Pengertian Kartu Kredit Syariah

29 melakukan intervensi dan koreksi demi menjamin agar pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati oleh masyarakat banyak, juga menjamin kekuatan ekonomi tidak terkonsentrasi pada sekolompok kecil pengusaha bemodal dan memberdayakan pengusaha bemodal kecil dan sedang, serta memberikan kesejahteraan lahir bathin secara hakiki.

B. Konsep Kartu Kredit Syariah

1. Pengertian Kartu Kredit Syariah

Kartu kredit atau credit card adalah uang plastik sebagai pengganti uang tunai yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan dapat diterima secara internasional . 17 Syariah berasal dari kata syara’a yang berarti syariat, ajaran, undang- undang, hukum. 18 Syariah juga berarti jalan yang ditempuh atau garis yang semestinya dilalui. Secara etimologi, definisi syariah adalah peraturan- peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan pada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung diantaranya dengan Allah dan manusia. Jadi singkatnya, sayariah itu berisi peraturan dan 17 O.P.Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank, cet-II Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004, h.119. 18 Munir Baalbaki dan Rohi Baalbaki, kamus Al-Maurid Surabaya: Halim Jaya, 2006, h.509. 30 hukum-hukum yang menentukan garis hidup yang harus dilalui oleh seorang muslim. 19 Sedangkan Berdasarkan fatwa No. 54DSN-MUIX2006 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang dimaksud dengan kartu kredit syariah syariah card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum berdasarkan sistem yang ada antara para pihak berdasarkan prinsip syariah dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam transaksi kartu kredit syariah: 20 a. Issuer Bank, yaitu pihak yang diberikan kuasa oleh undang-undang untuk menerbitkan kartu kepada nasabahnya, ia menjadi wakil atas card holder tersebut dalam membayar nilai pembelian yang dilakukannya kepada merchant. b. Card Holder, orang yang namanya dicantumkan dalam kartu, atau orang yang diberi kuasa untuk memakainya, dan ia berkewajiban nelunasi semua kewajiban yang timbul akibat pemakaian kartu tersebut kepada issuer bank. 19 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h.7. 20 Abdul Wahab Ibrahim Abu Sulaiman, Banking Cards Syariah Kartu Kredit dan Debit dalam Perspektif Fiqih, Penerjemah Aidil Novia Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006, h.20. 31 Merchant atau Supplier, yaitu pihak yang terikat dengan issuer bank dengan memberikan barang dan jasa kepada card holder sesuai dengan kesepakatan mereka. Beberapa perbedaan Kartu kredit regular dengan BNI Hasanah Card: 21 Tabel 2.1 Kartu Kredit Reguler BNI Hasanah Card Dasar Hukum UU Perbankan UU Perbankan, UU Perbankan Syariah, Fatwa DSN Provider Master Card Visa Master Card Perjanjian Berdasarkan bunga Berdasarkan akad kafalah, qard ijarah Ketentuan Penggunaan Tidak dibatasi Hanya dapat digunakan untuk transaksi yang sesuai syariah Fitur Cash advance, transfer dana, extradana, cicilan tetap, transfer balance, executive lounge, dsb. Fitur sama dengan kartu kredit reguler Pendapatan Bank Anual fee, bunga atas transaksi, Merchant fee, denda keterlambatan Anual fee, Montly fee transaksi, Merchant fee, collection fee, denda keterlambatan sebagai dana sosial. Cash collteral Tidak diperlukan Diperlukan untuk kartu classic 10 dari limit kartu 21 Wawancara pribadi dengan Wijanarko DS. Jakarta, 5 Mei 2011. 32

2. Dasar Hukum Kartu Kredit Syariah