Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITY DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP FIRM VALUE DENGAN CAPITAL STRUCTURE SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2012

OLEH

ESTER CAROLINE BUKIT 110503212

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

NIM 110503212 Ester Caroline Bukit


(3)

ABSTRAK

“Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profitabilitas dan peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaandengan tambahan variabel intervening yaitu struktur modal.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 18 perusahaan properti dan real estate dimana metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan alat bantu program statistik SPSS 18.

Penelitian sebelum interveningini membuktikan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas terhadap struktur modal tidak berpengaruh, dan peluang pertumbuhan tidak mempengaruhi baik pada struktur modal maupun pada nilai perusahaan, dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal hanya mampu menjadi variabel intervening untuk peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012. Pernyataan ini ditunjukkan oleh nilai pengaruh tidak langsung sebesar 0,086355 yang lebih besar daripada nilai pengaruh langsung yang sebesar -0,007.

Kata kunci: Return On Equity, Market to Books Total Equity, Debt to Equity Ratio, dan Tobin’s Q


(4)

ABSTRACT

"Effect of Profitability and Growth Opportunity Against Firm's Value With Capital Structure As an intervening variable On Property Company and Real Estate Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2012 "

This study aims to determine whether the profitability and growth opportunities in property and real estate companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2010-2012 partial effect on the value of the company in addition to intervening variables, namely capital structure.

The research sample used a total of 18 property companies and real estate that the sampling method used is purposive sampling method is the determination of the sample by using certain criteria. Data processing is done by multiple regression analysis with tools statistical program SPSS 18.

Before intervening research proves that partially affect the profitability of the company's value, while the profitability of the capital structure has no effect, and growth opportunities not affect either the structure or the value of the company capital, and capital structure affect the value of the company. The capital structure is able to become an intervening variable for growth opportunities in property and real estate companies listed on the Stock Exchange from 2010-2012. This statement is indicated by the value of the indirect effect of 0.086355 is greater than the direct effect of -0.007.

Keywords: Return On Equity, Market to Books Total Equity, Debt to Equity Ratio, and Tobin's Q


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”,disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Zainal Bahri Torong, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding, yang telah memberikan saran dan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua penulis, Alm. Herman Sue Suranta Bukit dan Radu Malem Br. Tarigan, dua saudara penulis, Maretha Hera Friska Br. Bukit dan Alm. Toto Benami Bukit, dan keluarga besar Bukit-Tarigan. Terima kasih atas segala curahan kasih sayang melalui perhatian, doa, dukungan, dan pengorbanan yang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk terus berprestasi dan berusaha


(6)

menjadi yang terbaik. Untuk teman-teman seperjuangan, Febry Naomi, Cynthia C. Pardede, Olivia SGM, Naomi R. Siahaan, Delwie Jurinita, Vivian Zhang, dan seluruh teman-teman seperjuangan pada program studi S1 Akuntansi Stambuk 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara yang senantiasa membantu penulis dalam dukungan, semangat, dan bantuan doa sepanjang penyelesaian skripsi ini. Kehadiran mereka membuat penulis merasa yakin dan terus bertahan menghadapi segala proses dan tantangan selama menghadapi masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi.

Segala bentuk usaha dan perjuangan telah semaksimal mungkin dilakukan oleh penulis. Meskipun demikian, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih perlu banyak perbaikan atas segala kekurangannya yang semata-mata merupakan keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Setiap penelitian tidak ada yang sempurna, setiap hasil tidak ada yang paling benar, namun setiap langkah adalah pembelajaran. Pembelajaran untuk senantiasa menjadi lebih baik menuju suatu kesempurnaan. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin

Medan, Penulis,

NIM: 110503212 Ester Caroline Bukit


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pernyataan ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Nilai Perusahaan ... 11

2.1.2. Profitabilitas (Profitability) ... 15

2.1.3. Peluang Pertumbuhan (Growth Opportunity) ... 18

2.1.4. Struktur Modal (Capital Structure) ... 18

2.1.4.1.Teori Struktur Modal ... 20

2.1.5. Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ... 25

2.1.6. Peluang Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal . 26 2.1.7. Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 27

2.1.8. Peluang Pertumbuhan dan Nilai Perusahaan ... 27

2.1.9. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan ... 28

2.1.10.Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya ... 30

2.1.11.Peluang Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya ... 30

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 31

2.3. Kerangka Konseptual ... 33

2.4. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 35


(8)

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian ... 36

3.3.2. Sampel Penelitian ... 36

3.4. Sumber Data ... 38

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 38

3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 38

3.7. Metode Analisis Data ... 42

3.7.1. Statistik Deskriptif ... 43

3.7.2. Uji Asumsi Klasik ... 43

3.7.3. Analisis Jalur ... 45

3.7.4. Penghitungan Pengaruh ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Penelitian ... 53

4.2. Analisis Data Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 55

4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas ... 56

4.3.2. Uji Heterokedastisitas ... 58

4.3.3. Uji Linearitas ... 59

4.4. Analisis Jalur ... 61

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 70

5.3. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Tabel Halaman

1.1. Produk Domestik Regional Bruto Indonesia (2010-2012) ... 2

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

3.1. Daftar Populasi Perusahaan Properti dan Real Estate ... 37

3.2. Skala Pengukuran Variabel ... 41

4.1. Tabulasi Data Variabel Dependen, Independen, dan Intervening Perusahaan Properti ... 53

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 56

4.3. Hasil Uji Normalitas ... 57

4.4. Hasil Uji Linearitas Nilai Perusahaan dan Profitabilitas(X1) ... 59

4.5. Hasil Uji Linearitas Nilai Perusahaan(Y2) dan Peluang Pertumbuhan(X2) ... 60

4.6. Hasil Uji Linearitas Nilai Perusahaan (Y2) dan Struktur Modal (Y1) ... 60

4.7. Hasil Uji Persamaan Sub-Struktural 1 ... 61

4.8. Hasil Uji Persamaan Sub-Struktural 2 ... 62

4.9. Penghitungan Pengaruh ... 68


(10)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Gambar Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 33

4.1. Grafik Histogram ... 58

4.2. Grafik Normal Probability Plot ... 58


(11)

ABSTRAK

“Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah profitabilitas dan peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaandengan tambahan variabel intervening yaitu struktur modal.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 18 perusahaan properti dan real estate dimana metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi berganda dengan alat bantu program statistik SPSS 18.

