Perancangan Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Dengan Metode CAMEL

(1)

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN METODE CAMEL

SKRIPSI

ALAM PANUTURI SIMATUPANG 071401016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN METODE CAMEL

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

ALAM PANUTURI SIMATUPANG 071401016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN

TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN METODE CAMEL

Kategori : SKRIPSI

Nama : ALAM PANUTURI SIMATUPANG

Nomor Induk Mahasiswa : 071401016

Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 14 Juni 2011

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

M. Andri B, ST, MCompSc, MEM Prof. Dr. Iryanto, M.Si

NIP. 197510082008011011 NIP. 194604041971071001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom NIP. 196203171991021001


(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN METODE CAMEL

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 14 Juni 2011

Alam Panuturi Simatupang 071401016


(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena kasih dan karuniaNya selalu menyertai penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib diselesaikan guna meraih gelar Sarjana Komputer pada jurusan S1-Ilmu Komputer USU. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah Perancangan Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan Metode CAMEL menggunakan Borland Delphi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak luput dari campur tangan banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis. Maka, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Iryanto, M.Si dan Bapak M.Andri Budiman, ST, MCompSc, MEM. selaku pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan penuh kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan kajian ini.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis dan Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku dosen penguji yang telah memberikan panduan ringkas, padat dan profesional kepada penulis guna menyempurnakan kajian ini.

3. Ketua Jurusan S1-Ilmu Komputer dan Sekretaris, Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom dan Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas MIPA beserta para pegawai S1-Ilmu Komputer.

4. Bapak Dikwan Iskandar, Ibu Hayati Mandarawati dan para pegawai Kantor Bank Indonesia Medan lainnya yang telah membantu penulis dalam pengadaan riset.

5. Ayahanda tercinta Chairuddin Simatupang dan Ibu Denila Hasibuan yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan segala dukungan kepada penulis sejak lahir hingga sekarang.

6. Kakanda Meilan A.C Simatupang yang telah memberikan dukungan kepada penulis dan secara khusus kepada kedua adikku Sahala Manauri Simatupang dan Jou Ropolin Simatupang kiranya skripsi ini menjadi motivasi bagi ke dua adikku untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa S1-Ilmu Komputer stambuk 2007 secara khusus Alexandro, Oka, Boris, Dwi, Debora, Jelita yang telah banyak memberikan dukungan dan inspirasi bagi penulis.

8. Teman-teman kos 83, Irsyad, Robi, Andi Sinaga, Ivan, Frans, Rio, Rudolf, Harun, Andi Pardede, Johan, Doni dan secara khusus Abanganda Asril Sitorus, ST dan Bismar Pasaribu, Amd yang telah banyak memberikan motivasi dan ilmu-ilmu


(6)

berharga bagi penulis serta menjadi teman dalam suka dan duka. Semoga tetap menjadi pribadi yang rela berbagi dan kiranya skripsi ini juga menjadi motivasi bagi teman-teman kos 83 yang masih dalam perkuliahan.

9. Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan dimasa mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi berkat bagi penulis dan pembaca. Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Medan, 14 Juni 2011


(7)

ABSTRAK

Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki peranan dalam mengawasi kualitas kinerja suatu bank. Kinerja suatu bank dapat diketahui berdasarkan tingkat kesehatannya. Tingkat kesehatan suatu bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Indikator yang dapat dijadikan sebagai penentu tingkat kesehatan bank dapat berupa laporan keuangan ataupun data hasil pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas bank. Beberapa kejadian aktual seperti bank bangkrut, kredit macet dan lain sebagainya sangat sering terjadi di Indonesia. Oleh karena itu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat terhadap status kesehatan bank sangat perlu dilakukan untuk mengetahui secara tepat kualitas kinerja suatu bank. Status kesehatan suatu bank didapatkan dari hasil analisis rasio keuangan bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini dirancang sebuah aplikasi penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan metode CAMEL. Dalam metode CAMEL dilakukan analisis rasio keuangan pada lima aspek yaitu permodalan (capital), kualitas aktiva (asset quality), manajamen (management), rentabilitas (earning) dan likuiditas (liquidity). Aplikasi ini dibuat dengan memperhatikan tahapan-tahapan dalam analisis dan perancangan sistem dan kemudian diimpelementasikan dengan menggunakan Borland Delphi.


(8)

APPLICATION DESIGN FOR HEALTH DETERMINATION OF BANK PERKREDITAN RAKYAT BY USING CAMEL METHOD

ABSTRACT

Bank Indonesia as the central bank has a function for supervision the quality performance of a bank. The quality performance of a bank can be known based on its health. The health of a bank can be valued by several indicators. The financial report and supervision data can be used as the indicator. Some actual cases such as bankrupt bank, bad credit and the other case are usually find in Indonesia. Therefore, it’s important to know the health level of a bank regularly so that we can know the quality of the bank. The health status of a bank is obtained from the analysis of financial ratio of the bank. In this research, we’ll design an application to determine the health of Bank Perkreditan Rakyat (BPR) based on CAMEL method. CAMEL method will analyse the financial ratio and carried out on five aspects, they are capital, asset quality, management, earning and liquidity. This application is made by following the procedures in analysis and design system, and implemented by using Borland Delphi.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1Latar Belakang 1

1.2Perumusan Masalah 3

1.3Batasan Masalah 3

1.4Tujuan Penelitian 4

1.5Manfaat Penelitian 4

1.6Metode Penelitian 4

1.7Sistematika Penulisan 5

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Pengertian Perancangan Sistem 7

2.1.1 Prinsip Dasar Perancangan Sistem 7

2.1.2 Karakteristik Sistem 9

2.1.3 Klasifikasi Sistem 10

2.1.4 Model Rekayasa Perangkat Lunak 10

2.2 Alat Bantu Perancangan Sistem 11

2.2.1 Data Flow Diagram (DFD) 12

2.2.2 Flowchart 14

2.3 Borland Delphi 15

2.3.1 Keunggulan Borland Delphi 16

2.3.2 Open Database Connectivity (ODBC) 16

2.4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 17

2.4.1 Kegiatan Usaha BPR 17

2.4.2 Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat 18

2.5 Metode CAMEL 19

2.5.1 Capital (Permodalan) 20

2.5.2 Asset Quality (Kualitas Aktiva Produktif) 20

2.5.3 Management 21

2.5.4 Earning (Rentabilitas) 22

2.5.5 Liquidity (Likuiditas) 23

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Analisis 24

3.1.1 Analisis Data Sistem 24


(10)

3.1.3 Struktur Sistem 27

3.2 Perancangan Sistem 29

3.2.1 Perancangan Data Flow Diagram 30

3.2.1.1 DFD Level 1 30

3.2.1.2 DFD Level 2 Proses Pengolahan Identitas BPR 33 3.2.1.3 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Pengawasan 34 3.2.1.4 DFD Level 2 Proses Perhitungan Metode CAMEL 35

3.2.2 Kamus Data 38

3.2.2.1 Kamus Data Bank Perkreditan Rakyat 38

3.2.2.2 Kamus Data Pengawasan 39

3.2.3 Perancangan Flowchart Program 42

3.2.4 Perancangan Rasio CAMEL 42

3.2.5 Perancangan Antarmuka 53

Bab 4 Implementasi dan Pengujian

4.1 Implementasi 58

4.1.1 Tampilan Home 58

4.1.2 Tampilan Data Penilaian 60

4.1.3 Tampilan Aspek Penilaian 61

4.1.4 Tampilan Hasil Penilaian 62

4.1.5 Tampilan Database 62

4.1.6 Tampilan Sistem 63

4.1.7 Tampilan Profil 64

4.2 Pengujian 65

4.2.1 Penghitungan Manual 65

4.2.2 Pengujian Perangkat Lunak 70

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 73

LAMPIRAN

LAMPIRAN A : SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BI LAMPIRAN B : SURAT EDARAN BANK INDONESIA LAMPIRAN C : DATA PENGAWASAN BANK


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Kamus Data BPR 39

3.2 Kamus Data Pengawasan 39

3.3 Nilai Bobot Aspek CAMEL 52

3.4 Aturan-aturan Penentuan Tingkat Kesehatan BPR 52


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Komponen Proses 12

2.2 Komponen Aliran 13

2.3 Komponen Penyimpanan 13

2.4 Komponen Terminator 13

2.5 Data Flow Diagram (DFD) 14

2.6 Flowchart Program 15

3.1 Pemodelan Waterfall 25

3.2 Struktur Sistem 29

3.3 Diagram Konteks DFD 30

3.4 DFD Level 1 31

3.5 DFD Level 2 Proses Pengolahan Identitas BPR 33 3.6 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Pengawasan 34 3.7 DFD Level 2 Proses Perhitungan Metode CAMEL 36

3.8 Flowchart Program 42

3.9 Flowchart Rasio Capital 44

3.10 Flowchart Rasio Asset Quality 45

3.11 Flowchart Rasio Management 46

3.12 Flowchart Rasio1 Earning 48

3.13 Flowchart Rasio2 Earning 49

3.14 Flowchart Cash Ratio 50

3.15 Flowchart Loan Deposit Ratio 51

3.16 Form Halaman Awal 53

3.17 Form Hasil Pengawasan 54

3.18 Form Aspek Penilaian 55

3.19 Form Hasil Penilaian 55

3.20 Form Database 56

3.21 Form Sistem 56

3.22 Form Profil 57

3.23 Form Cetak Laporan 57

4.1 Tampilan Home dengan Main Menu File 59

4.2 Tampilan Home dengan Main Menu Sistem 59

4.3 Tampilan Data Penilaian 60

4.4 Tampilan Aspek Penilaian 61

4.5 Tampilan Hasil Penilaian 62

4.6 Tampilan Database 63

4.7 Tampilan Sistem 64

4.8 Tampilan Profil 64

4.9 Data Hasil Pengawasan 70

4.10 Perhitungan Nilai Kredit 71

4.11 Hasil Pemeriksaan Sistem 71

4.12 Database Sistem 72


(13)

ABSTRAK

Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki peranan dalam mengawasi kualitas kinerja suatu bank. Kinerja suatu bank dapat diketahui berdasarkan tingkat kesehatannya. Tingkat kesehatan suatu bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Indikator yang dapat dijadikan sebagai penentu tingkat kesehatan bank dapat berupa laporan keuangan ataupun data hasil pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas bank. Beberapa kejadian aktual seperti bank bangkrut, kredit macet dan lain sebagainya sangat sering terjadi di Indonesia. Oleh karena itu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat terhadap status kesehatan bank sangat perlu dilakukan untuk mengetahui secara tepat kualitas kinerja suatu bank. Status kesehatan suatu bank didapatkan dari hasil analisis rasio keuangan bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini dirancang sebuah aplikasi penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan metode CAMEL. Dalam metode CAMEL dilakukan analisis rasio keuangan pada lima aspek yaitu permodalan (capital), kualitas aktiva (asset quality), manajamen (management), rentabilitas (earning) dan likuiditas (liquidity). Aplikasi ini dibuat dengan memperhatikan tahapan-tahapan dalam analisis dan perancangan sistem dan kemudian diimpelementasikan dengan menggunakan Borland Delphi.


