PENUTUP Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan mengenai latar Tinjauan Teoritis, bab ini berisi penjelasan mengenai teori- Analisis Data dan Pembahasan, dalam bab ini penulis akan

B. Implementasi Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah dalam Upaya Menarik Minat Nasabah…………. 76 C. Pertumbuhan Jumlah Nasabah…………………………………. 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………… 90 B. Saran…………………………………………………………….. 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Perbedaan Teknis antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional………………………………………….. 51 2. Tabel 2 Perbandingan Pembebanan Biaya di Pegadaian Syariah dan Pegadaian Konvensional………………………… 52 3. Tabel 3 Tarif Ijarah dan Perhitungannya………………………………. 68 4. Tabel 4 Penggolongan Marhun-bih dan Biaya Administrasi…………… 69 5. Tabel 5 STL Emas Perhiasan…………………………………………… 70 6. Tabel 6 Perkembangan Uang PinjamanOmzet Usaha Syariah…………. 77 7. Tabel 7 Pertumbuhan Jumlah Barang Jaminan………………………….. 79 8. Tabel 8 Pertumbuhan Jumlah Nasabah…………………………………... 82 DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1 Grafik Perkembangan Uang PinjamanOmzet……………… 77 2. Gambar 2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Barang Jaminan………………. 81 3. Gambar 3 Grafik Pertumbuhan Jumlah Nasabah………………………. 84