Penelitian sebelum interveningini membuktikan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas terhadap struktur modal tidak berpengaruh, dan peluang pertumbuhan tidak mempengaruhi baik pada struktur modal maupun pada nilai perusahaan, dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal hanya mampu menjadi variabel intervening untuk peluang pertumbuhan pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012. Pernyataan ini ditunjukkan oleh nilai pengaruh tidak langsung sebesar 0,086355 yang lebih besar daripada nilai pengaruh langsung yang sebesar -0,007.

Kata kunci: Return On Equity, Market to Books Total Equity, Debt to Equity Ratio, dan Tobin’s Q


(12)

ABSTRACT

"Effect of Profitability and Growth Opportunity Against Firm's Value With Capital Structure As an intervening variable On Property Company and Real Estate Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2012 "

This study aims to determine whether the profitability and growth opportunities in property and real estate companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2010-2012 partial effect on the value of the company in addition to intervening variables, namely capital structure.

The research sample used a total of 18 property companies and real estate that the sampling method used is purposive sampling method is the determination of the sample by using certain criteria. Data processing is done by multiple regression analysis with tools statistical program SPSS 18.

Before intervening research proves that partially affect the profitability of the company's value, while the profitability of the capital structure has no effect, and growth opportunities not affect either the structure or the value of the company capital, and capital structure affect the value of the company. The capital structure is able to become an intervening variable for growth opportunities in property and real estate companies listed on the Stock Exchange from 2010-2012. This statement is indicated by the value of the indirect effect of 0.086355 is greater than the direct effect of -0.007.

Keywords: Return On Equity, Market to Books Total Equity, Debt to Equity Ratio, and Tobin's Q


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Keadaan perekonomian cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi oleh berbagai aspek ketidakpastian, seperti prospek pemulihan ekonomi di kawasan Eropa (terutama di negara yang mengalami krisis hutang, yaitu Italia, Irlandia, Portugal dan Spanyol) dan ancaman jurang fiskal (fiscal cliff) di AS, akibat perbedaan sudut pandang dan kepentingan antara pemerintahan Barrack Obama (Partai Demokrat) dengan kongres yang didominasi oleh Partai Republik, terkait strategi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak, efisiensi pengeluaran negara terutama pengurangan pengeluaran untuk perlindungan sosial, serta batasan hutang dan defisit anggaran pemerintah AS. perlambatan aktivitas perekonomian di Asia, termas

Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap imbas krisis keuangan global tidak terlepas dari karakteristik ekonomi nasional yang ditopang oleh konsumsi domestik dan pembentukan modal tetap bruto (investasi). Hingga triwulan III-2012 seperti terlihat dalam Tabel I, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia didominasi oleh pengeluaran konsumsi masyarakat (54,79%), diikuti oleh PMTB (37,58%), pengeluaran pemerintah (8,24%). Tekanan pelemahan ekonomi global berimbas pada penurunan harga komoditas (seperti batubara, nikel, tembaga dan


(14)

CPO) dan pengurangan permintaan dari negara tujuan ekspor, telah menyebabkan melambatnya kinerja ekspor nasional dan terjadi defisit ekspor terhadap impor sebesar -0,61% dari PDB. Meskipun kinerja ekspor secara nominal terus meningkat (23,1% dari PDB), namun kebutuhan impor barang modal dan bahan baku antara untuk kebutuhan produksi yang terus meningkat (23,7% dari PDB) telah menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit (minus).

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Indonesia (2010-2012)

Sumber: BPS (diolah) *Angka tahun 2012 sampai pada triwulan III.

Kinerja perekonomian pada triwulan III-2012 meningkat 3,21% dibandingkan triwulan sebelumnya (II-2012), yang berarti lebih besar dibandingkan peningkatan pada triwulan II-2012 terhadap triwulan I-2012 sebesar 2,80% (qtq). Komponen PMTB tumbuh sebesar 2,94%, diikuti konsumsi masyarakat sebesar 2,71%. Sedangkan komponen pengeluaran yang mengalami penurunan adalah pengeluaran pemerintah (-0,07%), ekspor (-0,21%) serta impor (-8,36%). Apabila


(15)

dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2011, laju pertumbuhan komponen pengeluaran PMTB mencapai 10,02% dan komponen konsumsi masyarakat mencapai 5,68%.

Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor perekonomian Indonesia pada triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertanian (6,15%), sektor pengangkutan dan transportasi (4,20%), sektor industri (3,99%), dan sektor konstruksi (3,79%). Sedangkan jika dibandingkan dengan periode triwulan yang sama tahun 2011, maka terdapat 5 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB (6,17%), terutama sektor-sektor yang padat modal, seperti: sektor pengangkutan dan komunikasi (10,48%), sektor konstruksi (7,98%), sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (7,41%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (6,91%). Sedangkan sektor yang berpotensi padat karya yang dapat tumbuh di atas pertumbuhan PDB hanyalah sektor Industri (6,36%). Di sisi lain sektor pertambangan yang padat karya menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan minus (-0.09%) akibat dampak dari penurunan permintaan global.

Upaya peningkatan produktivitas nasional tidak terlepas dari upaya meningkatkan produktivitas sektor ekonomi, termasuk di dalamnya sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Produktivitas keuangan, real estate dan jasa perusahaan pada saat ini memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menentukan tingkat produktivitas nasional di Indonesia. Perbaikan produktivitas dan nilai perusahaan sangat erat kaitannya dengan kemampuan manajemen dalam


(16)

menentukan kebijakan pendanaan (financing policy). Inti dari kebijakan pendanaan adalah memilih apakah menggunakan hutang atau ekuitas untuk mendanai investasi dan operasi perusahaan, disebut juga dengan struktur modal.

Perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat. Kondisi ini memerlukan peran manajer keuangan dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal (Martono dan Harjito, 2001: 239). Struktur modal yang optimal terjadi pada leverage keuangan. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dan dalam penggunaan dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap. Leverage keuangan ini merupakan perimbangan penggunaan hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan (Martono dan Harjito, 2001: 240). Menurut teori struktur modal, porsi utang yang optimal terjadi pada struktur modal yang optimal yaitu posisi ketika risiko yang ditanggung perusahaan akibat penggunaan utang sama dengan pendapatan yang diterima dari penggunaan utang tersebut. Apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal yang optimal, maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan dan sebaliknya.

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Husnan (2001) profitabilitas adalah “kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu”. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh


(17)

modal yang dimiliki. Profitabilitas penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE). ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka, nilai perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk


(18)

saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.

Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan (Mai, 2006). Perusahaan-perusahaan yang mempunyai prediksi akan mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. Peluang pertumbuhanbagi setiap perusahaan berbeda-beda hal ini menyebabkan perbedaan keputusan pembelanjaan yang diambil oleh manajer keuangan. Perusahaan dengan peluang pertumbuhan tinggi cenderung membelanjai pengeluaran investasi dengan modal sendiri untuk menghindari masalah underinvestment yaitu tidak dilaksanakannya semua proyek investasi yang bernilai positif oleh pihak manajer perusahaan (Chen, 2004). Selain itu, kebijakan hutang dan struktur kepemilikan modal juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan dengan adanya pajak, biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan sebagai imbangan dari manfaat penggunanaan hutang. Menurut trade-off model, struktur modal yang optimal merupakan keseimbangan antara penghematan pajak atas penggunaan hutang dengan biaya kesulitan akibat penggunaan hutang, sebab biaya dan manfaat akan saling meniadakan satu sama lain. Tingkat hutang optimal tercapai ketika pengaruh interest tax-shield mencapai jumlah yang maksimal terhadap ekspektasi cost of financial distress. Pada tingkat hutang yang optimal diharapkan nilai perusahaan akan mencapai nilai optimal, dan sebaliknya apabila terjadi tingkat perubahan hutang sampai melewati tingkat


(19)

optimal atau biaya kebangkrutan dan biaya kesulitan keuangan financial distress cost lebih besar dari pada efek interest tax-shield, hutang akan mempunyai efek negatif terhadap nilai perusahaan.

Secara eksplisit tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertama, pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal; kedua, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap struktur modal; Ketiga, pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan; keempat, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai perusahaan; kelima, pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan; keenam, pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening; dan ketujuh, pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening.

Sektor properti dan real estate sebagai populasi penelitian kali ini. Perusahaan properti dan real estate memerlukan dana yang banyak dalam menjalankan bisnisnya sehingga tinggi penggunaan dana eksternal tinggi, selain itu aset yang dimiliki oleh industri properti dan real estate cocok digunakan sebagai agunan kredit, sehingga menarik investor untuk berinvestasi sehingga berpengaruh pada perubahan nilai perusahaan.

Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat mengenai manakah dari antara profitabilitas, peluang pertumbuhan, dan struktur modal yang paling mempengaruhi peningkatkan nilai perusahaan, secara khusus untuk perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012.


(20)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan?

2. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

4. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 5. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

6. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening?

7. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel intervening?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan permasalahan penelitian dan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:


(21)

1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

2. Untuk mengetahui pengaruh peluang pertumbuhan terhadap struktur modal.

3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk mengetahui pengaruh peluang pertumbuhan terhadap nilai

perusahaan.

5. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.

6. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening-nya.

7.Untuk mengetahui pengaruh peluang pertumbuhanterhadap nilai perusahaan struktur modal sebagai intervening-nya.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan pemahaman pengaruh profitabilitas dan peluang pertumbuhan terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal yang menjadi variabel interveningnya. Penelitian ini juga sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

2. Bagi Manajemen Perusahaan

Memberikan informasi bagi manajer perusahaan khususnya manajer keuangan dalam mengambil keputusan penggunaan dana.


(22)

3. Bagi Investor dan Praktisi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan masukan pertimbangan pengambilan keputusan investasi dan pendanaan (modal) terhadap perusahaan properti dan real estate.

4. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan penelitian lain khususnya penelitian yang berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan properti dan real estate.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teoritis 2.1.1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan pada dasarnya diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor atas keseluruhan ekuitas yang dimiliki (Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalam Permanasari, 2010). Rika dan Ishlahuddin (2008: 7) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai pasar. Alasannya, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris.

Para akademisi dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagai konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut beberapa diantaranya adalah :


(24)

A.Nilai Ekonomi

Konsep ini berkaitan dengan kemampuan dasar suatu aktiva untuk memberikan aliran arus kas sesudah pajak kepada yang pemilikinya. Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan konsep pertukaran, didefinisikan sebagai jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini untuk dipertukarkan dengan suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana. B.Nilai Pasar

Nilai pasar sering disebut kurs, harga yang terjadi dari proses tawar-menawar di pasar juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, adalah nilai yang pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi atau diantara pihak-pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa paksaan.

C.Nilai Intrinsik

Pada dasarnya, nilai intrinsik adalah konsep yang paling abstrak karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu saham sebagai wakil dari nilai perusahaan. Makna nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

D.Nilai Likuidasi

Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus mana kala suatu perusahaan harus melikuidasikan sebagian atau seluruh aktiva serta tagihan-tagihannya. Nilai likuidasi hanya dapat dipakai untuk kegunaan yang terbatas. Meskipun


(25)

demikian, nilai likuidasi dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam penilaian kredit. Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku yaitu dari neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan menjelang proses likuidasi.

E.Nilai Nominal

Nilai nominal lebih dikenal oleh banyak orang. Karena besaran itu tercantum secara formal dalam anggaran dasar perusahaan. Nilai nominal memiliki beberapa fungsi yuridis antara lain menunjukkan jumlah nominal yang harus disetor pemegang saham dalam memenuhi kewajibannya, juga memperlihatkan besarnya porsi kepemilikan seorang pemegang saham terhadap perusahaan.

F.Nilai Pemecahan

Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengambilalihan (take over) dan restrukturisasi aktivitas perusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi nilai ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai perusahaan secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap ataupun kesempatan-kesempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal, sehingga perusahaan dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat dijual untuk dilepaskan kepada pembeli lain.

G.Nilai Reproduksi

Nilai reproduksi merupakan jumlah yang diperlukan untuk menggantikan aktiva tetap yang sejenis. Nilai reproduksi pada kenyataannya adalah salah


(26)

satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yang masih berjalan. Penetapan nilai reproduksi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan teknik.

H.Nilai Berkelanjutan

Ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan.

James Tobin membangun suatu teori, yang disebut Teori q Tobin (Tobin’s q Theory), rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan. Inti teori ini adalah sistem kebijakan moneter yang mempengaruhi perekonomian melalui pengaruhnya pada penilaian ekuitas. Tobin mendefinisikan q sebagai nilai pasar perusahaan dibagi dengan biaya penggantian modal. Jika q tinggi, nilai pasar relatif tinggi terhadap biaya penggantian modal, dan akan relatif murah terhadap nilai pasar perusahaan. Perusahaan dapat mengeluarkan ekuitas dan mendapatkan harga relatif tinggi terhadap biaya fasilitas dan perlengkapan yang mereka beli. Pengeluaran investasi akan meningkat karena perusahaan dapat membeli lebih banyak barang investasi baru dengan hanya mengeluarkan sedikit ekuitasnya, begitupun sebaliknya.

Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik sebab rasio ini mampu menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan, seperti misalnya terjadinya perbedaan cross-sectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi. Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan


(27)

modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja, namun juga untuk kreditur sebab sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja, tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010: 8). Jadi, semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar dibandingkan dengan nilai buku maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Permanasari, 2010: 8).

Dimana :

Tobin'sQ =Nilai perusahaan

MVE =Nilai pasar ekuitas (Closing price saham×Jumlah saham

beredar)

DEBT =Total kewajiban

TE =Nilai buku dari total ekuitas

2.1.2. Profitabilitas (Profitability)

Menurut Susan (2006: 47), profitabilitas merupakan “kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu yang dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal”.

TE

Debt

MVE

sQ


(28)

Harahap (2007: 53) menarik kesimpulan sebagai berikut :

Profitabilitas mengasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki atau mendapatkan laba (profit) yang besar akan memiliki kesempatan yang baik untuk bersaing dengan jenis perusahaan yang sama. Rasio ini menghubungkan laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan (net income) dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Sebagai bagian dari laporan keuangan perusahaan, profitabilitas merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam menjalankan perusahaan. Profitabilitas menyangkut efesiensi perusahaan menggunakan modal, baik modal sendiri maupun modal asing. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, antara lain margin laba kotor (gross profit margin), margin laba bersih (net profit margin), pengembalian modal atas ekuitas (return on equity), pengembalian modal atas aset (return on assets).

A. Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bagi perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini juga diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi, 2005: 42). Profit margin yang tinggi menunjukkan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

Bersih

Penjualan

Bersih

Laba


(29)

B. Return On Equity (ROE)

Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik posisi pemilik perusahaan, demikian pula sebaliknya. Return on equity menurut Syamsudin (2000: 64), “Suatu pengukuran dari suatu penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan dalam perusahaan”. Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam mengelola investasi.

C. Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Harahap (2007: 54) menyatakan bahwa tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

pinjaman maupun modal sendiri.

f) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

Ekuitas

Total

Bersih

Laba

ROE

=

Aktiva

Total

Bersih

Laba


(30)

2.1.3. Peluang Pertumbuhan (Growth Opportunity)

Perusahaan-perusahaan yang memprediksi akan mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang cenderung lebih memilih menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan memperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang rendah, mereka akan berupaya membagi risiko pertumbuhan rendah dengan para kreditur melalui penerbitan utang yang umumnya dalam bentuk utang jangka panjang (Mai, 2006).

Salah satu alasan mendasar atas pola ini adalah biaya mengambang pada emisi saham biasa yang lebih tinggi dibanding pada surat berharga obligasi. Dengan demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang jangka panjang (saham) dibanding dengan perusahaan dengan pertumbuhan lebih lambat.

Variabel peluang pertumbuhan (growth opportunity), diukur dengan Market to Books Total Equity (MTBE).

2.1.4. Struktur Modal (Capital Structure)

Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah “proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan”.

Ekuitas

Total

Saham

Harga

Beredar

Saham

Lembar


(31)

Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal seorang investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Risiko keuangan yang kemungkinan terjadi adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan karena baik atau buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan.

Hutang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam struktur modal karena utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai dengan perubahan tingkat penjualan) sementara itu, utang jangka panjang bersifat tetap selama jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun), sehingga keberadaannya perlu lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan modal. Karena alasan itu pula biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka panjang (Mardiyanto, 2009).

Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata (Martono dan Harjito, 2007 pada penelitian Rakhmawati, 2008). Tujuan dari manajemen struktur modal atau capital structure management adalah menggabungkan sumber-sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Untuk mengukur struktur modal digunakan rasio


(32)

struktur modal yang disebut rasio leverage, rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (Martono dan Harjito, 2007 pada penelitian Rakhmwati, 2008).

Untuk mengukur struktur modal pada penelitian ini digunakan rasio struktur modal yang disebut debt to equity ratio (DER). Dimana DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang dengan modal sendiri. DER berguna untuk mengetahui jumlah hutang dan modal yang digunakan untuk pendanaan perusahaan. Bagi perusahaan semakin kecil debt to equity ratio akan semakin menguntungkan perusahaan karena resiko yang akan ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi semakin kecil.

2.1.4.1.Teori Struktur Modal

B.1. Teori Trade-Off

Teori trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003 pada penelitian Hapsari, 2010). Esensi trade-off dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul dari penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperbolehkan dan apabila penggunaan hutang terlalu besar, maka tambahan hutang tidak diperbolehkan.

Ekuitas

Total

Kewajiban

Total


(33)

Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin tinggi utang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar utang (Hanafi, 2004).

Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Penelitian di luar negeri menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai sekitar 20% dari nilai perusahaan.

Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu : a. Biaya Langsung

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi atau biaya lainnya yang sejenis.

b. Biaya Tidak Langsung

Biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal.

Dengan biaya kebangkrutan yang besar, proposisi MM dengan pajak bisa dimodifikasi sebagai berikut ini.


(34)

Perhatikan bahwa biaya kebangkrutan sampai tingkat utang tertentu akan lebih tinggi dibandingkan dengan PV penghematan pajak. Nilai perusahaan akan mulai menurun pada titik tersebut.

Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan utang (agency cost of debt). Teori keagenan mengatakan bahwa di perusahaan terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang hutang dengan pemegang saham. Jika utang meningkat, maka konflik antara keduanya akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang utang akan semakin meningkatkan pengawasan (monitoring) terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring seperti persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan bisa juga dalam bentuk kenaikan tingkat bunga. Dengan memasukkan biaya keagenan, persamaan nilai perusahaan di atas bisa diperluas sebagai berikut ini.

VL = VU+PV Penghematan Pajak-[PV Biaya Kebangkrutan+PV Biaya Keagenan]

Bagan tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan dengan utang akan semakin meningkat dengan meningkatnya utang. Tetapi nilai tersebut mulai menurun pada titik tertentu. Pada titik tersebut, tingkat utang merupakan tingkat optimal. Dengan demikian gabungan antara teori struktur modal Modigiliani-Miller dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan mengindikasikan adanya trade-off antara penghematan pajak dari utang dengan biaya kebangkrutan. Teori


(35)

tersebut kemudian dikenal sebagai teori trade-off struktur modal atau static trade-off capital structure theory.

