Nuraina Dini Dinata : Fusi Gigi Pada Pasien Anak, 2009. USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
Anomali gigi yang melibatkan perubahan pada jumlah, ukuran, bentuk dan struktur gigi merupakan tantangan bagi praktisi kedokteran gigi. Salah satu anomali
bentuk gigi adalah gigi ganda fusi dan geminasi.
1
Fusi dan geminasi merupakan tipe anomali dental yang umum pada gigi desidui dan gigi permanen.
2.3
Nik-Hussein dan Abdul Majid 1996 dalam analisis pada 65 anak dengan anomali dental pada gigi
desidui mengamati bahwa gigi ganda terdapat 75 kasus dan selebihnya adalah anomali dental yang lain, dari jumlah tersebut 94 adalah fusi dan 6 geminasi.
4
Prevalensi gigi fusi diperkirakan sekitar 0,5-2,5 pada gigi desidui, sementara pada gigi permanen lebih rendah yaitu 0,1.
1-4
Fusi dapat dibedakan dari geminasi yaitu dari jumlah gigi, fusi adalah dua benih gigi yang menyatu di hitung menjadi satu gigi.
4
Sedangkan geminasi merupakan satu benih gigi menghasilkan dua mahkota bifid.
5,6
Gambaran radiografi akan memperlihatkan akar gigi yang terpisah pada fusi dan satu akar tunggal pada
geminasi.
7
Etiologi gigi fusi masih belum diketahui, banyak ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Beberapa penulis menyatakan sebagai akibat gaya fisik
yang menyebabkan nekrosis jaringan epitel di antara dua atau lebih benih yang berdekatan, sehingga berkontak dan menyatu.
4,8
Penulis lainnya mengatakan, gigi
Nuraina Dini Dinata : Fusi Gigi Pada Pasien Anak, 2009. USU Repository © 2009
fusi timbul secara kebetulan, dan faktor herediter serta ras juga berperan . Fusi dapat terjadi dari dua gigi normal atau penyatuan antara gigi normal dengan gigi
supernumerari.
9,11,14
Selain itu fusi dapat terjadi secara sempurna atau tidak sempurna, tergantung pada tahap perkembangan saat penyatuan terjadi. Bila fusi
sempurna total benih gigi terlihat jelas secara klinis, menghasilkan mahkota klinis yang besar tanpa pemisahan groove yang jelas. Fusi tidak sempurna secara klinis
ditandai dengan adanya indentasi atau groove yang membagi mahkota.
3
Gigi fusi dapat menyebabkan masalah estetis, ruang diastema atau crowding, periodontal, erupsi dan karies.
9,10
Secara umum, kondisi ini membutuhkan pertimbangan dengan berbagai perawatan secara multidisipliner.
3,4
Apabila tidak dirawat, anomali ini dapat mengakibatkan perawatan yang kompleks dalam bidang
endodonsi, ortodonsi, prostodonsi dan restoratif.
1
Diagnosis yang tepat melalui pemeriksaan klinis dan radiografis dan intervensi yang tepat merupakan hal yang
sangat penting.
11
Dalam skripsi ini akan dijelaskan mengenai definisi, etiologi, pemeriksaan klinis, diagnosa banding gigi fusi serta perawatan gigi fusi secara multidisipliner dari
bidang restorasi, periodonti, endodonti, ortodonti dan konservatif.
Nuraina Dini Dinata : Fusi Gigi Pada Pasien Anak, 2009. USU Repository © 2009
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI , PEMERIKSAAN KLINIS FUSI