(14)

APPLICATION DESIGN FOR HEALTH DETERMINATION OF BANK PERKREDITAN RAKYAT BY USING CAMEL METHOD

ABSTRACT

Bank Indonesia as the central bank has a function for supervision the quality performance of a bank. The quality performance of a bank can be known based on its health. The health of a bank can be valued by several indicators. The financial report and supervision data can be used as the indicator. Some actual cases such as bankrupt bank, bad credit and the other case are usually find in Indonesia. Therefore, it’s important to know the health level of a bank regularly so that we can know the quality of the bank. The health status of a bank is obtained from the analysis of financial ratio of the bank. In this research, we’ll design an application to determine the health of Bank Perkreditan Rakyat (BPR) based on CAMEL method. CAMEL method will analyse the financial ratio and carried out on five aspects, they are capital, asset quality, management, earning and liquidity. This application is made by following the procedures in analysis and design system, and implemented by using Borland Delphi.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kehadiran perangkat lunak dalam dunia kerja saat ini tentu sangat dibutuhkan tak terkecuali dalam bidang perbankan. Bank sebagai lembaga keuangan dengan usaha utamanya memberikan jasa dibidang perbankan. Peran perbankan dalam menghimpun dana masyarakat memerlukan suatu kondisi perbankan yang sehat serta tersedianya produk jasa perbankan yang menarik minat masyarakat.

Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin popular dibicarakan. Berbagai kejadian aktual tentang perbankan seperti Bank Bangkrut, Kredit Macet, Likuidasi dan lain sebagainya berkaitan dengan kesehatan bank. Perubahan di bidang keuangan memberikan pengaruh pada berbagai aspek yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank. Dalam hal ini Bank Indonesia sebagai Bank sentral memiliki peranan penting dalam hal pengawasan bank.

Tujuan utama dalam pengawasan bank adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu bank. Bank Indonesia bertugas mengatur dan mengawasi jalannya kegiatan operasional bank (Djiwandono et al, 2006). Untuk itu Bank Indonesia menetapkan suatu ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga perbankan berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia N0.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 tentang Penyuluhan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam surat tersebut penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank.


(16)

Terdapat lima aspek yang menjadi faktor penilaian antara lain : Permodalan, Kualitas Aktiva, Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas.

Sebagai Bank sentral tentunya Bank Indonesia tidak hanya menjalankan fungsinya sebagai pengawas bank saja. Tetapi banyak fungsi-fungsi yang lainnya yang tidak kalah pentingnya dan harus segera dikerjakan guna mengembangkan perekonomian Indonesia. Dalam hal ini penggunaan aplikasi perangkat lunak yang baik dan benar sangat diperlukan dalam menjalankan tugas-tugasnya secara profesional. Penggunaan sistem yang dapat membantu tim pengawas bank untuk dapat menentukan secara cepat dan tepat apakah suatu bank dapat dikatakan sehat atau tidak sangat diperlukan. Dengan menggunakan bahasa Delphi 7.0 akan dibangun sebuah perangkat yang memudahkan tim pengawas dalam menarik suatu kesimpulan terhadap kesehatan suatu bank dengan memperhatikan lima aspek faktor penilaian sesuai dengan Surat Keputusan dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Sehingga berdasarkan hasil pengawasannya, seorang pengawas bank dapat dengan mudah menarik kesimpulan terhadap tingkat kesehatan suatu bank.

Untuk menghasilkan suatu aplikasi yang baik diperlukan Perancangan Perangkat Lunak atau sering disebut dengan Rekayasa Perangkat Lunak. Dalam Rekayasa Perangkat Lunak dibahas semua aspek perangkat lunak yang akan dibangun, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.

1.2Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan sebuah perangkat lunak untuk penentuan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat yang akan bermanfaat bagi pengawas bank untuk menarik kesimpulan tentang kesehatan suatu bank. Sehubungan dengan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang aplikasi penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan menggunakan Borland Delphi.


(17)

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuannya maka diadakan batasan masalah sebagai berikut:

1. Pemrograman dilakukan dengan menggunakan Borland Delphi 7.

2. Database yang digunakan merupakan Open Database Connectivity (ODBC). 3. Penilaian Tingkat Kesehatan hanya dikhususkan pada Bank Perkreditan Rakyat

Konvensional.

4. Penilaian hanya mengacu pada lima aspek antara lain: - Capital

- Asset Quality - Management - Earning - Liquidity

Penghitungan dengan acuan kelima aspek tersebut dikenal dengan Metode CAMEL.

5. Output dari Perangkat Lunak yang dihasilkan ada 4, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.

6. Variabel inputan merupakan data hasil dari pengawasan tim pengawas bank yang terdiri dari Jumlah Modal Bank, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), Aktiva Produk yang Diklasifikasikan (APD), Aktiva Produktif (AP), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), PPAP Wajib Dibentuk (PPAPWD), Manajemen, Laba, Rata-rata Aktiva, Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Alat Likuid, Hutang Lancar, Kredit, dan Dana yang diterima.


(18)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya suatu aplikasi yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu perbankan dalam menarik kesimpulan terhadap kesehatan suatu Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan data hasil pengawasan yang telah dilakukan.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi Tim Pengawas Bank dalam menentukan status kesehatan suatu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan sistem yang terkomputerisasi dan bermanfaat bagi pengembangan Ilmu di bidang pengawasan bank.

1.6Metode Penelitian

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Literatur

Tahapan ini dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber atau buku-buku referensi yang berkaitan dengan skripsi ini, baik dari text book maupun jurnal-jurnal yang ada.

2. Pengumpulan Data

Pada tahapan pengumpulan data ini dilakukan wawancara dengan pihak tim pengawas bank pada Kantor Bank Indonesia Medan.

3. Analisis data

Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis batasan-batasan tiap variabel sebagai indikator penentu Tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan memperhatikan lima aspek sesuai dengan Metode CAMEL.

4. Perancangan Perangkat Lunak

Pada tahapan ini dilakukan gambaran sistem baik berupa diagram alir, masukan, keluaran, DFD, antarmuka dan struktur data.


(19)

5. Implementasi Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan Bank.

Pada tahapan ini dilakukan penerapan rancangan yang dibuat dalam suatu program.

6. Pengujian Aplikasi

Pada tahapan ini dilakukan pengujian perangkat lunak yang telah dirancang untuk mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahan yang ada.

7. Kesimpulan dan Saran

Pada tahap terakhir dilakukan penarikan Kesimpulan dan Saran.

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini terbagi atas lima bagian utama, antara lain:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi “ Perancangan Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan Metode CAMEL ”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan perancangan sistem dalam menentukan tingkat kesehatan bank dan beberapa teori lainnya yang dapat mendukung pembuatan aplikasi.

BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini terdiri dari analisis sistem dan perancangan sistem untuk perancangan aplikasi yang akan dibuat. Pada bagian analisis sistem dimuat uraian tentang analisis data sistem dan komponen sistem.

Pada bagian perancangan sistem, membahas tentang perancangan variabel indikator yang menjadi penentu tingkat kesehatan bank dan perancangan interface dari aplikasi yang akan diciptakan.


(20)

BAB 4: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini membahas bagaimana mengimplementasikan aplikasi yang telah dirancang ke dalam bahasa pemprograman dan menguji aplikasi yang telah dibangun.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.


(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perancangan Sistem

Hal yang paling dominan ketika perancangan suatu aplikasi dilakukan adalah memodelkan kebutuhan pemakai. Ada banyak cara untuk memodelkan aplikasi sebagaimana banyak cara yang digunakan oleh seorang arsitek untuk membangun sebuah rumah. Pada dasarnya pemodelan tersebut merupakan kombinasi antara perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan (Whitten et al, 2005).

Perancangan suatu aplikasi termasuk dalam kegiatan rekayasa perangkat lunak. Proses rekayasa perangkat lunak dimulai jauh sebelum coding dilakukan dan berlanjut sampai tercapainya sebuah aplikasi yang diinginkan (Pohan, 1997). Pada dasarnya Rekayasa Perangkat Lunak dilakukan untuk merancang suatu aplikasi atau software dengan mengurutkan transformasi masalah menjadi solusi perangkat lunak yang dapat bekerja dengan baik.