B.2. Pecking Order Theory

Teori trade-off diperkenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun 1961, teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan kedudukan sumber dana yang paling disukai. Teori ini mempunyai implikasi bahwa manajer akan berfikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal. Dalam kenyataan empiris, nampaknya jarang manajer keuangan yang berpikir demikian. Seorang akademisi, Donalson (1961) melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan di Amerika Serikat. Pengamatannya menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi ternyata cenderung menggunakan utang yang lebih rendah.

Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan dalam pecking order theory adalah sebagai berikut :

a) Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.

b) Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.

c) Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan

fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh


(36)

perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.

d) Jika pandangan eksternal diperlukan, perusahaan akan

mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.

Teori tersebut tidak mengindikasikan target struktur modal. Teori tersebut menjelaskan urut-urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat utang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Jika ada kesempatan investasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan mulai dengan dana internal dan sebagai pilihan terakhir adalah menerbitkan saham. Di samping kebutuhan investasi, hal lain yang berkaitan adalah pembayaran dividen. Pembayaran dividen akan menyebabkan dana kas berkurang. Jika kas berkurang, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas baru. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan lebih menyukai kebijakan dividen yang stabil, yaitu besarnya dividen tidak berubah-ubah.

Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan


(37)

mempunyai target tingkat utang yang kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi.

2.1.5. Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Sebagaimana disebutkan di awal, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu yang dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal (Susan 2006: 47), Perusahaan-perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung menggunakan lebih banyak pinjaman untuk memperoleh manfaat dalam aspek pajak. Hal ini karena pengurangan laba oleh bunga pinjaman akan lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan menggunakan modal yang tidak dikenai bunga, namun penghasilan kena pajak akan lebih tinggi (Mai, 2006). Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Kartini dan Arianto, 2008). Dengan kata lain, keputusan pendanaan atau struktur modal sangat berpengaruh terhadap rendah atau tingginya profitabilitas suatu perusahaan.

Menurut pecking order theory, “perusahaan dengan tingkat

keuntungan yang besar memiliki sumber pendanaan internal yang lebih besar dan memiliki kebutuhan untuk melakukan pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil” (Schoubben dan Van Hulle, 2004 dalam penelitian Adrianto dan Wibowo, 2007). Dengan demikian,


(38)

teori ini memprediksikan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar daripada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil. Dengan demikian sesuai dengan teori di atas, maka semakin besar tingkat profitabilitas maka akan semakin kecil rasio struktur modal, sehingga profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesa pertama yang akan diuji adalah bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

2.1.6. Peluang Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal

Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan (Mai, 2006). Peluang pertumbuhan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba per lembar saham suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh leverage. Perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat membutuhkan dana lebih besar di masa depan sehingga harus meningkatkan aktiva tetapnya dan lebih banyak mempertahankan laba.

Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan meningkat, dan perusahaan-perusahaan tersebut akan


(39)

lebih banyak melakukan utang untuk mempertahankan rasio utang yang ditargetkan (Mai, 2006). Secara empiris peluang pertumbuhan berpengaruh positif terhadap sruktur modal (Setiawan, 2006), dan dalam penelitian ini hipotesa kedua yang akan diuji adalah peluang pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

2.1.7. Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas diukur dengan indikator return on equity (ROE). Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik, yang akan ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan yang selanjutnya mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal.

Sari (2005) membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah kepemilikan manajerial, rasio leverage, interaksi leverage dengan investasi dan interaksi profitabilitas dengan investasi. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesa ketiga yang akan diuji adalah profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.1.8. Peluang Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan

Terkait dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaan untuk menghindari biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham


(40)

dengan manajemen perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur.

Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya, maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Mengacu pada uraian ini, hipotesa keempat yang akan diuji adalah peluang pertumbuhan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.1.9. Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Struktur modal yang menunjukkan perbandingan antara modal eksternal jangka panjang dengan modal sendiri, merupakan aspek yang penting bagi setiap perusahaan karena mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud cukup besar, cenderung menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan aktiva tak berwujud besar meskipun yang terakhir ini memiliki kesempatan tumbuh lebih baik. Ini mudah dipahami karena perusahaan yang hanya memiliki goodwill namun tidak didukung oleh aktiva berwujud yang cukup, sulit diprediksi prospek kinerjanya.

Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Modigliani


(41)

dan Miller (1963) menyatakan bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Jika pendekatan Moddigliani Miller dalam kondisi ada pajak penghasilan perusahaan benar, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Ini mengindikasikan bahwa struktur modal yang optimal dapat dicapai dengan menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Struktur model terkait dengan harga saham, aturan struktur finansial konservatif menghendaki agar perusahaan tidak mempunyai hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri. Pada sisi lain, konsep cost of capital menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. Minimalisasi biaya modal rata-rata ini tidak mengharuskan komposisi jumlah modal eksternal yang lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.

Ketika manajer memiliki keyakinan kuat atas prospek perusahaan kedepan dan ingin agar harga saham meningkat, maka manajer dapat menggunakan hutang lebih banyak sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya oleh calon investor. Dalam tataran empiris, kebijakan hutang (diukur dengan debt to equity ratio, DER) dan ukuran perusahaan (diukur dengan total aset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Sampai disini, kita dapat


(42)

memformulasikan hipotesa kelima yang akan diuji dalam paper ini, bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.1.10.Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya

Menurut penelitian Wulandari (2013) menyatakan, “Struktur modal tidak memediasi hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan”. Penelitiannya menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2011. Hal yang sama juga diutarakan Hermuningsih dalam penelitiannya, “Variabel struktur modal tidak merupakan variabel intervening bagi profitabilitas. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI periode tahun 2006-2010. Namun, Penelitian yang dilakukan Chen menyatakan, “profitability berpengaruh signifikan terhadap capital structure sebagai variabel interveningnya. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang berada di Taiwan periode tahun 2005-2009. Mengacu pada uraian ini, hipotesa keenam yang akan diuji adalah profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.1.11.Peluang Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Interveningnya

Menurut penelitian yang dilakukan Hermuningsih, “Variabel struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity”. Dari penelitian tersebut, struktur modal berpengaruh signifikan sebagai


(43)

variabel intervening pada peluang pertumbuhan dan nilai perusahaan. Mengacu pada uraian ini, hipotesa ketujuh yang akan diuji adalah peluang pertumbuhan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel interveningnya.

