BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Keadaan perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi
oleh berbagai aspek ketidakpastian, seperti prospek pemulihan ekonomi di kawasan Eropa terutama di negara yang mengalami krisis hutang, yaitu Yunani,
Italia, Irlandia, Portugal dan Spanyol dan ancaman jurang fiskal fiscal cliff di AS, akibat perbedaan sudut pandang dan kepentingan antara pemerintahan
Barrack Obama Partai Demokrat dengan kongres yang didominasi oleh Partai Republik, terkait strategi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari
pajak, efisiensi pengeluaran negara terutama pengurangan pengeluaran untuk perlindungan sosial, serta batasan hutang dan defisit anggaran pemerintah
AS. Krisis tersebut turut berimbas pada penurunan permintaan eksternal dan perlambatan aktivitas perekonomian di Asia, termasuk China dan India.
Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap imbas krisis keuangan global tidak terlepas dari karakteristik ekonomi nasional yang ditopang oleh konsumsi
domestik dan pembentukan modal tetap bruto investasi. Hingga triwulan III- 2012 seperti terlihat dalam Tabel I, Produk Domestik Bruto PDB Indonesia
didominasi oleh pengeluaran konsumsi masyarakat 54,79, diikuti oleh PMTB 37,58, pengeluaran pemerintah 8,24. Tekanan pelemahan ekonomi global
berimbas pada penurunan harga komoditas seperti batubara, nikel, tembaga dan
CPO dan pengurangan permintaan dari negara tujuan ekspor, telah menyebabkan melambatnya kinerja ekspor nasional dan terjadi defisit ekspor terhadap impor
sebesar -0,61 dari PDB. Meskipun kinerja ekspor secara nominal terus meningkat 23,1 dari PDB, namun kebutuhan impor barang modal dan bahan
baku antara untuk kebutuhan produksi yang terus meningkat 23,7 dari PDB telah menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit minus.
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Indonesia 2010-2012
Sumber: BPS diolah Angka tahun 2012 sampai pada triwulan III.
Kinerja perekonomian pada triwulan III-2012 meningkat 3,21 dibandingkan
triwulan sebelumnya II-2012, yang berarti lebih besar dibandingkan peningkatan pada triwulan II-2012 terhadap triwulan I-2012 sebesar 2,80 qtq. Komponen
PMTB tumbuh sebesar 2,94, diikuti konsumsi masyarakat sebesar 2,71. Sedangkan komponen pengeluaran yang mengalami penurunan adalah
pengeluaran pemerintah -0,07, ekspor -0,21 serta impor -8,36. Apabila
dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2011, laju pertumbuhan komponen pengeluaran PMTB mencapai 10,02 dan komponen konsumsi
masyarakat mencapai 5,68. Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor perekonomian Indonesia pada
triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertanian 6,15, sektor pengangkutan
dan transportasi 4,20, sektor industri 3,99, dan sektor konstruksi 3,79. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode triwulan yang sama tahun 2011,
maka terdapat 5 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB 6,17, terutama sektor-sektor yang padat modal, seperti: sektor
pengangkutan dan komunikasi 10,48, sektor konstruksi 7,98, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 7,41, sektor perdagangan, hotel dan
restoran 6,91. Sedangkan sektor yang berpotensi padat karya yang dapat tumbuh di atas pertumbuhan PDB hanyalah sektor Industri 6,36. Di sisi lain
sektor pertambangan yang padat karya menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan minus -0.09 akibat dampak dari penurunan
permintaan global. Upaya peningkatan produktivitas nasional tidak terlepas dari upaya
meningkatkan produktivitas sektor ekonomi, termasuk di dalamnya sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Produktivitas keuangan, real estate dan
jasa perusahaan pada saat ini memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menentukan tingkat produktivitas nasional di Indonesia. Perbaikan produktivitas
dan nilai perusahaan sangat erat kaitannya dengan kemampuan manajemen dalam
menentukan kebijakan pendanaan financing policy. Inti dari kebijakan pendanaan adalah memilih apakah menggunakan hutang atau ekuitas untuk
mendanai investasi dan operasi perusahaan, disebut juga dengan struktur modal. Perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat. Kondisi ini
memerlukan peran manajer keuangan dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari
alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal Martono dan Harjito,
2001: 239. Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dan dalam penggunaan dana
tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap. Leverage keuangan ini merupakan perimbangan penggunaan hutang dengan modal sendiri dalam
perusahaan Martono dan Harjito, 2001: 240. Menurut teori struktur modal, porsi utang yang optimal terjadi pada struktur modal yang optimal yaitu posisi ketika
risiko yang ditanggung perusahaan akibat penggunaan utang sama dengan pendapatan yang diterima dari penggunaan utang tersebut. Apabila posisi struktur
modal berada di atas target struktur modal yang optimal, maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan dan sebaliknya.
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Husnan 2001 profitabilitas adalah
“kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu”. Profitabilitas menggambarkan
kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh
modal yang dimiliki. Profitabilitas penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan
apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas
dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on equity. Dalam
penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity ROE. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka, nilai perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam
mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih profitabilitas meningkat. Jadi dapat dikatakan bahwa
selain memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang
mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari
perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk
saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.
Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan Mai, 2006. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai prediksi akan
mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Dengan demikian
perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. Peluang pertumbuhanbagi setiap perusahaan
berbeda-beda hal ini menyebabkan perbedaan keputusan pembelanjaan yang diambil oleh manajer keuangan. Perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi
cenderung membelanjai pengeluaran investasi dengan modal sendiri untuk menghindari masalah underinvestment yaitu tidak dilaksanakannya semua proyek
investasi yang bernilai positif oleh pihak manajer perusahaan Chen, 2004. Selain itu, kebijakan hutang dan struktur kepemilikan modal juga dapat
mempengaruhi nilai perusahaan dengan adanya pajak, biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan sebagai imbangan dari manfaat penggunanaan hutang.
Menurut trade-off model, struktur modal yang optimal merupakan keseimbangan antara penghematan pajak atas penggunaan hutang dengan biaya kesulitan akibat
penggunaan hutang, sebab biaya dan manfaat akan saling meniadakan satu sama lain. Tingkat hutang optimal tercapai ketika pengaruh interest tax-shield mencapai
jumlah yang maksimal terhadap ekspektasi cost of financial distress. Pada tingkat hutang yang optimal diharapkan nilai perusahaan akan mencapai nilai optimal,
dan sebaliknya apabila terjadi tingkat perubahan hutang sampai melewati tingkat
optimal atau biaya kebangkrutan dan biaya kesulitan keuangan financial distress cost lebih besar dari pada efek interest tax-shield, hutang akan mempunyai efek
negatif terhadap nilai perusahaan. Secara eksplisit tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertama,
pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal; kedua, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap struktur modal; Ketiga, pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan; keempat, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai perusahaan; kelima, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan; keenam,
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening; dan ketujuh, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai
perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening. Sektor properti dan real estate sebagai populasi penelitian kali ini. Perusahaan
properti dan real estate memerlukan dana yang banyak dalam menjalankan bisnisnya sehingga tinggi penggunaan dana eksternal tinggi, selain itu aset yang
dimiliki oleh industri properti dan real estate cocok digunakan sebagai agunan kredit, sehingga menarik investor untuk berinvestasi sehingga berpengaruh pada
perubahan nilai perusahaan. Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat mengenai
manakah dari antara profitabilitas, peluang pertumbuhan, dan struktur modal yang paling mempengaruhi peningkatkan nilai perusahaan, secara khusus untuk
perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian