Teori Belajar Geometri TINJAUAN PUSTAKA

No Bangun Sifat-Sifat Bangun 5. Trapesium  Memiliki tepat sepasang sisi berhadapan sejajar  Mempunyai 1 simetri putar 6. Layang-layang  Masing-masing sepasang sisi terpendek memiliki panjang yang sama dan sepasang sisi terpanjangnya memiliki panjang yang sama.  Tepat sepasang sudut yang berhadapan sama besar  Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang.  Kedua diagonalnya saling tegak lurus  Mempunyai 1 simetri putar  Mempunyai 1 simetri lipat

2.3 Teori Belajar Geometri

Teori belajar geometri yang sering kita kenal adalah teori belajar menurut Van Hiele. Teori ini membahas tentang proses perkembangan yang dilalui oleh para siswa dalam materi geometri dengan melalui beberapa tingkatan perkembangan berpikir. Tingkat berpikir geometri yang dimaksud adalah tingkatan-tingkatan yang akan dilalui anak dalam mempelajari konsep-konsep geometri. Lebih lanjut Sunardi dalam Purwanto, 2012:9-11 menjelaskan tentang tingkatan-tingkatan yang akan dilalui siswa dalam belajar geometri, sebagai berikut. a. Tingkat 0: Visualisasi Pada tingkat ini siswa dapat mengenali bentuk geometri suatu bangun oleh kenampakannya saja. Sifat-sifat suatu bangun masih belum diperkenalkan. Siswa belum menyadari adanya sifat-sifat bangun meskipun suatu bangun telah ditentukan berdasarkan karakteristiknya. Siswa hanya mengidentifikasi bentuk seperti persegi panjang karena terlihat seperti objek lain yang disebut persegi panjang. Sebagai contoh, siswa mengatakan suatu bangun adalah persegi panjang karena terlihat seperti pintu. Siswa sudah mengenal suatu bangun apabila dia dapat memilih bangun tersebut dari kumpulan bangun-bangun yang berbeda. Pada tingkat ini pemikiran siswa hanya didominasi oleh persepsi belaka. b. Tingkat 1: Analisis Pada tingkat ini siswa menganalisis bangun berdasarkan sifat geometrinya dengan kegiatan seperti mengamati, mengukur, memotong dan melipat. Tingkat ini juga disebut tingkat deskripsi. Pada tingkat ini siswa sudah mengenal sifat-sifat bangun geometri didasarkan pada analisis informal tentang bagian-bagian bangun dan atribut- atribut komponennya. Pada tingkat ini siswa mulai banyak menganalisis konsep- konsep geometri. Siswa melihat bahwa suatu bangun mempunyai bagian-bagian tertentu yang dapat dikenali. Namun demikian siswa belum sepenuhnya dapat menjelaskan hubungan antara sifat bangun. Sebagai contoh, anak belum bisa menuliskan bahwa persegi panjang juga merupakan jajargenjang. c. Tingkat 2: Deduksi Informal Pada tingkat ini siswa secara logis dapat mengurutkan dan mengetahui sifat- sifat yang dimiliki oleh sebuah bangun geometri. Siswa dapat melihat jika sebuah persegi adalah persegi panjang, tetapi sebuah persegi panjang belum tentu sebuah persegi. Siswa dapat menyusun definisi dan menemukan sifat-sifat bangun melalui induktif deduksi informal. Definisi yang dibangun tidak hanya berbentuk deskripsi tetapi sebagai hasil pengurutan secara logis dari sifat-sifat konsep yang didefinisikan. Sebagai contoh, siswa dapat menunjukkan bahwa jumlah ukuran sudut-sudut segiempat adalah 360 ° sebab setiap segiempat dapat didekomposisikan menjadi dua segitiga yang masing-masing jumlah sudutnya 180 ° tetapi mereka tidak dapat menjelaskan secara deduktif. d. Tingkat 3: Deduksi Pada tingkat ini berpikir deduksi siswa sudah mulai berkembang dan penalaran deduksi sebagai cara membangun struktur aksiomatik telah dipahami. Siswa dapat memahami peran atau fungsi dari suatu dalil postulat dan teorema. Siswa juga mampu membuktikan teorema secara deduktif dan menyebutkan hubungan diantara teorema-teorema tersebut. Struktur deduktif aksiomatik yang lengkap dengan pengertian pangkal, postulataksioma, definisi, teorema dan akibat yang secar implisit ada pada tingkat deduksi informal, menjadi objek yang eksplisit dalam pemikiran anak pada tingkat ini. Siswa telah mampu mengembangkan bukti lebih dari satu cara. Timbal balik antara syarat perlu dan syarat cukup dipahami siswa. Perbedaan antara pernyataan dan konversnya dapat dimengerti siswa. Pada tingkat ini siswa belum mengerti mengapa sesuatu dijadikan teorema, aksioma atau definisi. e. Tingkat 4: Rigor Pada tingkat ini siswa dapat memahami perlunya aksioma, definisi, teorema dan pembuktian. Siswa menjelaskan teorema-teorema dalam sistem postulat yang berbeda dan menganalisa atau membandingkan sistem tersebut. Siswa dapat bekerja dalam berbagai struktur deduksi aksiomatik. Siswa memahami ketetapan aksioma- aksioma yang mendasari terbentuknya geometri non-Euchlidis.

2.4 Fase-Fase Belajar Geometri

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Sub Pokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember;

2 39 174

Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember

1 18 5

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Berdasarkan Kategori Kesalahan Newman di Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember

0 25 5

Analisis Keterampilan Geometri Siswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri Pokok Bahasan Segiempat Pada Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 1 Cermee Bondowoso Tahun Ajaran 2014/2015;

2 24 210

Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X IPA 2 di SMA Negeri 3 Jember

0 15 6

Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas X IPA 2 di SMA Negeri 3 Jember;

1 43 210

Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan Garis dan Sudut Kelas VII-C di SMP Negeri 1 Genteng Banyuwangi

1 31 7

Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam Menyelesaikan Soal Geometri Siswa Kelas XI IPA 8 SMA Negeri 2 Jember

1 11 7

Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember

1 26 7

Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember;

4 36 310