2.2.Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan nilai perusahaan telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, sehingga terdapat beberapa poin penting hasil dari penelitian sebelumnya yang dijadikan dasar dalam penelitian ini.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel yang Digunakan Hasil Penelitian 1. Ayu Indira Mega

Susanti dan Anak Agung Gede Suarjaya (2014)

Determinan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independen: 1.Profitability (ROA), 2.Growth Sales, 3.Assets Structure. Variabel Dependen: 1.Nilai perusahaan. Variabel Intervening: 1.Struktur modal.

1)Assets structure

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitability

dan growth sales tidak berpengaruh signifikan; 2)Profitability

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth sales,

assets structure, struktur modal tidak berpengaruh signifikan.

2. Dwi Retno Wulandari (2013)

Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Intervening Variabel Independen: 1.Profitabilitas, 2.Operating Leverage, 3.Likuiditas, Variabel Dependen: 1.Nilai perusahaan. Variabel Intervening: 1.Struktur Modal 1)Profitabilitas, dan operating leverage

berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan terhadap struktur modal sebagai intervening;

2)Likuiditas tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, maupun terhadap struktur modal sebagai intervening; 3)Struktur modal tidak memediasi hubungan profitabilitas, operating leverage, dan likuiditas terhadap nilai perusahaan.


(44)

3. Ria Nofrita (2013) Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening Variabel Independen: 1.Profitabilitas. Variabel Dependen: 1.Nilai perusahaan. Variabel Intervening: 1.Kebijakan deviden.

1) Profitabilitas dan kebijakan deviden berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan;

2) Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden tidak signifikan. 4.Sri Hermuningsih

(2013)

Pengaruh Profitabilitas, Growth

Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia

Variabel Independen: 1.Profitabilitas 2.Growth Opportunity Variabel Dependen: 1.Nilai Perusahaan Variabel Intervening: 1.Struktur Modal Dengan pengaplikasikan pendekatan Structural Equation Model (SEM) pada 150

perusahaan yang terdaftar di BEI selang periode 2006-2010, paper ini memberikan beberapa temuan empiris. 1)Variabel profitabilitas,

growth opportunity dan struktur modal,

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan;

2)Variabel struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity dan

tidak bagi profitabilitas; 3)Profitabilitas memiliki pengaruh

yang berlawanan dengan struktur modal.

5. Shilvia Hansen dan Kim SungSuk (2013)

Influence of Stock Liquidity to Firm Value inIndonesian Stock Market

Variabel Independen: 1)Liquidity measures Variabel Dependen: 1)Firm Value Variabel Kontrol: 1)The natural logarithm of

total asset

2)The natural logarithm of firm age

Penelitian ini menunjukkan stock liquidity berpengaruh positif terhadap firm value

terdaftar di BEI. Stock liquidity yang likudnya tinggi lebih baik baik performa firm value yang berarti lebih baik

dibandingkan pengaruhnya dengan capital structure

dan profitability yang tinggi.

6.Li-JuChen (Taiwan) and Shun-Yu Chen (Taiwan) (2011)

The influence of profitability on firm value with capital structure as the mediator and firm size and type industry as moderators

Variabel Independen: profitability Variabel Dependen: firm value Variabel Intervening: capital structure Variabel Moderating:

firm size and type industry

Fokus penelitian ini adalah

capital structure

(leverage) sebagai variabel intervening pada

profitability (ROA) dan

firm value (Corporate performance), dengan penambahan dua variabel yaitu type dan size sebagai variabel moderatingnya.


(45)

Hasilnya adalah sebagai berikut.

1)Profitability

berpengaruh positif terhadap firm value, dan berpengaruh negative terhadap leverage, dimana

leverage berpengaruh negative terhadap firm value, dan profitability

berpengaruh signifikan terhadap capital structure

sebagai variabel interveningnya;

2)Penelitian memasukkan variabel type industry

sebagai variabel

moderating menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dengan

profitability dan firm value. Sedangkan, memasukkan firm size

sebagai variabel

moderating menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan profitability

terhadap firm value.

2.3. Kerangka Konseptual

ε1 ε2

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah

PROFITABILITAS (X1)

PELUANG PERTUMBUHAN

NILAI PERUSAHAAN (Y2) STRUKTUR MODAL (Y1)

1 3 6 2 4 5 7


(46)

penelitian serta merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini variabel independen adalah profitabilitas (profitability) dan peluang pertumbuhan (growth opportunity), variabel dependennya adalah nilai perusahaan (firm’s value) dan variabel interveningnya adalah struktur modal (capital structure) dengan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2012 sebagai perusahaan yang akan diuji.

2.4.Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris (Erlina, 2008: 49).

Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang dijelaskan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut H1:Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

H2:Peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. H3:Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H4:Peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H5:Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

H6:Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening-nya.

H7:Peluang pertumbuhan berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai intervening-nya.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti (Tanjung et al., 2008: 62). Rancangan penelitian ini adalah penelitian asosiatif-kausal. Menurut Umar (2008: 30), “penelitian asosiatif-kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.

3.2.Batasan Penelitian

Batasan penelitian dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian dilakukan dengan batasan-batasan pada masalah sebagai berikut:

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas danpeluang pertumbuhan.

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. c. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah struktur modal.

d. Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun yang terdiri dari tahun 2010 sampai tahun 2012.


(48)

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan elemen atau individual yang akan diteliti. Menurut Erlina (2008: 23), “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang berjumlah 49 perusahaan, data dan informasinya diperoleh dengan

mengakses situs Bursa Efek Indonesia

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 56). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian (Sugiyono, 2006).

Adapun kriteria yang ditetapkan adalah:

1. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak keluar (listing) pada tahun 2010-2012.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit selama periode penelitian 2010-2012.

3. Perusahaan properti dan real estate yang tidak mengalami rugi dan yang mengalami peningkatan laba secara berturut-turut selama periode 2010-2012.