2.1.1 Prinsip Dasar Perancangan Sistem

Proses perancangan perangkat lunak merupakan serangkaian kegiatan dan hasil yang berhubungan dengan perangkat lunak, yang bertujuan untuk dihasilkannya suatu produk perangkat lunak. Walaupun ada banyak proses dalam perancangan suatu perangkat lunak, ada kegiatan-kegiatan mendasar yang umum bagi semua proses perancangan perangkat lunak (Sommerville,2003), antara lain:


(22)

1. Penspesifikasian Perangkat Lunak

Fungsionalitas Perangkat Lunak dan batasan operasinya harus didefenisikan.

2. Perancangan dan Implementasi Perangkat Lunak

Perangkat Lunak yang memenuhi persyaratan harus dibuat. 3. Validasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak tersebut harus divalidasi untuk menjamin bahwa perangkat lunak bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan.

4. Pengevolusian Perangkat Lunak

Perangkat Lunak harus dapat berkembang untuk menghadapi kebutuhan yang dapat berubah sewaktu-waktu.

Dalam menciptakan sebuah aplikasi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guna perolehan hasil yang maksimal (Whitten et al, 2005), antara lain sebagai berikut :

a. Produktivitas

Saat ini hampir segala bidang memerlukan aplikasi yang dapat digunakan sesuai dengan keperluan dalam bidangnya. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap pengadaan aplikasi lebih banyak. Dan tuntutan terhadap kualitas aplikasi yang lebih bagus dan handal. Tentunya hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik, disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu perangkat lunak tidak seperti faktor kualitas lain yang dapat diukur, diarahkan dan diestimasi dengan menggunakan data pengembangan historis. Reliabilitas perangkat lunak didefenisikan dalam bentuk statistik sebagai kemungkinan operasi program komputer bebas kegagalan didalam suatu lingkungan dalam kurun waktu tertentu.


(23)

c. Maintabilitas

Maintabilitas mencakup perawatan aplikasi, seperti : - Koreksi jika ditemukan kesalahan pada program. - Pengadaptasian jika lingkungan berubah.

- Modifikasi jika pengguna membutukan perubahan kebutuhan. d. Integritas

Integritas adalah mengukur kemampuan sistem suatu aplikasi untuk menahan serangan terhadap sekuritasnya. Dalam hal ini kekuatan sistem akan diuji terhadap serangan dari tipe tertentu yang dapat terjadi suatu waktu.

e. Usabilitas

Usabilitas merupakan ukuran terhadap kualitas interaksi yang terjadi antara aplikasi dengan pengguna. Ukuran usabilitas dapat diketahui melalui tampilan fisik suatu aplikasi (user friendly), penggunaan waktu yang efisien dan lain sebagainya.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem yang akan dirancang dalam skripsi ini adalah sistem yang terotomasi, yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berinteraksi atau dikontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.

Menurut Pohan (1997), sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu:

a. Perangkat keras, antara lain CPU, disk, terminal, printer dan perangkat keras pendukung lainnya. Sedangkan perangkat lunaknya antara lain sistem operasi, sistem database, program aplikasi dan lain sebagainya.

b. Personil, antara lain pengguna sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran, dan melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem.


(24)

c. Data, merupakan segala sesuatu yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu, dan prosedur, antara lain instruksi dan kebijakan untuk mengoperasilkan sistem.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Pada dasarnya hanya ada dua jenis sistem yaitu:

a. Sistem alami, seperti sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dan lain sebagainya.

b. Sistem buatan manusia, seperti sistem hukum, sistem perpustakaan, sistem transportasi dan lain sebagainya.

Sistem alami terbagi menjadi dua yaitu:

a. Sistem fisik, seperti sistem molekul, luar angkasa.

b. Sistem kehidupan, seperti sistem tumbuhan, sistem manusia.

Sedangkan sistem buatan manusia umumnya dibagi berdasarkan spesifikasi tertentu seperti:

a. Sistem sosial (hukum, doktrin, seragam). b. Sistem organisasi (perpustakaan).

c. Sistem transportasi (jaringan jalan raya, kanal, udara, lautan). d. Sistem komunikasi (telepon, teleks, sinyal).

e. Sistem produksi (pabrik).

f. Sistem keuangan (akuntasi, inventori, buku besar).

2.1.4 Model Rekayasa Perangkat Lunak

Model rekayasa perangkat lunak merupakan representasi abstrak dari proses pembuatan suatu perangkat lunak. Pemodelan ini sering juga disebut sebagai paradigma proses. Setiap model proses merepresentasikan suatu proses dari sudut pandang arsitektural. Setiap model biasanya merupakan abstraksi yang digunakan


(25)

untuk menjelaskan pendekatan-pendekatan terhadap pengembangan perangkat lunak (Sommerville,2003). Adapun beberapa pemodelan atau paradigma yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

1. Model Waterfall

Sesuai dengan namanya model ini disebut juga dengan model air terjun. Model ini mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi dan evolusi, lalu dipresentasikan sebagai fase-fase proses yang berbeda.

2. Model Pengembangan Evolusioner

Pendekatan ini berhubungan dengan kegiatan spesifikasi, pengembangan dan validasi.

3. Model Pengembangan Sistem Formal

Model ini didasarkan pada pembuatan spesifikasi sistem yang matematis dan ditransformasikan pula dengan memakai metode matematis untuk membangun program.

4. Model Pengembangan berdasarkan pemakaian ulang

Model ini didasarkan atas adanya komponen yang dapat dipakai ulang dalam jumlah yang signifikan. Proses pengembangan sistem terfokus pada integrasi komponen-komponen kedalam suatu sistem dan bukan mengembangkannya dari awal.

Dalam perancangan aplikasi yang akan dikerjakan pada skripsi ini akan digunakan pemodelan waterfall.

2.2 Alat Bantu Perancangan Sistem

Dalam merancang suatu sistem terdapat banyak hal yang harus diperhatikan sehingga perlu digunakan alat bantu untuk memodelkan aplikasi yang akan dibuat. Terdapat banyak bentuk model yang dapat digunakan dalam perancangan sebuah sistem antara lain model narasi, prototype, model grafis atau diagram dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tidak menjadi masalah model mana yang akan digunakan asalkan pemodelan yang dibuat harus mampu mempresentasikan visualisasi bentuk sistem yang


(26)

diinginkan pemakai, karena sistem akhir yang dibuat bagi pemakai akan diturunkan dari model.

Dalam perancangan aplikasi penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat ini, akan digunakan pemodelan menggunakan diagram. Pada dunia pemodelan sistem terdapat sejumlah cara merepresentasikan sistem melalui diagram misalnya, flowchart, data flow diagram (DFD) dan lain sebagainya.

2.2.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah sebuah teknis grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. DFD memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional dan pemodelan aliran informasi. Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Sebagai alat bantu dalam perancangan suatu aplikasi, model ini hanya mampu memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi (Pohan, 1997).

Terdapat empat komponen utama dalam pemodelan ini, antara lain ;

1. Proses

Komponen pertama dalam model ini dinamakan proses. Proses menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran. Dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya.

Gambar 2.1 Komponen Proses Proses


(27)

2. Aliran

Komponen ini direpresentasikan dengan menggunakan panah yang menuju ke atau dari proses. Digunakan untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili lokasi penyimpanan data.

Gambar 2.2 Komponen Aliran 3. Penyimpanan

Komponen ini digunakan untuk memodelkan kumpulan data atau paket data. Notasi yang digunakan adalah garis sejajar, segiempat dengan sudut melengkung ataupun persegi panjang.

Data Data D1

Gambar 2.3 Komponen Penyimpanan 4. Terminator

Komponen ini direpresentasikan menggunakan persegi panjang yang mewakili entity luar dimana sistem berkomunikasi. Biasanya notasi ini melambangkan orang atau sekelompok orang misalnya organisasi, grup, departemen dan entiti lain yang berada di luar sistem.

Gambar 2.4 Komponen Terminator

Data


(28)

Secara sederhana, sebuah DFD dapat digambarkan sebagai berikut ini:

data data

data

data data

Gambar 2.5 Data Flow Diagram (DFD) 2.2.2 Flowchart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta pernyataannya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol dan dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung (Zarlis et al, 2007).

Flowchart disebut juga dengan diagram alir. Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan kita untuk melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah. Disamping itu, flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk dapat berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek.

Dalam pembuatan suatu flowchart tidak ada rumus atau patokan yang bersifat mutlak. Karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam menganalisis suatu masalah dengan komputer. Oleh karena itu flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara suatu pemrogram dengan yang lainnya.

Sistem Entitas

Entitas Entitas

Entitas


(29)

Secara garis besar, setiap pengolahan dalam flowchart terbagi atas tiga bagian utama, yaitu input, proses pengolahan dan output. Secara sederhana, sebuah flowchart dapat digambarkan sebagai berikut ini:

Gambar 2.6 Flowchart Program 2.3 Borland Delphi

Borland Delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual. Keunggulan bahasa pemrograman ini terletak pada produktivitas, kualitas, pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta diperkuat dengan pemrogramannya yang terstruktur. Borland Delphi dapat digunakan untuk merancang program aplikasi yang memiliki tampilan seperti program aplikasi lain yang berbasis windows.

Start

Input

Output Proses


(30)

2.3.1 Keunggulan Borland Delphi

Sebagaimana aplikasi keluaran Borland, Delphi juga dikenal karena kecepatannya. Berjalan dibawah lingkungan pemrograman windows, Delphi membutuhkan memori sebesar 8 MB dan space harddisk sebesar 40 MB. Delphi dikelompokkan sebagai kompilator yang dapat menghasilkan program siap jalan tanpa melalui modul-modul interpreter.

Bahasa pemrograman Delphi berorientasi pada objek yang strukturnya relatif teratur dibanding dengan bahasa lain. Sarana pembuatan form dalam Delphi menggunakan form sebagai bagian tampak dari komponen. Sedangkan pembangunan form dalam komponen relatif lengkap, terbuka dan konsisten (Pohan, 1997).

