Akad yang digunakan dalam Kartu Kredit Syariah

37

3. Akad yang digunakan dalam Kartu Kredit Syariah

Berdasarkan fatwa DSN-MUI mengenai kartu kredit syariah, terdapat ketentuan akad yang digunakan dalam kartu kredit syariah, yaitu kafalah, ijarah, dan qardh. Kafalah memiliki beberapa istilah dalam bahasa arab yang memiliki makna yang sama yaitu al-dhamanah, hamalah, dan za’aamah. Menurut istilah, al-Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh kafil penanggung kepada pihak ketiga atas kewajiban yang harus ditunaikan pihak kedua. 27 Kafalah diisyaratkan oleh Allah SWT. Pada Surat Yusuf ayat 72:              Artinya: Penyeru-penyeru itu berkata: Kami kehilangan piala Raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan seberat beban unta, dan aku menjamin terhadapnya. QS. Yusuf : 72 Dasar hukum al-kafalah yang kedua adalah al-sunnah: ﺜ ﱠﺪﺤ ﻲ ﺃ ﻲ ﻉ ﻜﻷ ﻤ ﺴ ﺪﯿ ﻲ ﺃ ﺪﯿﺰﯿ ﺃ ﯿ ﻲ ﯿ ﺰ ﻲ ﺃ ﺴ ﯿ : ﯿ ﺪ ْ ﻤ ﯿ ؟ : ﻻ ﯿ . ﺰ ﻲ ﺜ : ﯿ ﺪ ْ ﻤ ﯿ ؟ : . : ﻜ ﺤ . ﺪ ﺃ : ﺴ ﯿ ﯿ ﺪ ﻲ ٬ ﯿ . Artinya: “Abu Ashim telah menceritakan kepada kami dari yazid bin Abu Ubaid, dari Salamah bin Al Akwa’ RA, “Sesungguhnya didatangkan kepada Nabi SAW satu jenazah untuk beliau shalat, maka beliau bertanya, „Apakah dia memiliki utang?’ Mereka menjawab, „Tidak’. Lalu beliau menshalatinya. Kemudian 27 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, cet-1 Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.162. 38 didatangkan satu jenazah yang lain dan beliau bertanya. „Apakah dia memiliki utang?’ Mereka menjawabm „Ya’. Beliau bersabda, „Shalatilah sahabat kalian’ Abu Qatadah berkata, „Utangnya menjadi tanggunganku, wahai Rasulullah’ Maka beliau menshalatinya. ” Hadits Riwayat Bukhori. 28 Adapun rukun dan syarat kafalah menurut mazhab Hanafi hanya satu yaitu ijab dan qabul. Sedangkan menurut para ulama lainnya adalah sebagai berikut: 29 a. Dhamin, Kafil atau Zai’im, yaitu orang yang menjamin dimana ia diisyaratkan sudah baligh, berakal, tidak dicegah membelanjakan harta mahjur dan dilakukan dengan kehendaknya sendiri. b. Madmum lah, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah bahwa orang yang berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin. Madmum lah disebut juga dengan makful lah, madmum lah disyaratkan dikenal oleh penjamin karena manusia tidak sama dalam hal tuntutan, hal ini dilakukan demi kemudahan dan kedisiplinan. c. Madmun „anhu atau makful „anhu adalah orang yang berutang. d. Madmun bih atau makful bih adalah utang, barang, atau orang, disyaratkan pada makful bih dapat diketahui dan tetap keadaaanya, baik sudah tetap maupun akan tetap. e. Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu berarti menjamin, tidak digantungkan kepada sesuatu dan tidak berarti sementara. Skema al-Kafalah 30 28 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari Syarah: Shahih Bukhari, h.151. 29 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.163. 39 Kafalah dalam teknis perbankan adalah sebagai berikut: 31 a. Bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. b. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiah. Bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang diberikan. c. Transaksi yang masuk dalam akad-akad kafalah adalah; bank garansi dengan segala variasinya, dan letter of credit dengan segala jenis dan variasinya. Dalam praktek kartu kredit syariah, akad kafalah dalam hal ini penerbit kartu adalah kafil bagi pemegang kartu terhadap merchant atas semua kewajiban bayar dayn. Atas pemberian kafalah. Penerbit kartu dapat menerima fee ujrah kafalah. 30 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktik, cet-1 Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h.125. 31 Heri Sudarsono, Bank Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Edisi ketiga Yogyakarta: Ekonisia, 2008, h.85. JAMINAN KEWAJIBAN PENANGGUNG Lembaga Keuangan TERTANGGUNG Jasaobjek DITANGGUNG Nasabah 40 Akad yang kedua adalah ijarah. Secara etimologis ijarah adalah upah sewa yang diberikan kepada seseorang yang telah mengerjakan satu pekerjaan sebagai balasan atas pekerjaannya. Secara terminologis pengarang Mughni Al- Muhtaj yang bermazhab syafi’iyah mendefinisikan ijarah sebagai transaksi atas manfaat dari sesuatu yang telah diketahui, yang mungkin diserahkan dan dibolehkan, dengan imbalan yang juga telah diketahui. Sementara itu, Al-Qaduri yang bermazhab Hanafiah mendefinisikannya sebagai transaksi atas berbagai manfaat sesuatu dengan memberikan imbalan . 