b. Localization economics yang dapat timbul karena adanya saling keterkaitan antar industri sehingga kebutuhan bahan baku dan pemasaran dapat dipenuhi
dengan ongkos yang minim . c. Urbanization yang timbul karena fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi yang
dapat digunakan secara bersama-sama. Kota disini diartikan sebagai central place yang menjadi badan penyalur
atau media penyalur yang efektif, dan kutub pertumbuhan disini diartikan sebagai mesin-mesin wilayah yang memiliki tenaga penyebar perkembangan the regional
’engine’ of growth. Dengan adanya teori kutub pertumbuhan ini maka arus migran dari tepi
pusat dan sebaliknya akan banyak terjadi, sehingga baik urbanisasi dalam artian perpindahan penduduk dari desa ke kota, maupun dalam artian tumbuhnya
wilayah perkotaan akan sangat mungkin terjadi. Daerah-daerah pedesaan yang terisolasi akan menjadi lebih terbuka
terhadap inovasi, budaya, dan teknologi baru dari kota, dan ini akan dapat memberikan suatu dorongan kepada penduduk desa untuk mengubah cara
hidupnya yang tradisional.
2.8.3 Kaitan antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Urbanisasi dan pengaruhnya pada Fertilitas
Keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang akhirnya akan menekan penduduk terutama dapat ditelusuri pada pemikiran Arthur Lewis
dan para pengikutnya. Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu
perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan
Universitas Sumatera Utara
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Disektor pedesaan terjadi kelebihan supply tenaga kerja karena jumlah penduduk
yang besar tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang tersedia. Over supply tenaga kerja ini ditandai dengan produk marginalnya yang nilainya nol dan tingkat
upah riil yang rendah. Nilai produk marginal nol artinya fungsi produksi di sektor pertanian sektor pedesaan telah sampai pada tingkat berlakunya hukum
diminishing return, yakni semakin banyak orang bekerja disektor pertanian, semakin rendah tingkat produktivitas tenaga kerja Output per tenaga kerja.
Q
p
= F
p
N
p
Dalam kondisi seperti ini, pengurangan jumlah pekerja tidak akan mengurangi jumlah output di sektor tersebut, karena proporsi tenaga kerja kerja
terlalu banyak dibandingkan proporsi input lain seperti tanah dan kapital. Akibat over supply tenaga kerja ini, upah atau tingkat pendapatan di pertanianpedesaan
menjadi sangat rendah.
Gambar 2.5
Y
P
Increasing return
Titik optimal F
q
‘= 0 Titik optimal
F
q
‘ 0
N
P
Universitas Sumatera Utara
Diminishing Return di dalam Fungsi Produksi Sektor Pertanian
Sebaliknya diperkotaan sektor industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Sesuai prilaku rasional pengusaha, yakni mencari keuntungan maksimal,
kondisi pasar buruh seperti ini membuat produktivitas tenaga kerja sangat tinggi dan nilai produk marginal dari tenaga kerja positif, yang menunjukkan bahwa
fungsi produksi belum mencapai titik yang optimal yang dapat dicapai. Tingginya produktivitas membuat tingkat upah riil per pekerja di sektor perkotaan tersebut
juga tinggi. Perbedaan upah di sektor pertaniandesa dengan sektor industri di
perkotaan menarik banyak tenaga kerja pindah dari sektor pertama ke sektor kedua. Maka terjadilah suatu proses migrasi dan urbanisasi. Tenaga kerja yang
pindah ke industri mendapat penghasilan yang lebih tinggi daripada sewaktu masih bekerja di pertanian. Perpindahan ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan penurunan penduduk pada pedesaan yang diakibatkan oleh proses urbanisasi tersebut. para kaum urban yang telah pindah dari desa ke kota banyak
mengalami perubahan dalam hal menginginkan anak yang akhirnya akan mengakibatkan penurunan pada fertilitas.
2.9 Penelitian Terdahulu