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk hidup, tidak akan bisa terlepas dari kegiatan- kegiatan yang berorientasi pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari ekonomi. Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam pemenuhan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu benda secara efektif dan efisien, dipelajari pula bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu, Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Hal ini terlihat dengan menggunakan prinsip syariah, karena diharapkan dengan menggunakan prinsip syariah Islam dapat memberikan mashlahat bagi umat manusia dan salah satu kelebihan dari lembaga keuangan syariah adalah tidak boleh meminta kelebihan dari pokok pinjaman, karena hal yang demikian itu termasuk riba. Sebagaimana kita ketahui bahwa riba didalam Islam itu sangatlah diharamkan. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia dapat dikategorikan cepat dan yang menjadi salah satu faktor tersebut adalah adanya keyakinan pada masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam. 1 Namun hendaknya kita tidak mengabaikan salah satu lembaga lainnya di tengah perkembangan lembaga keuangan ini. Lembaga keuangan itu adalah pegadaian. Perum Pegadaian merupakan salah satu badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai. 2 Pegadaian merupakan tempat bagi konsumen untuk meminjam uang dengan barang-barang pribadi konsumen sebagai jaminannya. Mengusung slogan “ Mengatasi Masalah Tanpa Masalah “, Perum Pegadaian bahkan dinilai sebagai ekonomi kerakyatan. 3 Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat kelas bawah pun bisa memanfaatkan jasa gadai dari perum pegadaian ini. Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan persyaratan rumit yang dapat menyulitkan nasabah dalam pemberian dana. 4 Cukup dengan membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik 1 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2002, h. 8. 2 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah , Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h. 153. 3 “ Gadai Emas bank Syariah: Barang Aman, Uang di Tangan “, http: www.prospektif.com terkini artikel. Html?id=969, 1 November 2002. 4 Muhammad Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005, h. 13. produktif maupun konsumtif. Di samping itu proses pencairan dana yang terbilang cepat dan mudah. Pada masa krisis Perum Pegadaian mendapat peluang untuk semakin berperan dalam pembiayaan, khususnya untuk usaha kecil, dan ternyata selama kurun waktu krisis ekonomi nasional tersebut, Perum Pegadaian dapat menunjukkan kinerja yang memuaskan dan menjadi salah satu perusahaan yang tidak begitu berpengaruh oleh krisis. 5 Akan tetapi konsep operasional pegadaian pun juga menggunakan sistem bunga yang memang sangat dilarang dalam syariah Islam. Praktek ini dapat dilihat ketika nasabah yang meminjam uang yang menggadaikan barangnya dibebankan untuk mengembalikan pokok pinjaman plus sewa modal bunga. Bunga di pegadaian dihitung per 15 hari, dan apabila ada keterlambatan maka nasabah dibebankan untuk membayar bunga dua kali lipat, dan begitu seterusnya per 15 hari. Namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan lagi, karena sekarang ini selain terdapat pegadaian konvensional, beroperasi pula pegadaian syariah yang memang didirikan oleh Perum Pegadaian. Pengembangan konsep syariah ini merupakan upaya pegadaian untuk menghindari rente atau riba. Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping itu juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. 5 Frianto Pandia, dkk, Lembaga Keuangan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, h. 69. Implementasi operasional pegadaian syariah hampir mirip dengan pegadaian konvensional. Seperti halnya pegadaian konvensional, pegadaian syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak. Nasabah dapat memperoleh dana yang diperlukan dalam waktu yang relatif cepat, proses administrasi dan penaksiran hanya lebih kurang 15 menit, dan dana pinjaman dapat diterima nasabah kurang dari 1 jam. Meski baru seumur jagung, pertumbuhan pegadaian syariah ternyata bisa mengimbangi industri perbankan Islam di Indonesia. Karena selain pegadaian syariah, pemain dalam usaha ini adalah perbankan syariah yang menyediakan layanan berupa gadai syariah atau yang biasa disebut rahn. Namun dalam perjalanannya, pegadaian syariah tidak terlalu berpengaruh oleh beroperasinya sistem gadai syariah dari perbankan syariah. Ini terbukti dengan pertumbuhan yang signifikan dari segi omzet. Kenaikan tersebut adalah sebesar 123,84 dari Rp.19 miliar pada Desember 2003 menjadi Rp. 179,68 miliar pada Desember 2004. 6 Minat masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian syariah cukup besar. Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yang memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman. 6 “Pertumbuhan Pegadaian Syariah Memuaskan”, http:www.republika.co.idkoran detail.asp?id=183268 kat id 2=, 8 Januari 2005. Suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun baik yang berorientasi terhadap perolehan laba jangka panjang maupun perusahaan nirlaba membutuhkan apa yang disebut dengan pemasaran. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan melalui proses itu individu dan kelompok akan memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lain. Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka melihat pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai arti lebih luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk memikirkan dan merencanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi, tempat dan kepribadian. Namun penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar. 7 Menurut M. Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi pemasar, yakni teistis rabbaniyyah, etis akhlaqiyyah, realistis al-waqi’iyyah, dan humanistis insaniyyah . Inilah yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi konvensional. Yang menarik pemasaran syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Selain itu, pemasaran syariah 7 Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol , Jakarta: PT Prenhallindo, 1997, Jilid I, h. 18. mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral di dalam pelaksanaannya. Karena itu pemasaran syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar. 8 Strategi pemasaran antara konvensional dengan yang Islami tentulah berbeda dalam prosesnya, akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana meningkatkan jumlah nasabah. Maju atau mundurnya perusahaan dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada meningkatnya minat nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan produk jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan, atau dengan kata lain, dapat meningkatkan volume penjualan, sehingga pemasaran yang baik akan berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Sehubungan dengan berkembangnya dunia pemasaran yang menimbulkan makin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkan. Dewi Sartika adalah daerah yang terletak di Jakarta timur yang merupakan daerah yang Islami karena dikelilingi oleh beberapa mesjid besar dan sekolah- sekolah Islam. Oleh karena itu keberadaan Pegadaian Syariah sangat membantu 8 Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: Mizan, 2006, h. 28. para masyarakat yang mayoritas muslim untuk dapat melakukan transaksi gadai tanpa adanya unsur riba di dalamnya. Seperti kita ketahui, pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian syariah masih minim karena pegadaian syariah terbilang masih baru dan kantor cabang syariahnya pun masih terbilang sedikit, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan peningkatan yang pesat, sehingga penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian syariah atas produk gadai syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat menarik minat nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan oleh pegadaian syariah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak yang memerlukan proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur ribawi bunga di dalamnya, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan ini layak untuk diangkat dan dikaji melalui penelitian dengan topik strategi pemasaran, dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul “STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM UPAYA MENARIK MINAT NASABAH PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembahasan hanya dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika terhadap produk gadai syariah yang dimilikinya serta pengaruhnya terhadap meningkatnya minat nasabah dalam menggunakan jasa pegadaian syariah. 2. Rumusan Masalah Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah karena pengetahuan masyarakat tentang Pegadaian Syariah masih minim dan kantor cabang nya pun masih sedikit, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan perkembangan yang pesat. Maka penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dan bagaimana implementasinya sehingga dapat menarik minat nasabah, dengan mengajukan beberapa pertanyaan penelitian Research Question yaitu: a. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dalam menarik minat nasabah? b. Apakah dengan implementasi strategi pemasaran produk gadai syariah dapat meningkatkan jumlah nasabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: C. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika dalam melakukan pemasaran produk gadai syariah yang dimilikinya. D. Untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan dari strategi pemasaran produk gadai syariah yang diterapkan mampu mempengaruhi perkembangan jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah. I. Manfaat Penelitian Secara lebih spesifik manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: J. Bagi penulis, dapat menambah kontribusi keilmuan tentang pegadaian syariah. K. Bagi Pegadaian Syariah, dapat mengetahui strategi pemasaran yang baik dan tepat guna serta tidak bertentangan dengan nilai syariah berdasarkan teori-teori yang ada juga dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan untuk lebih memajukan lagi industri gadai syariah tersebut.. L. Bagi akademisi, dapat menambah pengetahuan tentang Pegadaian Syariah dan strategi pemasarannya. M. Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahuan tentang produk gadai syariah dan mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.

