Terjemah Para Ahli Tafsir Tentang Surah al-Mujadalah Ayat

member sedekah sebelum menyampaikan hal-hal khusus atau memohon petunjuk Nabi itu. 70 Hal ini juga dikemukakan oleh Hamka dalam tafsirnya al-Azhar beliau mengatakan kelapangan pada Rasulullah saw menghadapi umat-umatnya yang banyak dan berbagai macam masalah waktu itu, menyebabkan ada-ada saja soal yang hendak dibicarakan dengan beliau sehingga sangat menghabiskan waktu kemudian datanglah peraturan, yaitu barang siapa yang ingin berurusan istimewa dengan rasul mestilah terlebih dahulu mengeluarkan sedekah kepada fakir miskin. 71 Dari beberapa tafsir yang telah penulis telusuri diantaranya adalah Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan karya Abuddin Nata, Tafsir al-Qurthubi karya Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, dan Tafsir al- Azhar karya Hamka tidak memiliki perbedaan dalam segi periwayatan dan sebab turunnya ayat ini sehingga dapat memudahkan penulis untuk mengetahui proses sebab turunnya ayat ini.

B. Terjemah Para Ahli Tafsir Tentang Surah al-Mujadalah Ayat

11 – 12                                 هلدج لا : 58 11 “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis-majlis,” maka lapangkanlah niscaya Allah akan melapangkan buat kamu, dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya 70 Ibid., hal. 81 71 Hamka, Tafsir Al Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000, h. 31 Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” a. Menurut Hamka dalam tafsir al-azhar mengatakan : ―wahai orang-orang yang beriman Apabila dikatakan kepada kamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah.” pangkal ayat 11. Artinya bahwa majlis, yaitu duduk bersama. Asal mulanya duduk bersama mengelilingi Nabi karena hendak mendengar ajaran-ajaran dan hikmat yang akan beliau keluarkan. 72 Allah SWT Memulai ayat ini dengan seruan Wahai orang- orang yang beriman sebab orang orang-orang yang beriman itu memiliki hati yang lapang, dia pun mencintai saudaranya yang terlambat masuk. Kadang-kadang dipanggilnya dan dipersilahkan duduk ke dekatnya. Lanjutan ayat mengatakan ; ―Niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu” 73 Artinya, karena hati telah dilapangkan terlebih dahulu menerima teman, hati kedua belah pihak akan sama-sama terbuka kemudian hati yang terbuka akan memudahkan segala urusan yang selanjutnya. Hal ini selaras dengan pepatah yang terkenal; ―Duduk sendiri bersempit-sempit, duduk banyak berlapang- lapang.‖ Artinya duduk sendiri pikiranlah yang jadi sempit karena tidak tahu apa yang akan dikerjakan namun setelah duduk bersama hati dan pikiran menjadi terbuka. 72 Ibid., Hal. 26 73 Ibid., Hal. 27 “Dan jika dikatakan kepada kamu; “berdirilah”, maka berdirilah” Menurut Ar-Razi yang dikutip oleh Hamka dalam tafsirnya mengatakan maksud dari kata-kata ini adalah dua hal: 1 Jika disuruh orang kamu berdiri untuk memberikan tempat kepada yang lain yang lebih patut duduk di tempat yang kamu duduki itu, segeralah berdiri 2 Yaitu jika disuruh berdiri karena kamu sudah lama duduk supaya orang lain yang belum mendapat kesempatan diberi peluang pula maka segeralah kamu berdiri Kalau sudah ada saran menyuruh berdiri, janganlah ―berat ekor‖ seakan-akan terpaku pinggulmu ditempat itu dengan tidak member kesempatan kepada orang lain. 74 b. Menurut Abuddin Nata dalam tafsir ayat-ayat pendidikan mengatakan : Kata tafassahu pada ayat tersebut maksudnya adalah tawassa‟u yaitu saling meluaskan dan mempersilahkan. Sedangkan kata yafsahillahillahu lakum maksudnya Allah akan melapangkan rahmat dan rezeki bagi mereka. Unsuzyu maksudnya saling merendahakan hati untuk memberi kesempatan kepada setiap orang yang datang. Yarfa‟illahu ladzina amanu, maksudnya Allah akan mengangkat derajat mereka yang telah memuliakan dan memiliki ilmu di akhirat pada tempat yang khusus sesuai dengan kemuliaan dan ketinggian derajatnya. 