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 18 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian dari 49 populasi perusahaan properti dan real


(49)

estateyang terdaftar di BEI. Adapun daftar populasi penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Properti dan Real Estate

No. Nama Perusahaan Kode

Kriteria Penentuan Sampel

Sampel 1 2 3

1. Agung Podomoro Land Tbk APLN √ √ √ Sampel 1

2. Alam Sutera Realty Tbk ASRI √ √ √ Sampel 2

3. Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA √ √ ×

4. Bumi Citra Permai Tbk BCIP √ √ ×

5. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST × × ×

6. Bhuawanatala Indah Permai Tbk BIPP √ √ ×

7. Bukit Darmo Property Tbk BKDP × × ×

8. Sentul City Tbk BKSL √ √ √ Sampel 3

9. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE √ √ √ Sampel 4

10. Cowell Development Tbk COWL √ √ √ Sampel 5

11. Ciputra Development Tbk CTRA √ √ √ Sampel 6

12. Ciputra Property Tbk CTRP √ √ √ Sampel 7

13. Ciputra Surya Tbk CTRS √ √ √ Sampel 8

14. Duta Anggada Realty Tbk DART × × ×

15. Intiland Development Tbk DILD √ √ ×

16. Puradelta Lestari Tbk DMAS × × ×

17. Duta Pertiwi Tbk DUTI √ √ √ Sampel 9

18. Bakrieland Development Tbk ELTY × × ×

19. Megapolitan Development Tbk EMDE × × ×

20. Fortune Mate Indonesia Tbk FMII × × ×

21. Gading Development Tbk GAMA × × ×

22. Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD √ √ √ Sampel 10

23. Perdana Gapura Prima Tbk GPRA √ √ √ Sampel 11

24. Greenwood Sejahtera Tbk GWSA × × ×

25. Jaya Real Property Tbk JPRT √ √ √ Sampel 12

26. Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA √ √ √ Sampel 13

27. Global Land and Development Tbk KPIG √ √ ×

28. Lamicitra Nusantara Tbk LAMI × × ×

29. Laguna Cipta Griya Tbk LCGP × × ×

30. Lippo Cikarang Tbk LPCK √ √ √ Sampel 14

31. Lippo Karawaci Tbk LPKR √ √ √ Sampel 15

32. Modernland Realty Tbk MDLN √ √ √ Sampel 16

33. Metropolitan Kentjana Tbk MKPI × × ×

34. Mega Manunggal Property Tbk MMLP × × ×

35. Metropolitan Land Tbk MTLA × × ×

36. Metro Realty Tbk MTSM × × ×

37. Nirvana Development Tbk NIRO × × ×

38. Indonesia Prima Property Tbk OMRE × × ×

39. PP Properti Tbk PPRO × × ×

40. Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN √ √ ×

41. Pudijati Prestige Tbk PUDP √ √ √ Sampel 17


(50)

43. Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk RBMS √ √ ×

44. Roda Vivatex Tbk RDTX √ √ ×

45. Pikko Land Development Tbk RODA √ √ ×

46. Dadanayasa Arthatama Tbk SCBD √ √ ×

47. Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM √ √ ×

48. Summarecon Agung Tbk SMRA × × ×

49. Sitara Propertindo Tbk TARA × × ×

3.4.Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua (Usman, 2003: 20). Dengan kata lain data sekunder yaitu data yang telah diolah dan telah menjadi dokumentasi di perusahaan. Data yang digunakan adalah laporan rasio keuangan tahunan perusahaan yang merupakan sampel penelitian pada periode 2010-2012.

3.5.Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini teknik pengumpulan data adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian (Suhartono, 1999:70). Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data rasio keuangan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dari media internet dengan mengunduh

melalui situs

3.6.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian (Erlina, 2008: 57). Definisi


(51)

variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang berbeda (Erlina, 2008: 42). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen, variabel dependen dan variabel intervening.

a) Variabel Independen

Erlina (2008: 43) menyatakan bahwa, “variabel independen disebut juga variabel bebas, variabel stimulus, prediktor, atau antecedent adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitability (X1), growth opportunity (X2).

a.1. Profitabilitas (Profitability)

Profitabilitas menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan, maka penggunaan hutang relatif kecil (Brigham dan Weston, 2006). Profitabilitas dapat diukur dengan indikator return on equity (ROE). Formula untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

a.2. Peluang Pertumbuhan (Growth Opportunity)

Peluang pertumbuhan merupakan kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang yang mencakup kesempatan untuk melakukan investasi pada masa yang akan datang. Sehingga perusahaan

Ekuitas

Total

Bersih

Laba


(52)

yang ingin melakukan perluasan jaringan pasar sangat membutuhkan modal yang besar. Peluang pertumbuhan dapat diukur dengan formula penghitungan untuk indikator sebagai berikut:

b) Variabel Dependen

Erlina (2008: 42) menyatakan bahwa “variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan”. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi, variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah firm value (Y) dari perusahaan properti dan real estate yang menjadi sampel penelitian.

b.1. Nilai Perusahan (Firm Value)

Nilai perusahaan merupakan harga yang tersedia dibayar calon pembeli pada saat perusahaan tersebut dijual, dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Nilai perusahaan diukur dengan Tobin Q, yang merupakan rasio nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai buku ekuitas perusahaan. Formulanya adalah:

Ekuitas

Total

saham

Harga

beredar

saham

Lembar

MTBE

=

×

TE

Debt

MVE

Q

s


(53)

c) Variabel Intervening

Erlina (2008: 45) menyatakan bahwa variabel intervening sering disebut juga variabel mediating, variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sehingga menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening ini terletak di antara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah capital structure (Y1).

c.1. Struktur Modal (Capital Structure)

Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Struktur modal diperlakukan sebagai variabel intervening dihitung dengan formula berikut:

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel

Variabel Penelitian Indikator Formula Skala

1.Nilai Perusahaan (Variabel Dependen)

Tobin'sQ

Ekuitas Total

Debt

MVE+ Rasio

2.Profitabilitas (Variabel Independen)

ROE

Ekuitas Total

Bersih

Laba Rasio

Ekuitas

Total

Kewajiban

Total


(54)

3.Peluang Pertumbuhan (Variabel Independen) MTBE Ekuitas Total saham Harga beredar saham

Lembar × Rasio

4.Struktur Modal (Variabel Intervening) DER Ekuitas Total Kewajiban Total Rasio

3.7.Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model path analysis (analisis jalur). Model ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan di antara variabel. Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier berganda. Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antarvariabel X1 dan X2 terhadap Y2 serta dampak pengaruh jika melalui Y1. Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Rutherford 1993).

Asumsi-asumsi analisis jalur antara lain sebagai berikut. a. Hubungan di antara variabel bersifat linear dan adaptif . b. Data yang digunakan berdistribusi normal, valid, dan reliable.

c. Adanya recurivitas, yaitu suatu keadaan di mana anak panah

mempunyai hubungan satu arah dan tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping).

d. Variabel dependen (endogen) setidaknya atau minimalnya dalam ukuran interval dan rasio.

e. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.


