BAB IV PENAFSIRAN DAN NILAI- NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
YANG TERKANDUNG DALAM Q.S. AL-MUJADILLAH AYAT 11-12
A. Teks Ayat dan Terjemahannya
O
هلدج لا : 58
11-12
“ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang- lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. “Hai orang-orang beriman, apabila kamu Mengadakan pembicaraan khusus
dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah kepada orang miskin sebelum pembicaraan itu. yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih
bersih; jika kamu tidak memperoleh yang akan disedekahkan Maka
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Al- Mujadalah58: 11-12
1.
Mufrodat Kosa Kata
Berlapang-lapang
:
Maka lapangkanlah
:
Allah melapangkan rahmat dan rezekiNya untukmu
:
Berdirilah
:
Maka berdirilah
:
Allah Meninggikan kedudukan orang yang beriman
:
Diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
:
2.
Asbabun Nuzul Surah al-Mujadalah ayat 11-12
Berkenaan dengan turunnya ayat tersebut dapat diikuti keterangan yang diberikan oleh Ibn Abi Khatim menurut riwayatnya yang diterima dari
Muqatil bin Hibban, bahwa ―Pada hari jum‘at Nabi Muhammad SAW sedang
berada di rumah persinggahannya yang sempit, kala itu beliau sedang menjamu mujahid Badar dari kaum Muhajirin dan Anshar, tiba-tiba
datanglah sekelompok Mujahid Badar lainnya lainnya termasuk Tsabit bin Qais bin Syamas, mereka berdesak-desakkan dalam majlis tersebut, kemudian
mereka berdiri agar dekat Nabi SAW, tetapi orang-orang sebelumnya yang telah datang tidak memberi keluasan kepada mereka, hal tersebut membuat
Nabi SAW bersusah hati, maka beliau berkata pada orang di sekelilingnya dari selain mujahid Badar,
„Badar wahai fulan, dan kamu juga, berdirilah‟ hal tersebut membuat hati orang-orang yang diperintahkan berdiri kesal, Nabi
pun mengetahui kekesalan dari wajah mereka, maka hal ini dijadikan kesempatan bagi orang-orang munafik untuk memfitnah beliau, mereka
berkata, ‗Nabi tidak bertindak adil kepada mereka, padahal mereka senang bila mendekat kepada beliau,‘maka Allah SWT menurunkan ayat yakni
berikanlah keluasan.‖
67
Sebuah riwayat sebab turun ayat lagi diriwayatkan pula Ibnu Abbas, bahwa turunnya ayat itu berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin
Syammas. Yaitu bahwa dia masuk kedalam masjid kemudian, didapatinya orang telah ramai. Sedang dia ingin sekali duduk di dekat
Rasulullah ialah karena dia agak pekak, tetapi kawan ini tidak
memberinya peluang untuk duduk. ―maka turunlah ayat ini‖, kata Ibnu Abbas; Disuruh orang memperlapang tempat buat temannya dengan
terutama sekali memperlapang hati Dan jangan sampai seseorang menyuruh orang lain berdiri karena dia ingin hendak menduduki
tempatnya tadi.
68
Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa proses turunnya ayat ini dikarenakan banyak para sahabat dari kalangan muhajirin yang datang
ke rumah Rasulullah secara beramai-ramai untuk mendengarkan nasihat dari rasul tetapi dengan datangnya sahabat dari kalangan muhajirin itu
mengganggu sahabat rasul yang sebelumnya sudah datang lebih dahulu dan banyak dari para sahabat yang datang lebih dahulu tidak mau untuk
memberikan kelapangan tempat duduknya untuk sahabat muhajirin maka kemudian turunlah ayat ini al-Mujadalah ayat 11.
Berbeda dengan ayat diatas ayat 12 kembali menjelaskan tentang pembicaraan rahasia, yang sebelumnya telah dibicarakan sejak ayat 7 sampai
dengan ayat 10.
69
Perlu dicatat bahwa sebelum turunnya ayat ini banyak sekali sahabat-sahabat Nabi saw yang datang menemui beliau untuk menyampaikan
hal-hal khusus mereka kepada beliau sehingga Nabi saw segan untuk menolak mereka dan hal itu tentu saja cukup merepotkan bahkan menggangu beliau
tanpa menolak keinginan mereka, Allah swt memerintahkan agar mereka
67
Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, Jakarta: Pustaka AZZAM, 2009, h.173-174
68
Hamka, Tafsir Al Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000, h. 29
69
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2003, Hal. 80-81
member sedekah sebelum menyampaikan hal-hal khusus atau memohon petunjuk Nabi itu.
70
Hal ini juga dikemukakan oleh Hamka dalam tafsirnya al-Azhar beliau mengatakan kelapangan pada Rasulullah saw menghadapi umat-umatnya
yang banyak dan berbagai macam masalah waktu itu, menyebabkan ada-ada saja soal yang hendak dibicarakan dengan beliau sehingga sangat
menghabiskan waktu kemudian datanglah peraturan, yaitu barang siapa yang ingin berurusan istimewa dengan rasul mestilah terlebih dahulu mengeluarkan
sedekah kepada fakir miskin.
71
Dari beberapa tafsir yang telah penulis telusuri diantaranya adalah Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan karya Abuddin Nata, Tafsir al-Qurthubi karya
Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, dan Tafsir al- Azhar karya Hamka tidak memiliki perbedaan dalam segi periwayatan dan
sebab turunnya ayat ini sehingga dapat memudahkan penulis untuk mengetahui proses sebab turunnya ayat ini.
B. Terjemah Para Ahli Tafsir Tentang Surah al-Mujadalah Ayat