Kesimpulan umum, Delphi cocok digunakan untuk aplikasi besar baik dengan basis data ataupun yang berorientasi pada visual-inteface. Hal ini disebabkan karena bahasa pemrograman pada Delphi tergolong baik dan konsisten. Konsekuensinya pada aplikasi seperti Delphi masih dibutuhkan programmer dengan kemampuan tinggi untuk menghasilkan aplikasi yang baik.

2.3.2 Open Database Connectivity (ODBC)

Database dapat dianggap sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data yang terkomputerisasi (Kadir, 2001). Melalui sistem basis data seorang pemakai dapat melakukan berbagai fungsi seperti:

- Menambahkan data; - Menghapus data;

- Mengambil data, dan sebagainya.

Dalam Borland Delphi, sebuah database dapat disimpan dengan menggunakan MySQL dan kemudian dihubungkan dengan menggunakan connector ODBC. ODBC merupakan suatu protocol yang berdasarkan database relational SQL. ODBC


(31)

merupakan singkatan dari Open Database Connectivity, yang berarti ODBC dapat mengakses database apa saja ketika sudah terinstal.

2.4 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Landasan Hukum BPR adalah UU No.7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10/1998 (Djiwandono et al, 2006). Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.

2.4.1 Kegiatan Usaha BPR

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memiliki bidang kegiatan usaha yang sedikit berbeda dengan bank umum. Adapun beberapa kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR adalah sebagai berikut (Triandaru et al, 2008):

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang sejenis.

b. Memberikan kredit.

c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.

Sedangkan kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh sebuah BPR adalah sebagai berikut:

a. Menerima simpanan berupa giro, dan ikut serta dalam lalulintas pembayaran.

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia).


(32)

c. Melakukan penyertaan modal.

d. Melakukan usaha asuransi atau sejenisnya.

2.4.2 Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat

Sebagai salah satu jenis bank, maka pengaturan dan pengawasan BPR dilakukan oleh Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Kewenangan pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia meliputi kewenangan memberikan izin (right to license), kewenangan untuk mengatur (right to regulate), kewenangan untuk mengawasi (right to control) dan kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction).

Pengaturan dan pengawasan BPR oleh Bank Indonesia diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi Bank Perkreditan Rakyat sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah pedesaan. Dengan demikian pengaturan dan pengawasan Bank Perkreditan Rakyat yang dilakukan disesuaikan dengan karakteristik operasional BPR namun tetap menerapkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking).

Pada dasarnya, pengawasan dan pembinaan bank dilakukan dalam rangka mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan efisien dalam arti dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Berikut ini faktor penunjang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan suatu bank menurut (Djiwandono et al, 2006):

1. Perbankan yang dinamis dan profesional serta mampu menciptakan produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.

2. Persaingan antar bank yang sehat.

3. Iklim yang mendorong perluasan jaringan perbankan yang dapat menjangkau masyarakat luas diseluruh pelosok tanah air.

4. Pemerataan pembangunan ekonomi ke berbagai sektor dan daerah.

5. Kebijakan di bidang pengawasan dan pembinaan bank yang memungkinkan terciptanya faktor-faktor tersebut pada angka (1) sampai


(33)

dengan (4) serta mampu mendorong terwujudnya bank yang sehat dari sudut permodalan dan keuangan serta kualitas aset dan manajemen.

Untuk mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan efisien, dengan pola pendekatan dan berpedoman pada strategi sebagaimana dikemukakan di atas, sistem pengawasan dan pembinaan bank dapat dilakukan melalui enam jalur yaitu:

1. Landasan operasional yang harus diaati oleh dunia perbankan .

2. Mekanisme pengawasan yang memungkinkan dilakukannya deteksi dini. 3. Metode pemeriksaan yang dapat mengungkapkan kondisi bank secara

objektif.

4. Mekanisme pembinaan yang efektif.

5. Penerapan sanksi dan metode penyelesaian masalah yang dihadapi oleh bank.

6. Sarana penunjang peningkatan efisiensi dan kelancaran usaha bank.

Efektivitas sistem pengawasan dan pembinaan bank melalui enam jalur tersebut di atas perlu ditunjang oleh dua prinsip, antara lain:

1. Desentralisasi dalam pelaksanaan pengawasan dan pembinaan bank. Dengan demikian, komunikasi timbal balik antara Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank dengan dunia perbankan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat berjalan dengan cepat, lancar dan objektif. 2. Kaderisasi dan peningkatan kualitas yang terus menerus dari pelaksanaan

pengawasan dan pembinaan bank.

2.5Metode CAMEL

Metode CAMEL merupakan metode yang digunakan dalam penghitungan nilai kredit guna menarik kesimpulan terhadap tingkat kesehatan suatu bank. Aspek-aspek yang diperhitungkan dalam metode CAMEL paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank (Luciana S dan Herdiningtyas, 2005). Dalam Metode ini digunakan beberapa rasio untuk dianalisis.


(34)

Analisa rasio CAMEL dilakukan sebagai bentuk analisis terhadap keuangan bank dan sebagai alat pengukuran kinerja bank sesuai ketetapan Bank Indonesia (Pujiyanti dan Suhendra, 2008).

Dalam Buku Penyuluhan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BPR (1997) dinyatakan bahwa asal usul penggunaan nama CAMEL berasal dari aspek-aspek yang diperhatikan untuk penilaian dalam metode ini yaitu aspek Capital (Permodalan), Asset Quality (Kualitas Aktiva), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas) dan Liqudity (Likuiditas). Berikut ini merupakan perincian dari penghitungan setiap rasio yang akan dinilai dalam Metode CAMEL.

2.5.1 Capital (Permodalan)

Penghitungan rasio capital atau permodalan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian. Permodalan diperoleh dari rasio antara modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Secara matematis dapat ditulis dengan rumus :

Capital =

ATMR ModalBank

x 100%

Modal Bank yang dimaksudkan berupa modal inti ditambah dengan modal pelengkap yang dimiliki oleh suatu bank.Sedangkan Aktiva tertimbang merut resiko atau ATMR merupakan nilai total dari seluruh sisi aktiva yang dimiliki oleh suatu BPR. Sisi aktiva dapat berupa kas, surat berharga, kredit, inventaris, tabungan dan deposito yang dimiliki oleh suatu BPR.

2.5.2 Asset Quality (Kualitas Aktiva Produktif)

Kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas penanaman aktiva serta porsi penyisihan untuk menutupi kerugian akibat penghapusan aktiva produktif. Asset Quality terbagi atas dua perhitungan rasio, antara lain :


(35)

Rasio 1

Rasio Aktiva Produktif (AP) terhadap Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APD). Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

Rasio1 = AP APD

x 100%

Aktiva Produktif (AP) merupakan sumber daya yang dimiliki bank yang diperkirakan dapat segera memberi pemasukan kepada bank misalnya piutang, angsuran. Sedangkan Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan atau APD adalah Jumlah aktiva produktif berdasarkan pengelompokan sisi aktiva yang dimiliki oleh suatu BPR. Pengelompokan ini terdiri dari aktiva dalam perhatian khusus, aktiva kurang lancar, aktiva yang diragukan dan aktiva macet.

Rasio 2

Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD).

Rasio2 =

PPAPWD PPAP

x 100%

Penyisihan Penghapausan Aktiva Produktif (PPAP) dan yang Wajib Dibentuk merupakan dana yang telah berhasil dihimpun bank dalam berbagai bentuk aktiva dan penyisihan akibat piutang atau kredit yang sudah tak tertagih lagi.

2.5.3 Management

Dalam aspek manajemen akan dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan manajemen bank dan keputusan-keputusan strategis yang sangat mempengaruhi kondisi permodalan, penempatan dana, profibilitas serta likuiditas bank. Penilaian terhadap aspek manajemen dilakukan dengan menggunakan 25 pertanyaan yang berkaitan dengan manajemen umum dan manajemen risiko yang masing-masing terdiri atas 10 dan 15 buah pertanyaan dengan bobot penilaian 20%.


(36)

Tujuan penilaian terhadap manajemen suatu bank tidak semata-mata sebagai sarana penilaian tingkat kesehatan saja tetapi lebih sebagai saran konsultasi yang interaktif yang mengarah pada pengembangan (development), karena hasil penilaian dapat digunakan sebagai bahan konsultasi antara pengawas dengan manajemen bank. Adapun ketentuan penilaiannya adalah sebagai berikut :

- Setiap jawaban diberi nilai 0, 1, 2, 3 atau 4. - Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.

- Nilai 1, 2, dan 3 mencerminkan kondisi antara. - Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.

2.5.4 Earning (Rentabilitas)

Dalam aspek ini diukur profibilitas bank dalam mengelola aktiva produktif dan sumber pendapatan lainnya serta tingkat efisiensi operasional. Penilaian terhadap earning dibagi atas dua bagian antara lain :

Rasio 1

Rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata aktiva selama 12 bulan terakhir.

Rasio1 =

tiva RatarataAk

mPajak LabaSebelu

x 100%

Laba sebelum pajak merupakan keuntungan yang didapatkan oleh bank sebelum dikenakan biaya pajak. Sedangkan rata-rata aktiva merupakan nilai rata-rata dari sumberdaya yang dimiliki oleh bank.

Rasio 2

Rasio antara beban operasional dengan pendapatan operasional selama 12 bulan terakhir.

Rasio2 =

l Operasiona Pendapa

sional BiayaOpera


(37)

2.5.5 Liquidity (Likuiditas)

Aspek ini menilai kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajiban jangka pendek terhadap pihak ketiga. Penilaian terhadap likuiditas dibagi atas dua buah rasio antara lain :

Cash Ratio

CR =

g Hu AlatLikuid

tan x 100%

Alat likuid merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran untuk membayar segala bentuk kewajiban bank. Sedangkan Hutang merupakan kewajiban yang harus segera dibayarkan oleh bank.