32 Dasar hukum dibolehkannya akad ijarah adalah terdapat pada firman Allah surat Ath-Thalaq ayat 6:                                      Artinya: “Tempatkanlah mereka para isteri di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. dan jika mereka isteri-isteri yang sudah ditalaq itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan anak-anakmu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu segala sesuatu dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu untuknya.” QS. Ath-Thalaq: 6 32 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syariah: Menjalin Kerja Sama Bisnis dan Menyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam. Penerjemah Fakhri Ghafur, cet-1 Jakarta: Penerbit Hikmah, 2009, h.145. 41 Dasar hukum yang kedua adalah al-sunnah: ﻤ : ﺴ ﯿ ﺴ ٬ ﺃ ْ ْ ﺃ ْﯿ ﻷ ْ ﺃ ﯿ . ﺟ ﺮ Artinya: Dari Ibnu Umar, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW, ”Berilah kepada seorang buruh upahnya sebelum kering peluhnya .” HR Ibnu Majah. 33 Di samping al- Qur’an dan al-Sunnah, umat Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ijarah diperbolehkan sebab bermanfaat bagi manusia . Adapun rukun ijarah menurut ulama Hanafiyah itu terdiri dari ijab ungkapan menyewakan dan qabul persetujuan terhadap sewa-menyewa. 34 Rukun ijarah ada empat, yaitu: 35 a. Dua orang yang bertransaksi b. Shigat ijab-qabul transaksi c. Manfaat d. Upah Sedangkan syarat-syarat ijarah yaitu : 36 a. Untuk kedua orang yang berakad al- muta’aqidain, menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, disyaratkan telah baligh dan berakal. Sedangkan ulama Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat tidak harus mencapai usia 33 Ibnu Hajar Al Asqalani, Tarjamah Bulughul Maram. Penerjemah A. Hassan, cet-XX VII Bandung: Penerbit Diponegoro, 2006, h.407. 34 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.121. 35 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syariah: Menjalin Kerja Sama Bisnis dan Menyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam. h.148 36 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.122-124. 42 baligh, anak yang telah mumayiz pun boleh melakukan akad ijarah, dan dianggap sah jika telah disetujui oleh walinya. b. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelannya untuk melakukan akad ijarah. c. Manfaat yang menjadi objek harus diketahui secara sempurna, sehingga tidak muncul perselisihan di kemudian hari. d. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak bercacat. e. Obyek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara’. f. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa. g. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah, mobil, dan hewan tunggangan. h. Upahsewa dalam akad ijarah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang bernilai harta. 43 Skema al-Ijarah 37 Aplikasi dalam perbankan, bank-bank Islam yang mengoperasikan produk al-ijarah, dapat melakukan leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun financial lease. Akan tetapi pada umumnya, bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan al-Ijarah Muntahiya Bittamlik karena lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu, bank pun tidak direpotkan untuk mengurus pemeliharaan aset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya. 38 Ijarah Muntahiya Bittamlik IMBT adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan alih kepemilikan objek sewa. 39 Berbagai bentuk alih kepemilikan IMBT antara lain: 37 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktik, h.119. 38 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktik, h.118-119. 39 Ascarya, Akad Produk Bank Syariah, edisi 1 Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h.103. B. Milik 1. Pesan Objek Sewa 2. Beli Objek Sewa 3. Sewa Beli PENJUAL SUPLIER NASABAH BANK SYARIAH OBJEK SEWA A. Milik 44 a. Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dihibahkan kepada penyewa. b. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dibeli oleh penyewa dengan harga yang berlaku pada saat ini. c. Harga ekuivalen dalam periode sewa, yaitu ketika penyewa membeli aset dalam periode sewa sebelum kontrak sewa berakhir dengan harga ekuivalen; dan d. Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih kepemilikan dilakukan bertahap dengan pembayaran cicilan selama periode sewa. Dalam praktek kartu kredit syariah, akad ijarah dalam hal ini penerbit kartu adalah penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang kartu. Atas ijarah ini, pemegang kartu dikenakan membership fee. Akad yang ketiga adalah qardh. Secara etimologi qardh berarti al- qath’i memotong. Harta yang dibayarkan kepada muqtarid yang diajak akad qardh dinamakan qarad, sebab merupakan potongan dari harta muqrid pemilik barang. 40 Pengertian qardh menurut terminologi, antara lain dikemukakan oleh ulama Hanafiyah, qardh adalah sesuatu yang diberikan seseorang dari harta mitsil yang memiliki perumpamaan untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut ulama Malikiyah qardh adalah suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak disertai iwadh imbalan atau tambahan dalam pengembaliannya. Menurut ualama Syafi’iyah, qardh mempunyai pengertian yang sama dengan term as-Salaf, yakni 40 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.150. 45 akad pemilikan sesuatu untuk dikembalikan dengan yang sejenis atau yang sepadan. 41 Menurut istilah para ahli fikih, al-qardh adalah memberikan suatu harta kepada orang lain utuk dikembalikan tanpa ada tambahan . 42 Adapun yang menjadi landasan hukum diperbolehkannya qardh adalah al- Qur’an surat al-Hadid ayat 11:              Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak.” QS. Al-Hadid: 11 Selain itu hadits Nabi SAW, Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW. Bersabda, ْ ﺪ ﺴ ﱠ ﻲ ﱠ ﺃ ﺴ ﯿ . : ْ ﺴ ﯿ ْﺮ ﺴ ً ﻀﺮ ً ﺮ ﯿْ ﺪ ﱠﻻﺇ ﱠﺮ ً . ﺟ ﺮ Artinya: “Bukan seorang muslim mereka yang meminjamkan muslim lainnya d ua kali kecuali yang satunya adalah senilai sedekah.” HR Ibnu Majah. 43 Para ulama telah menyepakati bahwa al-qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu 41 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.150. 42 Musthafa Dib Al-Bugha, Buku Pintar Transaksi Syariah: Menjalin Kerja Sama Bisnis dan Menyelesaikan Sengketanya Berdasarkan Panduan Islam, h.51. 43 Faisal bin Abdul Aziz, Terjemah Nailul Author: Himpunan Hadits-Hadits Hukum,Penerjemah A. Qadir Hassan, dkk, jilid 4, cet-3 Surabaya: PT Bina Ilmu, 2001, h.1779. 46 bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya. 44 Adapun yang menjadi rukun qardh adalah: 45 a. Muqridh pemilik barangyang memberikan pinjaman b. Muqtaridh peminjam c. Qardh objekbarang yang dipinjamkan d. Ijab qobul Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akad qardh adalah sebagai berikut : 46 a. Orang yang melakukan akad Muqridh dan Muqtaridh harus baligh, dan berakal. b. Qardh objekbarang yang dipinjamkan harus berupa maal mutaqawwim harta yang menurut syara’ boleh digunakandikonsumsi. Mengenai jenis harta benda yang dapat menjadi objek utang piutang terdapat perbedaan pendapat dikalangan fuqaha. Menurut Hanafiah, akad utang piutang hanya berlaku pada harta benda mistliyat, yaitu harta benda yang banyak padanannya, yang lazin dihitung melalui timbangan, takaran, dan satuan. Sedangkan harta benda qimiyat tidak sah dijadikan objek utang piutang seperti hasil seni, rumah, tanah, hewan, dan lain-lain. Namun menurut Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah setiap harta yang dapat diberlakukan atasnya akad 44 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktik, h.32-133. 45 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.151. 46 Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, h.151-152. 47 salam dapat diberlakukan atasnya akad utang piutang, baik berupa harta benda mistliyat maupun qimiyat. c. Ijab qabul harus dilakukan dengan jelas, sebagaimana jual beli dengan menggunakan lafal qardh atau yang sepadan dengannya. Menurut Maliki, pemilikan pemilikan terjadi dengan akad saja sekalipun serah terima belum terjadi. Skema al-Qardh 47 Aplikasi dalam perbankan, akad qardh biasanya diterapkan sebagai hal berikut: 48 a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang 47 Heri Sudarsono, Bank Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, h.82. 48 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktik, h.133. Kembali Modal Modal 100 Tenaga kerja Nasabah Bank Proyekusaha Keuntungan Perjanjian Qardh 100 48 relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito. c. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu al-qardh al-hasan. Dalam praktek kartu kredit syariah, akad qardh dalam hal ini penerbit kartu adalah pemberi pinjaman muqridh kepada pemegang kartu muqtaridh melalui penarikan tunai dari bank atau ATM bank penerbit kartu.

4. Ketentuan Umum Fatwa DSN-MUI Tentang Kartu Kredit Syariah