D. Tinjauan Pustaka Review Kajian Terdahulu

Tema strategi pemasaran telah banyak dikaji dalam penelitian. Penelitian tersebut antara lain: E. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan dalam Meningkatkan Pendapatan Bank Studi Kasus di BPRS Attaqwa Garuda Utama . Ditulis oleh : Siti Muawiyah - Perbankan Syariah 2004 Pembahasan : Dalam memasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan BPRS AGU tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu: product, price, place, dan promotion . Dengan strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di BPRS AGU mengalami peningkatan pada pendapatan yang diperoleh bank. Peningkatan juga dapat dilihat dari dana yang diberikan untuk pembiayaan yang menyebabkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat. F. Analisis Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Volume Pembiayaan pada PT. Federal International Finance FIF Syariah . Ditulis oleh : Dedy Akhmadi – Perbankan Syariah 2006 Pembahasan : Strategi pemasaran pada FIF Syariah, agar dapat meningkatkan volume pembiayaan adalah dengan cara membuat program pemasaran ke dealer , and customer dan peningkatan manpower sebagai mesin penggerak jalannya pemasaran. Dengan program pemasaran yang menyeluruh seperti ini, saat ini FIF masih sebagai pionir dalam pembiayaan syariah khususnya pembiayaan sepeda motor roda dua. Dengan adanya program strategi pemasaran yang baru dari FIF Syariah haruslah didukung dan diikuti oleh peningkatan SDM manpower yang mengerti dan paham betul mengenai syariah itu sendiri, karena jangan sampai strategi yang baik namun orang-orangnya tidak paham betul mengenai syariah itu sendiri. G. Konsep Rahn dan Aplikasinya dalam Lembaga Pegadaian Syariah. Ditulis oleh : Tuti Alawiyah – Perbankan Syariah 2005 Pembahasan : Rahn dalam Islam dilakukan dengan sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak untuk mencari keuntungan. Dalam Islam tidak dikenal istilah “bunga uang”, dengan demikian transaksi rahn gadai syariah pemberi gadai tidak dikenakan tambahan pembayaran atas pinjaman yang diterimanya, akan tetapi masih dimungkinkan bagi penerima gadai untuk memperoleh imbalan berupa sewa tempat jasa simpan marhun barang jaminan. Secara teknik praktek rahn yang dilakukan oleh pegadaian syariah cabang Cinere merupakan suatu hal yang mempermudah nasabah dalam mengatasi masalah keuangan yang mendesak, karena jasa ini memiliki waktu proses yang relatif cepat dan mudah, tidak perlu membuka rekening dan cara- cara lain yang memberatkan. Dengan hanya membawa barang-barang berharga yang dimiliki, maka pada saat itu juga nasabah akan mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan, jangka waktu pinjaman atau sewa selama 120 hari. Jika masa jatuh tempo tiba dan nasabah belum melunasi pinjaman, maka pinjaman dapat diperpanjang atau diangsur dengan biaya yang murah. Pihak pegadaian tidak boleh memanfaatkan barang gadai walaupun seizin pemiliknya. Biaya penitipan ditetapkan berdasarkan objek gadai, yaitu nilai taksiran barang gadai, tidak berdasarkan jumlah pinjaman. 4. Analisa Pelaksanaan Gadai Syariah Dalam Hukum Islam . Ditulis oleh : Agus Sholehuddin – Perbankan Syariah 2006 Pembahasan : Pelaksanaan gadai pada Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika meliputi proses pemberian pinjaman, pelunasan, perpanjangan, sampai pada proses pelelangan barang jaminan apabila nasabah tidak sanggup atau tidak bisa mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah ditentukan. Mengenai pelaksanaan pemberian pinjaman ketentuan bagi calon nasabah persyaratannya hanya membawa barang gadaian marhun berupa emas kemudian membawa identitas diri yang difoto copy. Mengenai besarnya dana pinjaman yang diberikan kepada nasabah yaitu sebesar 90 dari jumlah taksiran barang jaminan tersebut. Pada proses pelunasan nasabah bila jatuh tempo, cara pelunasannya bisa dicicil atau dibayar sekaligus pada jumlah yang telah ditetapkan. Pada proses perpanjangan waktu pinjaman dilakukan bila nasabah pada waktu yang telah ditentukan 120 hari tidak sanggup atau tidak bisa melunasi pinjaman tersebut, maka ia bisa memperpanjang waktu pinjaman dengan ketentuan ia membayar jasa ijarah terlebih dahulu, lalu membuat akad baru untuk jangka waktu berikutnya. Mengenai dana pinjaman nasabah bisa tetap atau menambah dana pinjamannya apabila taksiran pada waktu akad kedua naik. Proses pelelangan dilakukan apabila nasabah pada waktu yang ditetapkan tidak bisa melunasi pinjaman dan ia tidak mau memperpanjang waktu pelunasan. 5. Pelaksanaan Akad Rahn dan Akad Ijarah di Pegadaian Syariah. Ditulis oleh: Bagus Prasetyo T.W Pembahasan: Pelaksanaan akad rahn dilakukan dengan cara pihak pegadaian syariah menahan barang bergerak yang bersifat ekonomis yang dapat dijaminkan sebagai jaminan atas utang rahin. Rahin yang memanfaatkan pinjaman sampai jangka waktu 120 hari. Jika masa jangka waktu habis dan Rahin belum dapat melunasi pinjamannya, maka pinjaman dapat diperpanjang atau diangsur dengan biaya murah. Apabila Rahin tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak memperpanjang akad gadai, maka pegadaian syariah akan melakukan kegiatan pelelangan untuk menjual marhun tersebut dan mengambil pelunasan uang pinjaman dari hasil penjualan marhun itu. Sebelum dilakukan penjualan marhun, terlebih dahulu pihak pegadaian syariah melakukan pemberitahuan kepada Rahin. Untuk jasa simpan Ijarah dipungut biaya sewa tempat, pengamanan, dan pemeliharaan marhun milik Rahin selama digadaikan. Besarnya jasa simpan yang dipungut tergantung dari nilai taksiran marhun dan lamanya barang disimpan atau lamanya pinjaman. Keempat skripsi dan satu karya tulis ini membahas tentang strategi pemasaran dan rahn. Skripsi pertama membahas strategi pemasaran produk pembiayaan dalam meningkatkan pendapatan bank. Skripsi kedua membahas strategi pemasaran dalam meningkatkan volume pembiayaan pada PT. federal International Finance FIF Syariah. Skripsi ketiga membahas tentang konsep rahn dan aplikasinya dalam lembaga pegadaian syariah. Skripsi keempat membahas tentang analisa pelaksanaan gadai syariah dalam hukum Islam. Satu karya tulis yang membahas tentang pelaksanaan akad rahn dan akad ijarah di pegadaian syariah. Dalam penelitian ini penulis akan membahas strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah karena strategi pemasaran produk gadai syariah ini belum pernah dilakukan penelitian. Seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian syariah masih minim karena pegadaian syariah terbilang masih baru, tetapi pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan peningkatan yang pesat sehingga penulis ingin mengetahui strategi pemasaran yang digunakan sehingga pertumbuhannya meningkat pesat atas produk gadai syariah dan dapat menarik minat nasabah untuk menggunakan jasa tersebut.

