6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Matematika
Dalam  dunia  pendidikan  istilah  belajar  dan  pembelajaran  sudah  tidak  asing lagi.  Belajar  dan  pembelajaran  adalah  dua  hal  yang  tidak  dapat  dipisahkan  dalam
proses pendidikan. “Belajar merupakan kegiatan sadar secara jasmani dan rohani oleh
seseorang  untuk  memperoleh  ilmu  pengetahuan  yang  dibuktikan  dengan  adanya perubahan tingkah laku
” Riadi, 2013. Menurut Syah dalam Nurmaedina, 2011:1 Pengertian  belajar  secara  kualitatif  adalah  proses  memperoleh  arti-arti  dan
pemahaman –pemahaman  serta  cara-cara  menafsirkan  dunia  di  sekeliling  siswa.
Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Menurut Hamalik dalam  Rumahradhen,  Tanpa Tahun pembelajaran adalah suatu  sistem  artinya  suatu  keseluruhan  yang  terdiri  dari  komponen-komponen  yang
berinteraksi  antara  satu  dengan  lainnya  dan  dengan  keseluruhan  itu  sendiri  untuk mencapai  tujuan pengajaran  yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen-
komponen  tersebut  meliputi  tujuan  pendidikan  dan  pengajaran,  peserta  didik  dan siswa,  tenaga  kependidikan  khususnya  guru,  perencanaan  pengajaran,  strategi
pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Menurut James dalam Yesinta, 2013 mengatakan bahwa matematika adalah
ilmu  tentang  logika  mengenai  bentuk,  susunan  besaran,  dan  konsep-konsep  yang berhubungan  satu  dengan  yang  lainnya  dengan  dengan  jumlah  yang  banyak  yang
terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan goemetri. Sehingga  dari  ketiga  pengertian  diatas  maka  dapat  disimpulkan  bahwa
pembelajaran  matematika  adalah  proses  interaksi  yang  melibatkan  manusia  antara
guru  dan  siswa  yang  melibatkan  pengembangan  pola  berfikir  dan  mengolah  logika pada  suatu  lingkungan  belajar  yang  sengaja  diciptakan  oleh  guru  dengan  berbagai
metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
Pembelajaran  matematika  di  SMP  dilaksanakan  agar  para  siswa  dapat memahami konsep matematika untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan.
Dengan pembelajaran matematika, para siswa SMP diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri, sikap ulet, dan dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
Penguasaan  matematika  melalui  pembelajaran  matematika  sekolah  menengah pertama menurut Depdiknas dalam Wardhani, 2008 memiliki tujuan 1 memahami
konsep matematika, 2 mengembangkan penalaran matematis, 3 mengembangkan kemampuan  memecahkan  masalah,  4  mengembangkan  kemampuan  komnikasi
matematis dan 5 mengembangkan sikap menghargai matematika. Dalam kurikulum
2013 tujuan pembelajaran matematika tersebut  terangkum  dalam 4 kompetensi  inti yaitu kompetensi sikap spiritual,  kompetensi  sikap sosial,  kompetensi  pengetahuan
dan kompetensi keterampilan. Sehubungan dengan tujuan pembelajaran matematika
dan  kompetensi-kompetensi  yang  harus  dikembangkan  di  atas,  maka  diperlukan strategi pembelajaran matematika yang dapat menumbuh-kembangkan semua potensi
peserta didik baik dari aspek sikap, aspek pengetahuan maupun aspek keterampilan. Untuk  itu  pemerintah  menawarkan  pendekatan  pembelajaran  dalam  implementasi
Kurikulum 2013, yaitu pendekatan pembelajaran saintifik scientifics approach. Pembelajaran  dengan  pendekatan  saintifik  menurut  Kemendikbud  2013
adalah pembelajaran yang dirancang agar peserta didik aktif mengkonstruk konsep, hukum  atau  prinsip  melalaui  kegiatan  mengamati,  menanya,  mengumpulkan
informasi,  mengolah  informasi  dan  menarik  kesimpulan,  dan  mengkomunikasikan kesimpulan bahkan sampai pada tahap mencipta. Penerapan metode saintifik dalam
pembelajaran  melibatkan  keterampilan  proses  seperti  mengamati,  mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan pembelajaran
saintifik  memiliki  karakteristik  1  berpusat  kepada  siswa,  2  melibatkan keteampilan  proses  sains  dan  mengkontruksi  konsep,  hukum  atau  prinsip  dan  3
melibatkan proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya  keterampilan  berpikir  tingkat  tinggi  siswa  Kemendikbud,  2013.
Karakteristik tersebut
memungkinkan siswa
secara aktif
membangun pengetahuannya  melalui  keterampilan  proses  sains  dan  mengembangkan  potensi
kognitif  yang  dimilikinya.  Sehubungan  dengan  ini  pembelajaran  saintifik  menurut Kemdikbud 2013 bertujuan 1 meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; 2 membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu  masalah secara sistematik;  3 memperoleh hasil belajar  yang
tinggi; 4 melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah dan 5 mengembangkan karakter siswa.
2.2 Geometri Sekolah