Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
perlu penetapan apakah pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap masuk kepada pengeluaran modal capital expenditure ataupun
pengeluaran pendapatan revenue expenditure. Penanganan aktiva tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan
pengamanan terhadap aktiva tetap agar dana yang diinvestasikan kedalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang maksimum sesuai dengan jangka waktu
pemakaiannya, serta untuk menghindari ketidakwajaran pelaporan biaya dalam satu periode akuntansi. Aktiva tetap juga sangat erat kaitannya dengan umur
ekonomis dari aktiva tersebut sehingga perusahaan perlu menerapkan suatu sistem informasi akuntansi aktiva tetap untuk dapat mengestimasikan secara lebih akurat
umur ekonomis aktiva tetap tersebut. Hal ini sangat penting karena dengan estimasi umur ekonomis yang akurat, perusahaan dapat mentaksir masa
penggunaan aktiva tetap tersebut secara lebih efektif. Mengingat pentingnya aktiva tetap fixed assets bagi sebuah organisasi
perusahaan, maka penulis tertarik untuk menganalisis aktiva tetap tersebut kedalam sebuah tugas akhir yang diaplikasikan oleh perusahaan dengan judul
“ Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau Medan ”.
B. Rumusan Masalah
Apakah perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan oleh “ PT. PLN
Persero MEDAN ”. telah sesuai dengan prinsip cepat, aman dan murah?
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui sejauh mana penerapan perlakuan akuntansi aktiva
tetap yang cepat, aman, dan murah dalam perusahaan.
2. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai perlakuan akuntansi
aktiva tetap apakah sesuai dengan semestinya dan terhindar dari terjadinya kesalahan dalam penyusunan dan pengaturannya.
3. Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Program
Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
C.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Membantu penulis dalam memahami perlakuan akuntansi aktiva tetap dalam suatu perusahaan.
2. Memberi informasi dan pengetahuan kepada penulis tentang perlakuan
akuntansi aktiva tetap yang diterapkan dalam perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang diperoleh di bangku kuliah.
3. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk peningkatan kualitas
perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan pada perusahaan.
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
D. Sistematika penelitian D.1. Jadwal Penelitian
Agar penulisan skripsi minor ini lebih terarah dan dapat mempermudah penulis dalam pengerjaan hal-hal yang dibahas, penulis melakukan penelitian
setelah penulis menyelesaikan magang di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Jadwal penelitian yang terdiri dari berbagai kegiatan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian berikut ini :
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Keterangan Agustus
September Oktober
November Minggu ke-
Minggu ke- Minggu ke-
Minggu ke- 1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
Penulis mengurus sks bersih di bagian
akademik Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara
Penulis mencari rujukan atas judul yang ingin di
buat
Mengajukan judul kepada ketua Program
Studi Diploma III Akuntansi
Membuat surat riset yang ditujukan untuk PT.
PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan
Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau
MEDAN
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
Mengajukan Proposal Tugas Akhir guna
mendapatkan Dosen Pembimbing
Melakukan riset di PT. PLN Persero MEDAN
Bimbingan Tugas Akhir dengan dosen
pembimbing
D.2. Laporan Penelitian
Dalam pembahasan yang akan dilakukan, penulis membagi tugas akhir ini atas empat bagian uraian pokok pada masing-masing bab yang urutannya adalah
sebagai berikut :
BAB I :
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II :
PT. PLN Persero PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU
MEDAN.
Bab ini akan menguraikan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi,
uraian tugas job discription, jaringan
usahakegiatan, kinerja usaha terkini perusahaan, dan rencana kegiatan.
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
BAB III :
TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini penulis membandingkan data teori dengan hasil penelitian di lapangan, dan dari hasil tersebut penulis akan
memberikan penilaian.
BAB IV :
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan uraian dan pembahasan terdahulu, dan juga akan mengemukakan
saran yang akan dianggap bermanfaat bagi perusahaan.
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
BAB II PT. PLN Persero PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN
SUMATERA UTARA, ACEH DAN RIAU MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara
kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM overzeese gase dan electritiest maathappy yang berpusat di negara Belanda,
sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah Batavia atau Jakarta sekarang.
Tiga puluh tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan Listrik
no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEMOGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan
Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937. Pada
masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik
Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa yang disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada saat itu.
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air
mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Pengambilalihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada pemerintah
Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 oktober ditetapkan sebagai hari listrik
nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno merangkap Kepala di
Aceh . Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging sekarang menjadi gudang
PLN , setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di rubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera
Barat, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi II dipimpin oleh Ir. Dudung Yachyasumitra. Pada tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri
No. 1PRT65 ditetapkan daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara yang juga disebut daerah eksploitasi I yang
dipimpin oleh Ir. Dudung Yachyasumitra, Aceh menjadi eksploitasi XIII, Sumatera Barat dan Riau menjadi eksploitasi XIV. Pada tanggal 12 April 1969
dengan SK Menteri PU T No. 57Kpts1969 dan No 193Kpts69 serta SK Dirjen GATRIK No 12K69 jabatan pemimpin Eksploitasi I diserah terimakan
dari Ir. Dudung Yachyasumitra kepada Ir. Darmono dan PLN waktu itu dibagi menjadi 14 Eksploitasi dan 4 PLN Pembangunan.
Muammar Nasution : Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap pada PT. PLN Persero Pikitring Suar Medan, 2010.
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang dan
tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan menteri PUTL
No. 01PRT73 untuk menetapkan perubahan PLN dari Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai satu-satunya Perusahaan Negara yang dibentuk Pemerintah untuk
membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia.
Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4 daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak itu PLN
Eksploitasi I Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara. Menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN
Eksploitasi PROLIS yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi Direksi PLN pun mengalami perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II
Sumatrera Utara, PLN Pembangunan VIII kemudian menjadi PLN Pembangunan I dan berubah menjadi Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara,
kemudian terjadi perubahan nama menjadi PT. PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau Pikitring Suar sesuai
dengan surat keputusan No. 032KDIR2006 tanggal 14 Februari 2006.
B. Struktur Organisasi