Loan Deposit Ratio

LDR = Dana Kredit

x 100%

Kredit merupakan pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan harus segera dibayarkan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan dana merupakan pemasukan dana yang diterima oleh bank dari pihak ketiga berupa tabungan ataupun deposito masyarakat.


(38)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis

Dalam kegiatan analisis akan diuraikan seluruh bagian sistem kedalam bagian-bagian komponennya. Dalam kegiatan analisis akan dilakukan identifikasi dan evaluasi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada. Oleh karena itu, tahapan analisis ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam analisis akan menyebabkan kesalahan dalam tahapan perancangan selanjutnya.

3.1.1 Analisis Data Sistem

Dalam membangun aplikasi ini, diperlukan beberapa data yang nantinya akan dimasukkan kedalam sistem sebagai inputan. Data tersebut terbagi atas dua bagian, antara lain:

1. Data Bank

Data ini berupa identitas dari bank perkreditan rakyat yang sedang dalam pemeriksaan. Data tersebut adalah Nama Bank, Alamat, dan Tanggal Pengawasan.

2. Data Hasil Pengawasan

Data ini merupakan data yang diperoleh oleh tim pengawas bank atas pengawasan yang telah dilakukan terhadap bank perkreditan rakyat yang bersangkutan. Data hasil pengawasan yang diperlukan dalam sistem ini hanya mencakup data yang diperlukan dalam penghitungan rasio CAMEL, yaitu Jumlah Modal Bank, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), Aktiva


(39)

Produk yang Diklasifikasikan (APD), Aktiva Produktif (AP), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), PPAP Wajib Dibentuk (PPAPWD), Manajemen, Laba, Rata-rata Aktiva, Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Alat Likuid, Hutang Lancar, Kredit, dan Dana yang diterima.

3.1.2 Pemodelan Waterfall

Model ini merupakan model pertama yang diterbitkan untuk proses pengembangan perangkat lunak. Dalam pemodelannya, setiap tahap yang akan dikerjakan dalam pembuatan aplikasi penentuan tingkat kesehatan BPR diturunkan dari suatu fase ke fase berikutnya. Pemodelan waterfall dalam perancangan aplikasi penentuan tingkat kesehatan BPR dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1 Pemodelan Waterfall Definisi Persayaratan

Perancangan Sistem & Perangkat lunak

Operasi & Pemeliharaan Integrasi & Pengujian

Sistem Implementasi & Penngujian


(40)

Tahap-tahap utama dari model yang telah digambarkan, memetakan kegiatan-kegiatan pengembangan dasar sebagai berikut:

1. Definisi Persayaratan

Pelayanan, batasan dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Persyaratan ini kemudian didefenisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem. Setelah semua hal didefenisikan secara rinci maka akan dilakukan analisis terhadap aplikasi yang akan dibangun.

2. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak

Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.

3. Implementasi dan Pengujian Unit

Pada tahap ini perancangan perangkat lunak direalisasi sebagai serangkaian program atau unit program. Dalam perancangan aplikasi ini digunakan bahasa pemrograman Delphi. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya.

4. Integrasi dan Pengujian Sistem

Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi.

5. Operasi dan Pemeliharaan

Dalam tahap terakhir, aplikasi diinstal dan dipakai oleh user. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu.


(41)

3.1.3 Struktur Sistem

Sebelum dilakukan perancangan terhadap aplikasi yang akan dibangun, perlu dianalisis terlebih dahulu gambaran struktur dari sistem secara keseluruhan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan pengembangan proses perancangan secara mendetail. Struktur menu yang dibuat akan menjadi acuan dalam menghubungkan setiap komponen yang ada dalam sistem yang sedang dibangun.

Berikut ini analisis dari setiap struktur menu yang akan dibangun dalam aplikasi ini:

1. Halaman Depan

Halaman ini merupakan halaman awal yang pertama kali muncul pada saat program dijalankan.

2. Menu Utama

Menu ini hanya terdapat dalam halaman awal program. Terdiri dari beberapa Menu yaitu File dan Informasi. Menu ini ditempatkan pada sudut kanan layar pada saat aplikasi sedang dijalankan.

3. File

Merupakan salah satu menu yang terdapat dalam menu utama. Memiliki dua buah sub menu yaitu Menu Lihat Data dan Keluar.

4. Informasi

Merupakan menu yang terdapat pada menu utama. Memiliki dua buah sub menu yaitu Menu Sistem dan Profil.

5. Lihat Data

Merupakan menu utama yang menghubungkan pengguna kedalam database hasil penilaian tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat.


(42)

6. Keluar

Merupakan menu yang digunakan untuk keluar dari aplikasi.

7. Sistem

Merupakan submenu dari Menu Informasi. Menu ini berisikan tentang informasi dan penjelasan singkat dari sistem aplikasi yang sedang digunakan.

8. Profil

Merupakan salah satu sub menu yang menjelaskan tentang profil pembuat aplikasi.

9. Input data BPR

Bagian ini terletak juga pada halaman awal. Pengguna akan diminta untuk memasukkan data mengenai Bank Perkreditan rakyat yang akan ditentukan tingkat kesehatannya.

10. Input data hasil pengawasan

Bagian penginputan data hasil pengawasan dapat dilakukan setelah data BPR telah berhasil diinputkan.

11. Penghitungan Rasio CAMEL

Dalam bagian ini dilakukan penghitungan terhadap data hasil pengawasan berdasarkan metode CAMEL.

12. Hasil Tingkat Kesehatan

Merupakan output dari program sebagai hasil akhirnya.

Adapun gambaran dari struktur sistem yang dirancang, dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini:


(43)

Gambar 3.2 Struktur Sistem 3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dapat dilakukan setelah proses analisis selesai dilakukan. Dalam tahapan ini akan digambarkan sistem yang akan dibuat ke dalam kondisi yang sebenarnya sesuai dengan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun perancangan sistem penentuan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan metode CAMEL adalah sebagai berikut :

1. Perancangan Data Flow Diagram (DFD) 2. Perancangan Kamus Data

3. Perancangan Flowchart Program 4. Perancangan Rasio CAMEL 5. Perancangan Antarmuka

Software Penentuan Tingkat Kesehatan BPR

Menu Utama Halaman Depan

File Informasi

Lihat Data Keluar Sistem Profil

Input Data BPR Input Data Hasil Pengawasan

Penghitungan CAMEL

Hasil Tingkat Kesehatan


(44)

3.2.1 Perancangan Data Flow Diagram (DFD)

Dalam Perancangan Data Flow Diagram aplikasi penentuan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat ini, akan digambarkan aliran data yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input hingga menjadi output. Aliran data tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini:

Data Pengawasan Status Kesehatan Bank

Gambar 3.3 Diagram Konteks DFD

Berikut ini penjelasan atau spesifikasi setiap proses dari Diagram Konteks DFD penentuan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat:

1. No. Proses / Nama Proses : P0 / Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan BPR.

Masukan : Data Pengawasan.

Proses : Menentukan status kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat berdasarkan data pengawasan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode CAMEL.

Keluaran : Status Kesehatan Bank

3.2.1.1 DFD Level 1

Diagram konteks yang telah digambarkan sebelumnya dapat dikembangkan lagi kedalam bentuk DFD Level 1. Hal ini dilakukan untuk dapat merancang aliran data yang lebih spesifik lagi. Pada Gambar 3.4 dapat dilihat DFD Level 1 dari aplikasi yang akan dirancang.

User

Aplikasi Penentuan Tingkat kesehatan BPR


(45)

Data BPR Data BPR

Data Pengawasan

Data Pengawasan

Status Kesehatan Bank

Status Kesehatan Bank

Laporan Status Kesehatan Bank

Data BPR

Gambar 3.4 DFD Level 1

Berikut ini penjelasan atau spesifikasi setiap proses dari DFD Level 1 penentuan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat:

1. No. Proses / Nama Proses : P1.0 / Mengolah Identitas BPR

Masukan : Data BPR berupa Nama Bank, Alamat Bank dan Tanggal Pengawasan.

Proses : Mengolah data yang berhubungan dengan identitas dan jadwal pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap Bank yang bersangkutan.

User

Mengolah Identitas BPR P1.0

Mengolah Data Pengawasan

P.20

Perhitungan Metode CAMEL

P.30

Database Cetak Laporan


(46)

Keluaran : Data BPR.

2. No. Proses / Nama Proses : P2.0 / Mengolah Data Pengawasan.

Masukan : Data Pengawasan berupa Jumlah Modal Bank, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), Aktiva Produk yang Diklasifikasikan (APD), Aktiva Produktif (AP), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), PPAP Wajib Dibentuk (PPAPWD), Manajemen, Laba, Rata-rata Aktiva, Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Alat Likuid, Hutang Lancar, Kredit, dan Dana yang diterima.

Proses : Memasukkan data berupa nilai yang telah diperoleh dari hasil pengawasan terhadap bank yang bersangkutan.

Keluaran : Data Pengawasan.

3. No. Proses / Nama Proses : P3.0 / Perhitungan Metode CAMEL.

Masukan : Data Pengawasan

Proses : Proses mengolah variabel penentu tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL.

Keluaran : Status Kesehatan Bank.

4. No. Proses / Nama Proses : P4.0 / Cetak Laporan.

Masukan : Status Kesehatan Bank, Data BPR

Proses : Mencetak data hasil pengawasan yang tersimpan dalam database sistem.


(47)

3.2.1.2 DFD Level 2 Proses Pengolahan Identitas BPR

Proses yang ada pada DFD Level 1 dapat dipecah lagi menjadi proses-proses yang lebih jelas ke dalam bentuk DFD Level 2. Gambar 3.5 berikut menggambarkan DFD Level 1 untuk proses pengolahan identitas BPR.