75 Adapun makna potongan ayat   maksudnya adalah apabila kamu diminta berdiri selama berada di majelis Rasulullah, maka segeralah berdiri, karena Rasulullah terkadang mengamati keadaan setiap 74 Ibid., Hal. 28 75 Abuddin Nata, MA, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, Hal. 152-153. individu sehingga dapat diketahui sikap keagamaan orang tersebut, atau karena Rasulullah ingin menyerahkan suatu tugas khusus yang tidak mungkin tugas tersebut dapat dikerjakan oleh orang lain. 76 Dalam ayat selanjutnya Abuddin Nata menafsirkan :  Maksudnya adalah Allah akan mengangkat orang-orang mukmin yang melaksanakan segala perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dengan memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahala maupun keridhaan-Nya. 77 Singkatnya bahwa setiap orang mukmin dianjurkan agar memberikan kelapangan kepada sesame kawannya ketika berada di majelis, ketika kawannya itu datang belakangan atau apabila dianjurkan agar keluar meninggalkan majelis maka segera tinggalkanlah tempat itu dan jangan ada prasangka bahwa perintah tersebut akan menghilangkan haknya melainkan merupakan kesempatan yang dapat menambah kedekatan pada tuhannya karena Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap perbuatan yang dilakukan hamba-Nya melainkan akan diberikan balasan yang setimpal di dunia dan akhirat. 76 Ibid., Hal. 153-154 77 Ibid., Hal. 154 c. Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah mengatakan : Kata اوحسفت tafassahu dan اوحسفا ifsahu terambil dari kata ح ف Fasaha yakni lapang, sedangkan kata اوزش ا unsyuzu terambil dari kata ز ش ن nusyuz yakni tempat yang tinggi. Perintah tersebut pada mulanya berarti beralih ketempat yang tinggi. Yang dimaksud di sini pindah ke tempat lain untuk member kesempatan kepada yang lebih wajar duduk, atau bangkit melakukan satu aktivitas positif. Ada juga yang memahaminya berdirilah dari rumah Nabi, jangan berlama-lama di sana, karena boleh jadi ada kepentingan Nabi saw yang lain dan yang segera beliau hadapi. 78 Kata سل جم majalis adalah bentuk jamak dari kata سلجم majlis. Pada mulanya berarti tempat duduk. Dalam konteks ayat ini adalah tempat Nabi Muhammad saw memberi tuntunan agama ketika itu tetapi yang dimaksud di sini adalah tempat keberadaan secara mutlak baik tempat duduk, tempat berdiri atau bahkan tempat berbaring. Karena tujuan perintah atau tuntunan ayat ini adalah memberi tempat yang wajar serta mengalah kepada orang-orang yang dihormati atau yang lemah sekalipun itu adalah orang tua non muslim jika anda --wahai yang muda —duduk di bus atau kereta sedangkan dia orang tua non muslim tidak mendapat tempat duduk maka wajar dan beradab jika anda berdiri untuk memberinya tempat duduk. 79 78 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2003, Hal. 79 79 Ibid. Ayat ini masih merupakan tuntunan akhlak. Kalau ayat yang lalu menyangkut pembicaraan rahasia, kini menyangkut perbuatan dalam satu majlis. Ayat di atas memberi tuntutan bagaimana menjalin hubungan harmonis dalam satu majlis. Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu oleh siapa pun: “Berlapang-lapanglah yakni berupayalah dengan sunggguh-sungguh walau dengan memaksakan diri untuk memberi tempat orang lain dalam majlis- majlis yakni satu tempat, baik tempat duduk maupun bukan untuk duduk, apabila diminta kepada kamu agar melakukan itu maka lapangkanlah tempat itu untuk orang lain itu dengan suka rela. Jika kamu melakukan hal tersebut, niscaya Allah akan melapangkan segala sesuatu buat kamu dalam hidup ini. Dan apabila dikatakan:”Berdirilah kamu ke tempat yang lain, atau untuk duduk tempatmu buat orang yang lebih wajar, atau bangkitlah untuk melakukan sesuatu seperti untuk shalat dan berjihad, maka berdiri dan bangkit-lah, Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu wahai yang diperkenankan tuntunan ini dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat kemuliaan di dunia dan di akhirat dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan sekarang dan masa datang. 