17
situasi yang dihadapi, dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan.
2.4.2.2.1.2.Pengimajian
Waluyo 2000 : 78 mengemukakan pengertian pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris,
pendengaran, dan perasaan. Pengimajian menurut Waluyo 2000 : 79 dibagi menjadi tiga hal, yaitu imaji visual atau yang diwujudkan melalui pengalaman
penglihatan, imaji auditif yang diwujudkan dalam pengalaman pendengaran, dan imaji taktil yang diwujudkan dalam cita rasa.
Imaji visual dihasilkan dengan memberi rangsangan pada indera penglihatan, sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan.
Pengalaman pendengaran dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa anamatope dan persajakan yang berturut-turut, sedangkan
pengalaman perasaan dapat dihasilkan dengan cara memberi rangsangan- rangsangan kepada perasaan atau sentuhan.
2.4.2.2.1.3. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata-kata yang dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh Waluyo 2000 : 81, sedangkan menurut Jabrohim 2001 : 41 kata
konkret adalah kata-kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji
pembaca.
18
2.4.2.2.1.4. Bahasa Figuratif
Jabrohim 2001 : 42 menyebutkan bahwa bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif baik dari segi makna maupun
rangkaian katanya dan bertujuan mencapai arti dan efek tertentu. Sujiman dalam Jabrohim 2001 : 42 memberi pengertian bahasa figuratif
sebagai bahasa yang mempergunakan kata-kata, yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dengan maksud mendapatkan kesegaran dan kekuatan ekspresi,
caranya dengan memanfaatkan perbandingan, pertentangan, atau pertautan. Pradopo 2002 : 61 menyebutkan bahasa figuratif atau bahasa kiasan
dibagi menjadi tujuh macam yaitu perbandingan, metafora, perumpamaan epos, allegori, personifikasi, metonimia, dan sinekdoki. Perbandingan atau simile ialah
bahasa kiasan yang menyamakan satu hak dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti : bagai, sebagai, bak, seperti,
semisal, laksana dan lain-lain. Metafora adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa mempergunakan kata-kata pembanding.
Perumpamaan epos adalah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut
dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-turut. Alegori adalah bahasa kiasan yang mempergunakan cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Metonimia,
adalah bahasa kiasan yang berupa penggunaan sejumlah atribut sebuah objek untuk menggantikan objek tersebut. Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang
menyebutkan suatu bagian yang penting dari suatu benda untuk menamakan benda atau hal itu sendiri.
19
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa figuratif merupakan bahasa pengarang yang disimpangkan dari bahasa normatif baik dari
segi makna maupun rangkaian katanya, dengan tujuan mencapai arti dan efek tertentu. Untuk mempergunakan bahasa figuratif, pengarang dapat
membandingkan, mempertentangkan , atau memberi pertautan antara hal yang satu dengan hal yang lain.
2.4.2.2.1.5. Versifikasi