersebut, sehingga diperlukan desain pembelajaran yang sangat relefan sehingga proses pembelajaran dan hasil belajar siswa untuk dapat bersikap dan berprilaku sebagai bangsa Insonesia dapat lebih efektif di terapkan pada peserta didik, dengan memperbaiki bahan ajar yang ada menjadi lebih baik dengan membuat desain pembelajaran sejarah yang berupa konsep pengembangan keberagaman. Nilai-nilai yang terdapat dalam desain pembelajaran sejarah berbasis keberagaman antara lain : taqwa pada Tuhan dengan menghargai perbedaan agama, toleransi dalam budaya yang berbeda baik dalam lingkungan daerah, nasional, juga dunia, dan memahami suatu peristiwa yang dapat dilihat melalui berbagai disiplin ilmu. Gambar 11. Rancangan desain pengembangan model pembelajaran sejarah berbasis Keberagaman

2. 2 Kerangka Berfikir

Materi Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa kolonial Setrategi Metode Pembelajaran berbasis multikultur Kelompok-kelompok belajar Berdasarkan keberagaman Kesadaran kebersamaan dalam keberagaman SIKAP NASIONALISME Desain Model Pembelajaran Sejarah Berbasis Multikultur ’Dinamika Kelompok’ Propinsi Lampung dengan semboyannya Sai Bumi Ruaijurai yang berarti satu bumi Lampung dengan banyak suku pendatang sebagai penduduk lampung, merupakan satu fakta bahwa di Propinsi Lampung terdapat penduduk dengan latar belakang yang beragam baik suku, agama, bahasa, dan sebagainya. Tidak terkecuali siswa yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 SMAN Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Walau di lampung tidak pernah ada perselisihan yang disebabkan karena perbedaan budaya, tetapi tetap saja kondisi ini perlu diwaspadai dikarenakan cukup rentan untuk terjadi perselisihan antar penduduk ataupun antar siswa bila pemahaman akan adanya keberagaman masih kurang. Dengan demikian, maka kehidupan yang saling bersinergi diantara siswa yang memiliki keberagaman akan terwujud bila pemahaman akan keberagaman sudah sangat baik. Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMA, dalam proses pembelajaran sangat relefan sebagai media yang memberikan suatu pemahaman akan adanya perbedaan pada pebelajar siswa dengan mengin-tegrasikan keberagaman keberagaman kedalam suatu desain pembelajaran seba-gai bagian dari proses pembelajaran mata pelajaran sejarah. Hal ini sesuai dengan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika dan Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Indonesia, dengan harapan setelah proses pembelajaran berlangsung diharapkan siswa memiliki kesadaran akan adanya perbedaan yang merupakan suatu karakter bangsa dan merupakan karunia dari Alloh SWT , sehingga kemudian timbul adanya kesadaran akan adanya keberagaman dan sikap nasionalisme sebagai bangsa Indonesia.

Dokumen yang terkait

Pengembangan Model Pembelajaran Dinamika Kelompok Berbasis Keberagaman Pada Mata Pelajaran Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011-2012

0 4 15

KEMAMPUAN MENARI TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS X SMA N 1 KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 14

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 67

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII SMP ISLAM KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 8 70

PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANAMAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANAMAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 17

PENDAHULUAN PERANAN GERAKAN PRAMUKA DALAM PENANAMAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 7

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN MENULIS: Suatu Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menulis dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas.

0 7 21

Penggunaan Model Pembelajaran Kontruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Kelas VIII MTS Negeri Lasem Kabupaten Rembang Tahun 2011/2012.

0 0 1

PERANAN PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DALAM PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 2 KUTASARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 - repository perpustakaan

0 0 10

PERANAN PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DALAM PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME SISWA DI SMP NEGERI 2 KUTASARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 - repository perpustakaan

0 0 8