H. Kerangka Teori

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan. 9 Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. 10 Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu Dalam strategi pemasaran terdapat strategi Acuan Bauran pemasaran marketing mix yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen variabel pemasaran. Untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju maka keempat unsur variabel tersebut adalah: 11 F. Strategi Produk, adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar. 12 9 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani,1996, h. 462. 10 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 2. 11 Ibid., h.197-198. 12 Ibid., h.199. G. Strategi Harga. Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. 13 H. Strategi Distribusi. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan menyampaikan produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. 14 I. Strategi Promosi. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi. 15 13 Ibid., h.223. 14 Ibid., h.233. 15 Ibid., h. 264. Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah: jaminan hutang, gadaian 16 , seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya: penahanan. 17 Sebagaimana kita ketahui dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 yang berbunyi: Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. 18 Berdasarkan hukum Islam, pegadaian merupakan suatu tanggungan atas utang yang dilakukan apabila pengutang gagal menunaikan kewajibannya dan semua barang yang pantas sebagai barang dagangan dapat dijadikan sebagai jaminan. 19 Sistem gadai syariah adalah sistem penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan prinsip syariah Islam dalam transaksi ekonomi, 16 A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, Ed. II, h. 542. 17 Ibid,. h. 231. 18 Kitab Undang-undang hukum Perdata Burgerlijk Wetboek, Penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Jakarta: Pradnya Paramita, 1976, Cet VIII, Ps.1150. 19 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, Cet. III h. 88. yaitu menghindari transaksi pinjam meminjam uang yang mengandung unsur riba. 20 Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam rahin, baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan murtahin memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya.