Data BPR Data BPR

Data BPR

Data BPR

Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses Pengolahan Identitas BPR

Berikut ini penjelasan atau spesifikasi setiap proses dari DFD Level 2 Proses Pengolahan Identitas BPR:

1. No. Proses / Nama Proses : P1.1 / Memasukkan Identitas BPR.

Masukan : Data BPR berupa Nama Bank, Alamat Bank dan Tanggal Pengawasan.

Proses : Memasukkan data yang berhubungan

dengan identitas dan jadwal pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap Bank yang bersangkutan.

Keluaran : Data BPR.

User

Memasukkan Identitas BPR

P1.1

Menghapus Identitas BPR

P1.2


(48)

2. No. Proses / Nama Proses : P1.2 / Menghapus Identitas BPR.

Masukan : Data BPR.

Proses : Menghapus data BPR dari tabel database.

Keluaran : Data BPR.

3.2.1.3 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Pengawasan

Proses pengolahan hasil pengawasan yang ada pada DFD Level 1, dapat dipecah menjadi beberapa proses yang lebih spesifik lagi. Gambar 3.6 berikut ini menggambarkan DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Pengawasan.

Data Pengawasan Data Pengawasan

Status Kesehatan Bank

Data Pengawasan

Status Kesehatan Bank

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Pengawasan

Berikut ini penjelasan atau spesifikasi setiap proses dari DFD Level 2 Proses Pengolahan Data Pengawasan:

1. No. Proses / Nama Proses : P2.1 / Memasukkan Data Pengawasan. Masukan : Data Pengawasan berupa Jumlah Modal

Bank, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), Aktiva Produk yang Diklasifikasikan (APD), Aktiva Produktif (AP), Penyisihan Penghapusan Aktiva User

Database Memasukkan data

pengawasan P2.1

Menghapus Hasil Pengawasan

P2.2

Perhitungan Metode CAMEL


(49)

Produktif (PPAP), PPAP Wajib Dibentuk (PPAPWD), Manajemen, Laba, Rata-rata Aktiva, Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Alat Likuid, Hutang Lancar, Kredit, dan Dana yang diterima.

Proses : Memasukkan data berupa nilai yang telah diperoleh dari hasil pengawasan terhadap bank yang bersangkutan.

Keluaran : Data Pengawasan.

2. No. Proses / Nama Proses : P2.2 / Menghapus Hasil Pengawasan.

Masukan : Data Pengawasan.

Proses : Menghapus hasil penentuan tingkat

kesehatan bank dari tabel database. Keluaran : Status Kesehatan Bank.

3. No. Proses / Nama Proses : P3.2 / Perhitungan Metode CAMEL. Masukan : Data Pengawasan.

Proses : Proses mengolah variabel penentu tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL.

Keluaran : Status Kesehatan Bank.

3.2.1.4 DFD Level 2 Proses Perhitungan Metode CAMEL

Proses perhitungan metode CAMEL yang ada pada DFD Level 1, dapat dipecah menjadi beberapa proses yang lebih spesifik lagi. Gambar 3.7 berikut ini menggambarkan DFD Level 2 Proses Perhitungan Metode CAMEL.


(50)

Data Pengawasan

Data Pengawasan

Rasio

Nilai Kredit

NK Faktor

Status Kesehatan Bank

Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses Perhitungan Metode CAMEL

Berikut ini penjelasan atau spesifikasi setiap proses dari DFD Level 2 Proses Perhitungan Metode CAMEL:

1. No. Proses / Nama Proses : P3.1 / Memasukkan Variabel

Masukan : Data Pengawasan berupa Jumlah Modal Bank, Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), Aktiva Produk yang Diklasifikasikan (APD), Aktiva Produktif User

Menghitung Rasio CAMEL

P3.2

Menghitung Nilai Kredit (NK)

P3.3

Menghitung NK Faktor

P3.4

Mengecek Status P3.5 Memasukkan

Variabel P3.1


(51)

(AP), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), PPAP Wajib Dibentuk (PPAPWD), Manajemen, Laba, Rata-rata Aktiva, Biaya Operasional, Pendapatan Operasional, Alat Likuid, Hutang Lancar, Kredit, dan Dana yang diterima.

Proses : Memasukkan data berupa nilai yang telah diperoleh dari hasil pengawasan terhadap bank yang bersangkutan.

Keluaran : Data Pengawasan.

2. No. Proses / Nama Proses : P3.2 / Menghitung Rasio CAMEL. Masukan : Data Pengawasan.

Proses : Menghitung rasio atau nilai perbandingan dari ke lima aspek, yaitu aspek capital, asset quality, management, earning dan liquidity.

Keluaran : Rasio.

3. No. Proses / Nama Proses : P3.3 / Menghitung Nilai Kredit (NK).

Masukan : Rasio.

Proses : Menghitung Nilai Kredit dari setiap aspek berdasarkan nilai rasio yang telah dihitung. Keluaran : Nilai Kredit.

4. No. Proses / Nama Proses : P3.4 / Menghitung NK Faktor. Masukan : Nilai Kredit.

Proses : Menghitung Nilai Kredit keseluruhan guna menarik kesimpulan tingkat kesehatan bank.


(52)

5. No. Proses / Nama Proses : P4.4 / Mengecek Status.

Masukan : NK Faktor.

Proses : Menarik kesimpulan terhadap status kesehatan bank berdasarkan NK Faktor yang telah diperoleh.

Keluaran : Status Kesehatan Bank.

3.2.2 Kamus Data

Kamus Data atau Data Dictionary mirip dengan sebuah kamus yang dapat membantu seseorang dalam menemukan arti kata baru. Demikian juga kamus data mempunyai fungsi yang sama dalam pemodelan sebuah sistem. Kamus data tidak menggunakan notasi grafis seperti DFD tetapi sebuah model tidak akan lengkap tanpa adanya kamus data.

Kamus data berfungsi untuk membantu pelaku sistem mengerti aplikasi secara detail dan mereorganisasi semua data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisa sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses yang terjadi dalam suatu aplikasi. Kamus data mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:

1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.

2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran. 3. Mendeskkripsikan komposisi penyimpanan data.

4. Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan yang akan menjadi titik perhatian dalam entity relationship diagram.

3.2.2.1 Kamus Data BPR

Dalam Tabel 3.1 berikut, dapat dilihat kamus uraian penjelasan dari setiap komponen yang terdapat dalam data BPR.


(53)

Tabel 3.1 Kamus Data BPR

No Field Tipe data Panjang Keterangan

1 Nama Bank Char 15 Nama Bank Perkreditan

Rakyat

2 Alamat Char 25 Alamat Bank Perkreditan

Rakyat 3 Tanggal

Pemeriksaan

Char 15 Tanggal dilakukannya pemeriksaan

3.2.2.2 Kamus Data Pengawasan

Dalam Tabel 3.2 berikut, dapat dilihat kamus uraian penjelasan dari setiap komponen yang terdapat dalam data pengawasan.

Tabel 3.2 Kamus Data Pengawasan

No Field Tipe data Panjang Keterangan

1 Jumlah Modal Bank

float - Modal inti ditambah dengan modal pelengkap yang dimiliki oleh suatu bank.

2 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

(ATMR),

float - Nilai total dari seluruh sisi aktiva yang dimiliki oleh suatu BPR.


(54)

3 Aktiva Produk yang Diklasifikasikan

(APD)

float - Jumlah aktiva produktif

berdasarkan pengelompokan sisi aktiva yang dimiliki oleh suatu BPR. Pengelompokan ini terdiri dari aktiva dalam perhatian khusus, aktiva kurang lancar, aktiva yang diragukan dan aktiva macet.

Aktiva Produktif (AP)

float - Sumber daya yang dimiliki bank yang diperkirakan dapat segera memberi pemasukan kepada bank. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

float - Penyisihan akibat piutang atau kredit yang sudah tak tertagih lagi.

PPAP Wajib Dibentuk (PPAPWD)

float - Penyisihan akibat piutang atau kredit yang sudah tak tertagih lagi yang wajib dibentuk. Manajemen float - Pelaksanaan manajemen bank

dan keputusan-keputusan strategis yang sangat mempengaruhi kondisi permodalan, penempatan dana,

profibilitas serta likuiditas bank.

Laba float - Keuntungan yang didapatkan oleh bank sebelum dikenakan biaya pajak.

Rata-rata Aktiva

float - Nilai rata-rata dari sumberdaya yang dimiliki oleh bank.


(55)

Biaya Operasional

float - Beban dari kegiatan

operasional bank Pendapatan

Operasional

float - Pemasukan yang diterima bank.

Alat Likuid float - Segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran untuk membayar segala bentuk kewajiban bank. Hutang Lancar float - Kewajiban yang harus segera

dibayarkan oleh bank.

Kredit float - Pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan harus segera dibayarkan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama.

Dana yang diterima

float - Pemasukan dana yang diterima oleh bank dari pihak ketiga berupa tabungan ataupun deposito masyarakat.

3.2.3 Perancangan Flowchart Program

Berikut ini adalah gambaran flowchart secara umum dari sistem penentuan tingkat kesehatan BPR dengan metode CAMEL.


(56)

Gambar 3.8 Flowchart Program 3.2.4 Perancangan Rasio CAMEL

Dalam menentukan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan metode CAMEL, dilakukan penghitungan rasio dari setiap aspek. Adapun aspek yang dihitung nilai rasionya adalah capital, asset quality, management, earning dan liquidity. Peghitungan nilai rasio dilakukan guna mendapatkan Nilai Kredit dari setiap aspek. Nilai kredit yang didapatkan akan digunakan sebagai nilai penentu untuk menentukan status kesehatan bank.

