HAMBATAN DALAM PENYALURAN KREDIT

2. Nilai agunan rumah minimal Rp.50.000.000 lima puluh juta rupiah atas dasar penilaian bank. 3. Rumah harus merupakan rumah tinggal yang ditempati oleh calon debitur. 4. Pengecekan keabsahan sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional BPN. 5. Agunan harus atas nama calon debitur atau pasangan debitur suami ataupun istri debitur. b. Kondisi agunan yang tidak dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Lokasi seperti lokasi tusuk sate. 2. Lebar jalan diukur kurang dari 4 empat meter. 3. Daerah banjir. 4. Dekat dengan tegangan tinggi. 5. Lokasi jalur hijau green belt. 6. Lokasi dipinggir sungai. 7. Dalam sengketa. 8. Dekat kuburan.

F. HAMBATAN DALAM PENYALURAN KREDIT

Pada era saat ini bank-bank yang dikelola pihak swasta atau pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah seperti Bank Sumut berlomba-lomba untuk memasarkan kredit dan berupaya terus meningkatkan target penyaluran suatu fasilitas kredit terutama bagi para pengusaha yang membutuhkan tambahan modal Universitas Sumatera Utara kerja. Bank sangat berpengaruh dalam proses kelancaran suatu fasilitas kredit yang akan diperoleh seorang nasabah. Oleh karena itu pihak bank sangat dituntut untuk bertindak professional dalam menjalankan kewajibannya untuk memberikan kemudahan dan pelayanan penyaluran kredit kepada nasabah yang membutuhkannya. Tapi pada kenyataannya didalam penyaluran suatu fasilitas kredit begitu banyak menghadapi masalah, baik itu bersifat umum yang ditimbulkan oleh pihak nasabah sendiri. Namun tidak jarang pihak bank yang juga terkadang tidak terlepas dari masalah yang disebabkan oleh faktor-faktor yang ditimbulkan, baik secara intern atau secara eksteren. Terdapat beberapa kendala yang biasanya dihadapi oleh pihak PT.Bank Sumut KCP Aksara Medan adalah sebagai berikut : 1. Faktor intern dari pihak bank Biasanya faktor masalah yang disebabkan dari bagian internal suatu bank yaitu: a. Bank terlalu lama merespon atau menanggapi suatu permohonan kredit, sehingga nasabah yang membutuhkan pencairan dalam jangka waktu yang relatif singkat akan beralih mencari alternatif pinjaman dari pihak lain yang menawarkan kredit serupa. b. Fasilitas kredit kurang fleksibel, dianggap terlalu kaku dan tidak mengikuti perkembangan. c. Prosedur kredit terlalu berbelit-belit terkadang malah membuat nasabah berfikir dipersulit oleh pihak bank. d. Terdapat pegawai bank yang dalam hal ini petugas kredit yang kurang professional menghadapi nasabah, sehingga menimbulkan efek pemikiran Universitas Sumatera Utara negatif terhadap salah seorang petugas bank tang kurang profesional. Hal ini pada akhirnya menyebabkan nasabah mengalami nasabah mengalami ketidakpuasan dan tertanam kesan buruk terhadap bank yang akan disampaikannya dan beredar dimasyarakat luas, baik melalui mulut kemulut yang akan menjadi buah bibir dikalangan masyarakat, maupun melalui perkembangan media yang akan berdampak buruk terhadap citra bank itu sendiri. e. Petugas kredit kurang tanggap dengan perkembangan ekonomi, terkadang petugas kredit yang telah memahami standar kepatuhan terhadap pedoman kredit juga tidak terlepas dari kesalahan, karena tidak mampu mengikuti perkembangan ekonomi terkini, sehingga kurang dapat melihat dan menangkap peluang kredit yang dapat dikucurkan. f. Prosedur kredit lambat, sehingga pencairan kredit melampaui batas waktu yang telah dibutuhkan. Hal seperti membuat kekecewaan terhadap nasabah yang menganggap pencairan kredit itu tidaklah dibutuhkannya lagi, karena pencairannya terlalu lama atau melewati batas waktu yang ditentukan. Kejadian seperti ini membuat nasabah beralih ke kredit pihak lain yang menawarkan kredit sejenis yang prosesnya lebih cepat walaupun terkadang terlalu beresiko. 