(55)

Menurut Ridwan dan Kuncoro (2008: 116), koefisien analisis jalur adalah “koefisien regresi yang distandarkan, yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1)”.

Sebelum melakukan analisis jalur, peneliti hendaknya melakukan uji asumsi klasik.

3.7.1. Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2006:19), “statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)”.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji heterokedatisitas, uji multikorelasi, dan uji linearitas.

1.A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas


(1)

5.3. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak manajemen

Bagi pihak manajemen perusahaan hendaknya memperhatikan tingkat leverage-nya. Jika perusahaan dalam membiayai leverage dengan menggunakan dana pinjaman/hutang dari pihak luar maka, akan menyebabkan nilai perusahaan menurun. Untuk itu manajemen perusahaan harus menjaga profitabilitas dan peluang pertumbuhan perusahaan secara baik dan efisien agar perusahaan mampu menghasilkan nilai perusahaan yang diharapkan perusahaan.

2. Bagi calon investor

Sebelum melakukan investasi, calon investor diharapkan untuk tidak terlalu terpaku pada angka laba bersih yang dilaporkan oleh perusahaan dan lebih memperhatikan kinerja serta latar belakang perusahaan. Perusahaan yang melaporkan angka laba bersih yang tinggi belum tentu memiliki kinerja yang baik. Oleh karena itu, pihak investor harus lebih jeli dan berhati-hati pada saat menanamkan modalnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai nilai perusahaandapat menambahkan variabel dengan rasio-rasio keuangan lainnya dan memilih objek penelitian selain perusahaan properti dan


(2)

real estate agar jumlah sampel penelitian yang digunakan dapat lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto dan B. Wibowo, 2007. “Pengujian Teori Pecking Order pada Perusahaan Perusahaan Non Keuangan LQ45 Periode 2001-2005”, Manajemen Usahawan Indonesia, XXXVI , Volume 12 Nomor 43-53.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2001. Fundamentals of Financial Management, Ninth Edition, Horcourt College, United States of America

Brigham, E.F. and L.C. Gapenski, 2006. Intermediate Financial Management, 7th edition, Sea Harbor Drive: The Dryden Press.

Chen, C. K, 2004. “Research on impacts of team leadership on team effectiveness”, The Journal of American Academy of Business, Halaman 266-278, Cambridge.

Chen, Li-Ju dan Shun-Yu Chen, 2011. “The influence of profitability on firm value with capital structure as the mediator and firm size and industry as moderators”,Investment Management and Financial Innovations, Volume 8, Issue 3.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Medan.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Universitas Diponegoro.


(3)

Hansen, Silvia dan Sungsuk, Kim. 2013. "Influence of Stock Liquidity to Firm Value in Indonesian Stock Market", International Conference on Business, Economics, and Accounting, Bangkok: Thailand.

Harahap dan Syafri, Sofyan , 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartono, 2003. “Kebijakan Struktur Modal: Pengujian Trade Off Theory dan Pecking Order Theory (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEJ)”, Journal, Volume 8 Nomor 2 hal 249-257.

Hermuningsih, Sri, 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, Yogyakarta.

Horne, James C.Van dan Machowicz, John M., 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, alih bahasa Dewi Fitriasari dan Deny A.Kwary, Buku satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Husnan, S., 2001. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Mai, Muhammad Umar., 2006. "Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta", Ekonomika, Hal. 228- 245, Politeknik Negeri, Bandung.

Mardiyanto, Handono, 2008. Inti Sari Manajemen Keuangan. Grafindo, Jakarta.

Martono dan Harjito, D. Agus, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Modigliani, F and Miller, M., 1963. “Corporate Income Taxses and The Cost of Capital: A Correction”, American Economic Review, 53, June, pg. 433-443.

Nofrita, Ria, 2013. “Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening”, Skripsi Akuntansi, Universitas Negeri Padang, Padang.


(4)

Permanasari, W. I. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”, Skripsi Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Ridwan dan Kuncoro, E.A, 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur, Alfabeta, Bandung.

Rutterford, Janette, Maltby, Josephine, 2007. "The nesting instinct: women and investment risk in a historical context", Accounting History, Vol. 23, No 6, pp.143-175.

Sarjono dan Julianita, 2013. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi Untuk Riset, Cetakan Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Sari, 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Investasi Sebagai Variabel Moderating”, Thesis (online), (www.google.com).

Sartono, R.A, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Sarwono, 2009. Analisis Jalur untuk Bisnis dengan SPSS, Edisi Pertama, ANDI, Yogyakarta.

Sekaran, Uma, 2009. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.

Setiawan, Rahmat, 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dalam Perspektif Pecking Order Theory: Studi Kasus pada Industri Makanan dan Minuman di BEJ”, Majalah Ekonomi Th.XVI, Nomor 3 Desember : 318-334.

Soliha, E., dan Taswan, 2002. “Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Februari 2015 (online)


(5)

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Sukamulja, Sukmawati, 2004. “Good Corporate Governance di Sektor Keuangan: Dampak Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan”, Vol.8 No.1. Juni 2004.

Sujoko dan Subiantoro, 2007. “Pengaruh Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperik Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 9 No.1 hal 41-48.

Susanti, Ayu Indira Mega dan Suarjaya, Anak Agung Gede, 2014. “Determinan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan”, Program Magister Manajemen, Universitas Udayana, Bali.

Syamsuddin, Lukman, 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, Edisi Baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tanjung dan Ardial, 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah, Kencana, Jakarta.

Wahyudi, Untung., dan Pawestri, Hartini P., 2006. “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang. Wijaya, Tony, 2011. Cepat Menguasai SPSS 17 : Untuk Olah & Interpretasi,

Cahaya Atma, Yogyakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Bayumedia Publishing, Jawa Timur.

Weston, J.Fred dan Brigham, EF., 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid 2.

Wulandari, Dwi Retno, 2013. "Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Intervening", Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

PENGARUH PROFITABILITY, LIQUDITY, ASSETS STRUCTURE, ASSETS GROWTH, DAN FIRM SIZE TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) UNTUK PERIODE 2010-2012

1 15 78

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Profitabilitas Dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan (Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening) Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014.

0 2 9

PENGARUH LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2008-2012).

0 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teoritis - Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Perio

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pe

0 1 10

Pengaruh Profitability dan Growth Opportunity Terhadap Firm’s Value Dengan Capital Structure Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012

0 0 10

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13