Mulai

Masukkan variabel

Hitung Rasio CAMEL

Hitung NK

Cetak Hasil


(57)

1. Rasio Capital

Rasio Capital didapatkan dari hasil perbandingan antara Modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Adapun ketentuan penilaian berdasarkan nilai rasio tersebut untuk aspek capital atau permodalan adalah sebagai berikut:

Jika Rasio Capital yang diperoleh sebesar 8% maka Nilai Kredit (NK) sama dengan 81.

Jika Rasio Capital > 8% maka setiap kenaikan 0.1% dari rasio capital, NK akan ditambah sebesar 1. Batas maksimum NK adalah 100.

Jika Rasio Capital yang diperoleh ≥ 7.9% dan ≤ 8% maka Nilai Kredit (NK) sama dengan 65.

Jika Rasio Capital < 8% maka setiap penururnan 0.1% dari rasio capital, NK akan dikurangi 1. Batas minimum NK adalah 0.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan aspek capital atau permodalan:


(58)

Tidak Tidak Tidak

Ya

Ya Ya

Gambar 3.9 Flowchart Rasio Capital Mulai

Masukkan Modal, ATMR

Hitung Rasio Capital

R = 8

NK = 81

Cetak NK

Selesai

R > 8 7.9≤R≤8

x = 1 . 0

8

R

NK = 81+x

x = 1 . 0 8−R


(59)

2. Rasio Asset Quality

Aspek asset quality terbagi atas dua buah rasio, antara lain: Rasio1

Merupakan perbandingan antara Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (APD) dengan Aktiva Produktif. Adapun ketentuan penilaian berdasarkan nilai rasio tersebut untuk aspek asset quality adalah sebagai berikut:

Jika nilai Rasio1 ≥ 22.5%, maka NK = 0.

Jika nilai Rasio1 < 22.5%, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap penurunan 0.15% dari 22.5%. Maksimum NK = 100.

Rasio1 memiliki bobot sebesar 25%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio pertama dalam aspek asset quality.

Tidak

Ya

Gambar 3.10 Flowchart Rasio1 Asset Quality Mulai

Masukkan APD, AP

Hitung Rasio

R≥22.5

NK = 0

x= 5 . 0

5 . 22 −R

NK = x × 0.83

Cetak NK


(60)

Rasio 2

Merupakan perbandingan antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dengan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD). Adapun ketentuan penilaian berdasarkan nilai rasio tersebut untuk aspek asset quality adalah sebagai berikut:

Jika nilai Rasio2 = 0% maka NK = 0

Jika nilai Rasio2 > 0%, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0% . Maksimum NK = 100.

Rasio2 memiliki bobot sebesar 5%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio kedua dalam aspek asset quality.

Ya Tidak

Gambar 3.11 Flowchart Rasio2 Asset Quality Mulai

Masukkan PPAP, PPAPWD

Hitung Rasio

R=0 NK = R × 0.17 NK = 0

Cetak NK


(61)

3. Management

Penilaian terhadap aspek manajemen terdiri atas penilaian manajemen umum dan manajemen resiko. Penghitungan aspek manajemen didasarkan pada akumulasi nilai dari setiap pertanyaan yang telah dijawab. Berikut ini ketentuan penilaian atas jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.

- Setiap jawaban diberi nilai 0, 1, 2, 3 atau 4. - Nilai 0 mencerminkan kondisi lemah.

- Nilai 1, 2, dan 3 mencerminkan kondisi antara. - Nilai 4 mencerminkan kondisi baik.

4. Rasio Earning

Aspek earning terdiri atas dua buah rasio, antara lain: Rasio 1

Merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata aktiva selama 12 bulan terakhir. Adapun ketentuan penilaiannya adalah sebagai berikut:

Jika Rasio1 ≤ 0%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika Rasio1 > 0, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap kenaikan 0.015% mulai dari 0% . Maksimum NK = 100.

Rasio1 memiliki nilai bobot sebesar 5%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio pertama dalam aspek earning.


(62)

Tidak

Ya

Gambar 3.12 Flowchart Rasio 1 Earning

Rasio 2

Merupakan perbandingan antara beban operasional dengan pendapatan operasional selama 12 bulan terakhir. Adapun ketentuan penilaian dalam rasio ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Masukkan laba, rata-rata aktiva

Hitung Rasio

R ≤ 0

NK = 0

x=

015 . 0

R

NK = x × 0.5

Cetak NK


(63)

Jika Rasio2 ≥ 100%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika Rasio2 < 100%, maka Nilai Kredit (NK) akan ditambah 1 untuk setiap penurunan 0.08% mulai dari 100%. Maksimum NK = 100.

Rasio2 memiliki nilai bobot sebesar 5%.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan rasio kedua dalam aspek earning.

Tidak

Ya

Gambar 3.13 Flowchart Rasio2 Earning Mulai

Masukkan BO, PO

Hitung Rasio

R ≥ 100

NK = 0

NK = x × 0.5 NK =

08 . 0 100−R

Cetak Hasil


(64)

5. Rasio Liquidity

Aspek liquidity terdiri dari dua buah rasio, antara lain: Cash Ratio

Merupakan perbandingan antara alat likuid dengan hutang. Adapun ketentuan penilaian dalam cash ratio adalah sebagai berikut:

Jika CR = 0%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika CR > 0, maka NK akan ditambah 1 untuk setiap kenaikkan 0.05% mulai dari 0. Maksimum NK = 100.

Cash Ratio memiliki bobot sebesar 5%.

Tidak

Ya

Gambar 3.14 Flowchart Cash Ratio Mulai

Masukkan Alat Likuid, Hutang

Hitung Rasio

R = 0

NK = 0 NK = x × 0.5

x=

05 . 0

R

Cetak Hasil


(65)

Loan Deposit Ratio

Merupakan perbandingan antara kredit pinjaman nasabah dan pemasukan dana yang diterima oleh bank. Adapun ketentuan penilaian dalam Loan Deposit Ratio adalah sebagai berikut:

Jika LDR ≥ 115%, maka Nilai Kredit (NK) = 0.

Jika LDR ≤ 115%, maka NK ditambah 4 untuk setiap penurunan 1% mulai dari 115%. Maksimum NK = 100.

Berikut ini perancangan flowchart program untuk penghitungan Loan Deposit Ratio.

Tidak

Ya

Gambar 3.15 Flowchart Loan Deposit Ratio Mulai

Masukkan Kredit, Dana

Hitung Rasio

R ≥ 115

NK = 0 NK = x × 0.5

x = (115 – R) × 4

Cetak Hasil


(66)

Setelah Nilai Kredit (NK) dari setiap aspek telah ditentukan maka akan dilakukan penghitungan Nilai Kredit Faktor (NK Faktor). Penghitungan NK Faktor dilakukan dengan manjumlahkan seluruh NK dari masing-masing aspek sesuai dengan nilai bobotnya masing-masing. Dalam metode CAMEL setiap aspek telah ditentukan nilai bobotnya. Berikut ini tabel nilai bobot dari masing-masing aspek.

Tabel 3.3 Nilai Bobot Aspek CAMEL

Aspek Nilai Bobot

Capital (Permodalan) 30%

Asset Quality (Kualitas Aktiva) 30%

Management (Manajemen) 20%

Earning (Rentabilitas) 10%

Liquidity (Likuiditas) 10%

Sumber: Lampiran 1 SK DIR.BI Nomor 30/ 12/ KEP/ DIR tanggal 30 April 1997.

Nilai Kredit Faktor yang telah ditentukan sudah dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan status kesehatan bank yang bersangkutan. Adapun aturan-aturan yang digunakan untuk penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat adalah sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No.30/12/KEPDIR dan Surat Edaran BI No.30/3/UPPB.

Tabel 3.4 Aturan-aturan Penentuan Tingkat Kesehatan BPR

IF 81 ≤ NK ≤ 100 THEN SEHAT

IF 66 ≤ NK ≤ 80.9 THEN CUKUP SEHAT IF 51 ≤ NK ≤ 65.9 THEN KURANG SEHAT IF 0 ≤ NK ≤ 50.9 THEN TIDAK SEHAT


(67)

3.2.5 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan sebagai gambaran bentuk setiap form yang ada dalam aplikasi yang akan dibangun. Setiap form yang dirancang akan memudahkan perancang untuk mengimplementasikan antarmuka pengguna sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Berikut ini rancangan setiap form yang akan dibangun dalam aplikasi penentuan tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat dengan metode CAMEL.

1. Form Halaman Awal

Form ini merupakan form yang pertama sekali muncul pada saat pengguna menjalankan aplikasi ini. Dalam form ini pengguna memasukkan data yang berhubungan dengan identitas bank dan tanggal dilakukannya pengawasan pada bank yang bersangkutan. Dalam form ini terdapat menu utama yang berisi beberapa sub menu.

Gambar 3.16 Form Halaman Awal Aplikasi Penentuan Tingkat Kesehatan

BPR Nama Bank :

Alamat :

Tgl.Periksa : File Informasi

Lihat Data Exit

Sistem Profil


(68)

2. Form Hasil Pengawasan

Dalam form ini akan dimasukkan semua data yang telah diperoleh dari hasil pengawasan BPR yang bersangkutan. Data yang dimasukkan akan menjadi variabel penentu dalam menentukan status kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL.

Gambar 3.17 Form Hasil Pengawasan 3. Form Aspek Penilaian

Form ini menampilkan hasil penilaian masing-masing aspek. Pada tahap ini, user dapat melihat tingkat kesehatan dari ke lima aspek yang ada dalam metode CAMEL. Selain itu, juga akan ditampilkan jumlah Nilai Kredit dari masing-masing aspek sebagai data pendukung dalam menentukan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

Inputan Data Hasil Pengawasan BPR

Process Refresh


(69)

Gambar 3.18 Form Aspek Penilaian 4. Form Hasil Penilaian

Dalam form ini akan ditampilkan penarikan kesimpulan dari status kesehatan bank perkreditan rakyat yang sedang diperiksa. Pada form ini akan secara jelas ditampilkan nama bank, alamat, tanggal pemeriksaan dan status kesehatan dari bank tersebut yang telah dianalisis berdasarkan metode CAMEL.

Gambar 3.19 Form Hasil Penilaian Aspek Penilaian Tingkat Kesehatan BPR

Capital : NK :

Asset Quality : NK :

Management : NK :

Earning : NK :

Liquidity : NK :

Result

Hasil Penilaian

Nama Bank :

Alamat :

Tanggal Pemeriksaan : Hasil Penilaian :

Save

Exit Back


(70)

5. Form Database

Form ini berisikan database dari identitas bank dan hasil penilaian tingkat kesehatan bank perkreditan rakyat. Data yang ada pada database dapat dilihat sewaktu-waktu oleh pengguna, dicetak dan dapat juga dihapus jika sudah tidak diperlukan lagi.

Gambar3.20 Form Database 6. Form Sistem

Form ini berisikan tentang informasi dari aplikasi yang akan dibuat.

Gambar 3.21 Form Sistem Database Hasil Pengawasan BPR Search

Nama Bank Alamat Tgl Pemeriksaan Capital Asset Managemenet Liquidity Tingkat Kesehatan

Delete

Exit

Aplikasi Penentuan

Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan Menggunakan Metode

CAMEL

Back

Print


(71)

7. Form Profil

Form ini berisikan tentang informasi dari pembuatn sistem.

Gambar 3.22 Form Profil 8. Form Cetak Laporan

Form ini merupakan tampilan laporan yang akan dicetak.

Gambar 3.23 Form Cetak Laporan

Profil

Back

LAPORAN STATUS KESEHATAN BPR NAMA BANK ALAMAT TGL PEMERIKSAAN STATUS


(72)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1 Implementasi

Dalam tahap implementasi, seluruh perancangan yang telah dibuat akan diwujudnyatakan dalam suatu bahasa pemrograman. Seluruh kriteria dan pemodelan yang telah didefenisikan sebelumnya akan menjadi acuan dalam proses implementasi ini. Dalam bab ini akan dijelaskan setiap tampilan setiap form yang terdapat dalam aplikasi yang akan dihasilkan.

4.1.1 Tampilan Home

Form ini merupakan halaman yang pertama sekali muncul ketika aplikasi dijalankan oleh user. Pada form ini user akan memasukkan identitas BPR berupa nama bank, alamat bank dan tanggal dilakukannya pemeriksaan. Form ini dilengkapi dengan dua buah main menu yaitu menu File dan menu Informasi. Masing-masing menu memiliki submenu yaitu menu Lihat Data, Exit, Sistem dan Profil. Form ini juga dilengkapi dengan tiga buah button yaitu:

- Refresh : Berfungsi untuk menghapus data yang telah diketikkan pada setiap Edit Text secara keseluruhan.

- Process : Berfungsi untuk memberi perintah pada sistem untuk menuju tahap selanjutnya dan memproses data yang telah dimasukkan.

- Exit : Membatalkan proses dan keluar dari sistem.


(73)

Gambar 4.1 Tampilan Home dengan main menu File


(74)

4.1.2 Tampilan Data Penilaian

Setelah user memasukkan data pada form Home, maka akan muncul form Data Penilaian. Form ini merupakan halaman untuk memasukkan setiap data yang diperoleh oleh tim pengawas bank dari pengawasan yang telah dilakukan terhadap suatu BPR. Data tersebut menjadi variabel penentu yang akan digunakan dalam metode CAMEL untuk menghitung status kesehatan suatu bank perkreditan rakyat. Tampilan Data Penilaian dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.3 Tampilan Data Penilaian

Pada form ini terdapat dua buah tombol yaitu Refresh dan Process. Tombol refresh berfungsi untuk mengosongkan setiap Edit Text secara keseluruhan. Sedangkan tombol process digunakan ketika seluruh data telah dimasukkan dan akan dihitung nilai kredit dari setiap aspek yang ada dalam metode CAMEL.


(75)

4.1.3 Tampilan Aspek Penilaian

Pada form ini akan ditampilkan hasil perhitungan nilai kredit dari setiap aspek berdasarkan inputan data hasil pengawasan bank yang telah dimasukkan oleh user pada form sebelumnya. Selain menampilkan hasil perhitungan nilai kredit, pada form ini juga akan ditampilkan status kesehatan dari setiap aspek yang telah dihitung nilai kreditnya. Pada gambar berikut dapat dilihat tampilan aspek penilaian.

Gambar 4.4 Tampilan Aspek Penilaian

Pada form ini hanya terdapat satu tombol yaitu tombol Result. Tombol ini akan menginstruksikan sistem untuk menghitung nilai kredit secara keseluruhan dan sekaligus menentukan tingkat kesehatan dari bank yang bersangkutan.


(76)

4.1.4 Tampilan Hasil Penilaian

Dalam form ini akan ditampilan secara terperinci identitas bank dan status kesehatan yang dimilikinya. Adapun rincian tersebut berupa nama bank, alamat, tanggal pemeriksaan dan status kesehatan bank. Berikut ini tampilan hasil penilaian.

Gambar 4.5 Tampilan Hasil Penilaian

Pada form ini terdapat empat buah tombol, yaitu tombol save, view, back dan exit. Tombol save berfungsi untuk menyimpan data ke dalam database, tombol view berfungsi untuk melihat data yang tersimpan dalam database sistem, tombol back berfungsi untuk kembali ke halaman awal dan tombol exit berfungsi untuk keluar dari program.

4.1.5 Tampilan Database

Dalam form ini akan ditampilkan seluruh data yang tersimpan dalam database sistem. Data yang ditampilkan berupa nama bank, alamat, tanggal pemeriksaan dan tingkat kesehatan bank. Berikut ini gambar tampilan database sistem.


(77)

Gambar 4.6 Tampilan Database

Pada form tampilan database terdapat empat buah tombol yaitu tombol delete, refresh, back dan refresh. Tombol delete berfungsi untuk menghapus data yang ada dalam database sistem. Tombol print berfungsi untuk mencetak data yang ada dalam tabel database. Tombol back berfungsi untuk mengembalikan tampilan ke halaman awal, tombol exit digunakan untuk keluar dari aplikasi dan disediakan juga beberapa radio button yang dapat digunakan oleh user untuk memilih data yang akan ditampilkan sesuai dengan status kesehatan yang dimiliki oleh BPR yang bersangkutan.

4.1.6 Tampilan Sistem

Dalam form ini akan dijelaskan tentang gambaran dari cara kerja dan fungsi dari aplikasi ini. Berikut ini gambar tampilan sistem. Tombol back yang terdapat dalam form ini berfungsi untuk kembali ke halaman awal.


(1)

Gambar 4.10 Perhitungan Nilai Kredit


(2)

Gambar 4.12 Database Sistem

Gambar 4.13 Cetak Laporan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa hasil penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan aplikasi yang telah dibuat sama dengan hasil yang didapatkan dengan perhitungan manual.


(3)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab yang terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Aplikasi sistem ini dibuat sebagai alat bantu pengambilan keputusan status kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berdasarkan hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh tim pengawas bank dengan menggunakan metode CAMEL.

2. Perhitungan sistem dengan metode CAMEL memiliki hasil yang sama dengan perhitungan yang dilakukan secara manual.

3. Tim pengawas bank dapat menggunakan aplikasi ini untuk memudahkan penentuan status kesehatan BPR berdasarkan data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

5.2 Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut terhadap sistem yang telah dibuat, penulis menyarankan beberapa pengembangan berikut ini:

1. Aspek-aspek yang menjadi faktor penilaian dapat dikembangkan lagi sehingga tidak menutup kemungkinan adanya penambahan variabel yang menjadi penentu sesuai dengan perkembangan peraturan perbankan di Indonesia.


(4)

2. Aplikasi ini dapat dikembangkan lagi agar tidak terkhusus untuk BPR Konvensional saja tetapi dapat digunakan juga untuk menentukan status kesehatan BPR Syariah ataupun Bank Umum.


(5)

Daftar Pustaka

Djiwandono, Soedradjad, dkk.2006.Sejarah Bank Indonesia Periode IV.Jakarta:Bank Indonesia.

Kadir, Abdul.2001.Pemrograman Database Menggunakan Delphi.Jakarta: Penerbit Salemba Infotek.

Longkutoy, John.1986.Dasar-dasar Programming.Jakarta:Penerbit Mutiara Sumber Widya.

Luciana S. Almilia & Winny Herdiningtyas.2005 “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7 No.2 STIE PERBANAS: hal.5-6.

Penyuluhan Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat.1997.Jakarta:Bank Indonesia.

Pohan, Husni dan Kusnassriyanto.1997.Pengantar Perancangan Sistem. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pujiyanti, Sri dan Suhendra.2008.Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT.Bank Bukopin Tbk Periode 2006-2008).Jakarta: Universitas Guna Darma.

Sommerville, Ian.2003.Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak) Jilid 2. Jakarta:Penerbit Erlangga.

---.2003.Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak) Jilid 1. Jakarta:Penerbit Erlangga.


(6)

Susilo, Djoko.2002.Komponen Visual: Perancangan dan Implementasinya pada Delphi 6.Yogyakarta: J&J Learning.

Triandaru, Sigit, Totok.2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi 2.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Whitten, Jeffery, dkk.2005.Metode Desain & Analisis Sistem Edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Zarlis, Muhammad, Handrizal.2007.Algoritma & Pemrograman: Teori dan Praktik dalam Pascal.Medan: USU press.