Tinjauan Pustaka Review Kajian Terdahulu

D. Tinjauan Pustaka Review Kajian Terdahulu

Tema strategi pemasaran telah banyak dikaji dalam penelitian. Penelitian tersebut antara lain: E. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan dalam Meningkatkan Pendapatan Bank Studi Kasus di BPRS Attaqwa Garuda Utama . Ditulis oleh : Siti Muawiyah - Perbankan Syariah 2004 Pembahasan : Dalam memasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan BPRS AGU tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu: product, price, place, dan promotion . Dengan strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di BPRS AGU mengalami peningkatan pada pendapatan yang diperoleh bank. Peningkatan juga dapat dilihat dari dana yang diberikan untuk pembiayaan yang menyebabkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat. F. Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Pembiayaan pada PT. Federal International Finance FIF Syariah . Ditulis oleh : Dedy Akhmadi – Perbankan Syariah 2006 Pembahasan : Strategi pemasaran pada FIF Syariah, agar dapat meningkatkan volume pembiayaan adalah dengan cara membuat program pemasaran ke dealer , and customer dan peningkatan manpower sebagai mesin penggerak jalannya pemasaran. Dengan program pemasaran yang menyeluruh seperti ini, saat ini FIF masih sebagai pionir dalam pembiayaan syariah khususnya pembiayaan sepeda motor roda dua. Dengan adanya program strategi pemasaran yang baru dari FIF Syariah haruslah didukung dan diikuti oleh peningkatan SDM manpower yang mengerti dan paham betul mengenai syariah itu sendiri, karena jangan sampai strategi yang baik namun orang-orangnya tidak paham betul mengenai syariah itu sendiri. G. Konsep Rahn dan Aplikasinya dalam Lembaga Pegadaian Syariah. Ditulis oleh : Tuti Alawiyah – Perbankan Syariah 2005 Pembahasan : Rahn dalam Islam dilakukan dengan sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak untuk mencari keuntungan. Dalam Islam tidak dikenal istilah “bunga uang”, dengan demikian transaksi rahn gadai syariah pemberi gadai tidak dikenakan tambahan pembayaran atas pinjaman yang diterimanya, akan tetapi masih dimungkinkan bagi penerima gadai untuk memperoleh imbalan berupa sewa tempat jasa simpan marhun barang jaminan. Secara teknik praktek rahn yang dilakukan oleh pegadaian syariah cabang Cinere merupakan suatu hal yang mempermudah nasabah dalam mengatasi masalah keuangan yang mendesak, karena jasa ini memiliki waktu proses yang relatif cepat dan mudah, tidak perlu membuka rekening dan cara- cara lain yang memberatkan. Dengan hanya membawa barang-barang berharga yang dimiliki, maka pada saat itu juga nasabah akan mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan, jangka waktu pinjaman atau sewa selama 120 hari. Jika masa jatuh tempo tiba dan nasabah belum melunasi pinjaman, maka pinjaman dapat diperpanjang atau diangsur dengan biaya yang murah. Pihak pegadaian tidak boleh memanfaatkan barang gadai walaupun seizin pemiliknya. Biaya penitipan ditetapkan berdasarkan objek gadai, yaitu nilai taksiran barang gadai, tidak berdasarkan jumlah pinjaman. 4. Analisa Pelaksanaan Gadai Syariah Dalam Hukum Islam . Ditulis oleh : Agus Sholehuddin – Perbankan Syariah 2006 Pembahasan : Pelaksanaan gadai pada Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika meliputi proses pemberian pinjaman, pelunasan, perpanjangan, sampai pada proses pelelangan barang jaminan apabila nasabah tidak sanggup atau tidak bisa mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah ditentukan. Mengenai pelaksanaan pemberian pinjaman ketentuan bagi calon nasabah persyaratannya hanya membawa barang gadaian marhun berupa emas kemudian membawa identitas diri yang difoto copy. Mengenai besarnya dana pinjaman yang diberikan kepada nasabah yaitu sebesar 90 dari jumlah taksiran barang jaminan tersebut. Pada proses pelunasan nasabah bila jatuh tempo, cara pelunasannya bisa dicicil atau dibayar sekaligus pada jumlah yang telah ditetapkan. Pada proses perpanjangan waktu pinjaman dilakukan bila nasabah pada waktu yang telah ditentukan 120 hari tidak sanggup atau tidak bisa melunasi pinjaman tersebut, maka ia bisa memperpanjang waktu pinjaman dengan ketentuan ia membayar jasa ijarah terlebih dahulu, lalu membuat akad baru untuk jangka waktu berikutnya. Mengenai dana pinjaman nasabah bisa tetap atau menambah dana pinjamannya apabila taksiran pada waktu akad kedua naik. Proses pelelangan dilakukan apabila nasabah pada waktu yang ditetapkan tidak bisa melunasi pinjaman dan ia tidak mau memperpanjang waktu pelunasan. 5. Pelaksanaan Akad Rahn dan Akad Ijarah di Pegadaian Syariah. Ditulis oleh: Bagus Prasetyo T.W Pembahasan: Pelaksanaan akad rahn dilakukan dengan cara pihak pegadaian syariah menahan barang bergerak yang bersifat ekonomis yang dapat dijaminkan sebagai jaminan atas utang rahin. Rahin yang memanfaatkan pinjaman sampai jangka waktu 120 hari. Jika masa jangka waktu habis dan Rahin belum dapat melunasi pinjamannya, maka pinjaman dapat diperpanjang atau diangsur dengan biaya murah. Apabila Rahin tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak memperpanjang akad gadai, maka pegadaian syariah akan melakukan kegiatan pelelangan untuk menjual marhun tersebut dan mengambil pelunasan uang pinjaman dari hasil penjualan marhun itu. Sebelum dilakukan penjualan marhun, terlebih dahulu pihak pegadaian syariah melakukan pemberitahuan kepada Rahin. Untuk jasa simpan Ijarah dipungut biaya sewa tempat, pengamanan, dan pemeliharaan marhun milik Rahin selama digadaikan. Besarnya jasa simpan yang dipungut tergantung dari nilai taksiran marhun dan lamanya barang disimpan atau lamanya pinjaman. Keempat skripsi dan satu karya tulis ini membahas tentang strategi pemasaran dan rahn. Skripsi pertama membahas strategi pemasaran produk pembiayaan dalam meningkatkan pendapatan bank. Skripsi kedua membahas strategi pemasaran dalam meningkatkan volume pembiayaan pada PT. federal International Finance FIF Syariah. Skripsi ketiga membahas tentang konsep rahn dan aplikasinya dalam lembaga pegadaian syariah. Skripsi keempat membahas tentang analisa pelaksanaan gadai syariah dalam hukum Islam. Satu karya tulis yang membahas tentang pelaksanaan akad rahn dan akad ijarah di pegadaian syariah. Dalam penelitian ini penulis akan membahas strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah karena strategi pemasaran produk gadai syariah ini belum pernah dilakukan penelitian. Seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian syariah masih minim karena pegadaian syariah terbilang masih baru, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan peningkatan yang pesat sehingga penulis ingin mengetahui strategi pemasaran yang digunakan sehingga pertumbuhannya meningkat pesat atas produk gadai syariah dan dapat menarik minat nasabah untuk menggunakan jasa tersebut.

H. Kerangka Teori