2. Faktor ekstern dari pihak bank, yaitu : a. Kegiatan perekonomian atau kegiatan politik atau kebijakan pemerintah yang diluar jangkauan bank untuk diperkirakan. b. Terjadinya bencana alam atau kejadian-kejadian yang diluar dugaan, dimana kejadiaan-kejadian yang tidak diharapkan pihak terjadi. Universitas Sumatera Utara c. Timbulnya persaingan yang sangat tajam diantara sesama bank yang berlomba-lomba menawarkan kredit, sehingga bank yang bersangkutan tidak mampu melakukan seleksi resiko usahanya dibidang perkreditan. d. Terdapat kesulitan ataupun kegagalan yang dihadapi dalam proses likuidasi dari perjanjian kredit yang telah disepakati antara nasabah dengan bank. e. Terdapat berbagai tekanan dari pihak-pihak tertentu yang berasal dari kekuatan politik, sehingga berakibat timbulnya kompromi terhadap prinsip- prinsip kredit yang sehat. Hal ini berdampak terhadap ketidakprofesionalan petugas kredit bank yang melakukan tindakan yang menyimpang dari pedoman yang telah ditetapkan perusahaan. Tindakan melanggar peraturan dan ketentuan perusahaan bahkan hukum setempat ini akan berakibat fatal terhadap citra perusahaan Faktor- faktor kendala yang biasanya dihadapi seorang nasabah yang mengajukan fasilitas permohonan kredit : a. Kurang lengkapnya berkas permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah, sehingga membuat petugas kredit bank akan menunda proses pencairan kredit. b. Jaminan kredit yang diajukan belum atau tidak memenuhi syarat dan ketentuan kredit yang berlaku di PT.Bank Sumut. c. Jaminan kredit yang diajukan tidak mencukupi atau tidak sesuai dengan kredit yang diajukan nasabah terhadap suatu syarat jenis kredit tertentu. d. Ketidakmapuan nasabah didalam pelunasan kredit yang telah diterima atau secara umum disebut kredit macet atau kredit tidak lancar, yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang dialami oleh nasabah. Universitas Sumatera Utara Adapun kriteria-kriteria kolektabilitas collectabilitily pada PT.Bank Sumut KCP Aksara Medan : a. Tidak mampu membayar bunga pinjaman sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. b. Tidak membayar pokok pinjaman yang disebabkan berbagai faktor seperti usaha nasabah mengalami kebangkrutan, usaha nasabah yang mengalami kerugian terus menerus sehingga tidak mampu membayar operasional perusahaan dan hutang-hutangnya,nasabah terlibat dalam penyalahguanaan wewenang kekusaan atau jabatan didalam suatu perusahaan, nasabah melakukan penyimpangan maupun pelanggaran terhadap hukum yang berlaku sehingga menyebabkan nasabah harus menjalani proses hukuman. Terdapat hal-hal yang menyebakan terjadinya kredit macet diantaranya sebagai berikut : a. Dari pihak bank Terjadi ketidakprofesionalan dari pihak perbankan yang disebabkan berbagai faktor. Pihak perbankan menghadapi kesalahan yang disebabkan ketidaktelitian dalam melakukan pengecekan kebenaran dan keabsahan berkas permohonan dan perjanjian kredit maupun melakukan kesalahan dalam perhitungan dengan rasio-rasio yang ada, sehingga terjadi hal-hal yang diluar dugaan yamg akan meyulitkan dan merugikan bank. Terdapat praktek kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur, sehingga terjadi kemacetan kredit dibelakang hari. b. Dari pihak nasabah kredit Ada berbagai masalah yang terjadi yang menyebabkan kredit tidak lancar antara lain sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Terdapat unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak nasabah, artinya nasabah dengan kesadarannya dengan sengaja melakukan tindakan yang menyebabkan ketidaklancaran kredit. Nasabah dengan sengaja menghindar dan tidak mau membayar dan melunasi kewajibannya. 2. Terdapat unsur ketidaksengajaan, dimana nasabah memiliki kepatuhan dan keinginan untuk membayar dan melunasi pinjamannya tetepi dikarenakan suatu hal yang menyebabkan nasabah tidak mampu membayar dan melunasi seluruh kewajibannya, seperti usahanya mengalami musibah dan sebagainya. 3. Nasabah dengan sadar melakukan tindakan penyalahgunaan kredit yang diperolehnya atau terlibat dalam tindakan pelanggaran hukum dan sebagainya.

G. PENYELESAIAN HAMBATAN DALAM PENYALURAN KREDIT