80 d. Menurut Ahmad Maraghi dalam tafsirnya al-Maraghi mengatakan : Dari ayat tersebut dapat diketahui 3 hal sebagai berikut : 1 bahwa para sahabat berupaya ingin saling mendekat pada saat berada di majelis Rasulullah SAW, dengan tujuan agar ia dapat mudah mendengar wejangan dari Rasulullah SAW yang diyakini bahwa dalam wejangannya itu terdapat kebaikan yang amat dalam serta keistimewaan yang agung. 2 bahwa perintah untuk saling meluangkan dan meluaskan tempat ketika berada di majlis, tidak saling berdesakan dan berhimpitan dapat dilakukan sepanjang dimungkinkan, karena cara demikian dapat menimbulkan 80 Ibid., Hal. 77-78 keakraban diantara sesama orang yang berada di dalam majlis dan bersama-sama dapat mendengar wejangan Rasulullah SAW. 3 bahwa pada setiap orang yang memberikan kemudahan kepada hamba Allah yang ingin menuju pintu kebaikan dan kedamaian, Allah akan memberikan keluasan kebaikan di dunia dan di akhirat. 81 Singkatnya ayat ini berisi perintah untuk memberikan kelapangan dalam mendatangkan setiap kebaikan dan memberikan rasa kebahagiaan kepada setiap orang Islam.                         هلدج لا : 58 12 “Hai orang-orang beriman, apabila kamu Mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah kepada orang miskin sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh yang akan disedekahkan Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Ayat di atas kembali berbicara tentang pembicaraan rahasia, yang telah dibicarakan sejak ayat 7 sampai dengan ayat 10 lalu diselingi oleh tuntunan keberadaan dalam satu majlis. Ayat di atas kembali berbicara tentang hal tersebut sebgai penjabaran dari perintah melakukan pembicaraan yang mengandung kebajikan dan ketakwaan. Perlu dicatat bahwa sebelum turunnya ayat ini banyak sekali sahabat- sahabat Nabi saw. Yang datang menemui beliau untuk menyampaikan hal-hal khusus mereka kepada beliau. Nabi saw yang datang menemui beliau untuk menyampaikan hal-hal khusus mereka kepada beliau. Nabi saw. Segan 81 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghiy, Jilid X, Beirut: Dar al-Fikr, tp. Th., Hal. 16. menolak mereka dan itu tentu saja cukup merepotkan bahakan mengganggu beliau. Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul, maka hendaklah kamu memberikan beberapa saat – sebelum pembicaraan khusus kamu itu – sedekah untuk fakir miskin baik melalui beliau maupun memberinya secara langsung Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kehidupan beragama kamu dan lebih suci untuk jiwa kamu, karena sedekah membersihkan jiwa dan harta; jika kamu tidak memperoleh apa yang dapat kamu sedekahkan, maka Allah tidak akan membertakan kamu, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Para ulama berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam majelis hendaklah mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majlis itu atau mematuhi perintah orang-orang yang mengatur majlis itu. Jika dipelajari maksud ayat di atas, ada satu ketetapan yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang yang menghadiri suatu majlis baik yang datang pada waktunya atau yang terlambat, selalu menjaga suasana yang baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa. Bagi yang terlebih dahulu datang, hendaklah memenuhi tempat di muka, sehingga orang yang datang kemudian tidak perlu melangkahi atau mengganggu orang yang telah lebih dahulu hadir. Bagi yang terlambat datang, hendaklah rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak mendapat tempat duduk.

C. Kesimpulan Para Ahli Tentang Surah al-Mujadallah ayat 11-12