I. Kerangka Konsep

Strategi pemasaran menurut Philip Kotler adalah terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran. Dalam strategi spesifik untuk elemen bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. 21 Strategi pemasaran syariah menurut Hermawan Kartajaya adalah: Pertama , segmenting adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang- peluang yang muncul di pasar. Kedua, targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. 20 Perum Pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan Manual Operasi Unit Layanan Gadai Syariah , Kep. Dir Perum Pegadaian Nomor 06.AUL.3.00.22.32003, Pasal 1 ayat 1 21 Philip Kotler dan Gary Amrstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: Prenhallindo, 1997, Jilid I, h. 54. Ketiga , positioning adalah strategi yang menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetisi bagi pelanggan. 22 Jadi, pada dasarnya sama antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional yaitu dengan menentukan segmen pasar segmenting, menentukan sasaran pasar targeting, dan menentukan posisi pasar positioning. Dan dalam strategi pemasaran tersebut terdapat bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu Product Produk, Place Distribusi, Price Harga, dan Promotion Promosi.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode library research dan field research . Penelitian melalui penelitian pustaka library research adalah penelitian yang dilakukan dengan menelaah berbagai macam literatur dan referensi-referensi serta buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Sedangkan penelitian lapangan field research adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung. Kajian pada skripsi ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif. Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. 23 Dengan menggunakan metode sebagai berikut: J. Sumber Data 22 Hermawan dan M. Syakir, Syariah Marketing, h. 165-172. 23 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002, h. 3. Dalam penyusunan ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu: K. Data primer, merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya. 24 Data primer penelitian adalah data yang diperoleh langsung dari Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika Jakarta yaitu berupa data tentang jumlah omzetuang pinjaman, data jumlah nasabah dan data jumlah barang jaminan. L. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan, buku-buku, antara lain Dasar-dasar Pemasaran, Prinsip-prinsip Pemasaran, Marketing Syariah, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, Metode Penelitian Kualitatif, dan sumber lainnya yang relevan dengan skripsi ini. Atau dengan kata lain data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi peneliti bertindak sebagai pemakai data. 25 M. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan dua macam metode, yaitu: 24 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 69. 25 Ibid. N. Studi dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang ditunjukkan kepada subyek penelitian. 26 Studi ini dilakukan dengan cara melihat dokumen serta arsip yang dijadikan objek penelitian. O. Wawancara, adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 27 Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dengan Manajer Cabang Dewi Sartika. P. Analisa Data Berdasarkan metode penelitian di atas, penulisan skripsi ini bersifat deskriptif analistis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. 28 Penelitian ini dilakukan dengan memaparkan strategi pemasaran yang terdapat pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika Jakarta apa adanya. Kemudian menganalisis dengan mempergunakan metode di mana implementasi strategi pemasaran pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika Jakarta dari perspektif teori yang ada.

H. Teknik Penulisan

26 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Yogyakarta: UGM Press, 2004, h. 100. 27 Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 135. 28 Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, h. 10. Penulisan skripsi ini mengacu pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

I. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dan memudahkan penulisan serta memperoleh gambaran yang utuh, sehingga tidak melebar dan rancu. Penulis membuat sistematika sesuai dengan masing-masing bab, maka penulis akan membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab, sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan mengenai latar

belakang permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, kerangka konsep, metode penelitian, teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, bab ini berisi penjelasan mengenai teori-

teori yang digunakan sebagai landasan untuk pembahasan dan pemecahan masalah antara lain akan diterangkan mengenai: pengertian strategi pemasaran, segmenting, targeting, dan positioning, bauran pemasaran, pengertian rahn, landasan hukum rahn, rukun rahn, syarat rahn, persamaan dan perbedaan rahn. BAB III Gambaran Umum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika, bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan dari sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk yang dihasilkan.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan, dalam bab ini penulis akan

menguraikan , mendeskripsikan, dan menganalisis data dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika, implementasi dari strategi pemasaran yang diterapkan dalam upaya menarik minat nasabah, dan analisis terhadap pertumbuhan jumlah nasabah.

BAB V Penutup, merupakan bab dimana penulis akan