Leukemia Akut dan Perawatannya dengan Kemoterapi

konsumsi karbohidrat, mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang pengeluaran saliva, menunda pemberian antibiotik dan kortikosteroid, menangani penyakit yang dapat memicu kemunculan kandidiasis seperti penanggulangan penyakit diabetes, HIV, dan leukemia.

2.2 PENDERITA LEUKEMIA AKUT YANG MENJALANI KEMOTERAPI

2.2.1 Leukemia Akut dan Perawatannya dengan Kemoterapi

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel leukosit, dimana ada gangguan dalam pengaturan sel leukosit tersebut. Leukosit dalam darah berproliferasi secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun menjadi tidak normal. 20-22 Insiden leukemia rata-rata 4-4.5 kasustahun100.000 anak dibawah 15 tahun. Di Jakarta pada tahun 1994, insiden leukemia mencapai 2.76100.000 anak dengan usia 1-4 tahun, dan sepanjang tahun 2002, berdasarkan data RSU Dr. Soetomo, dijumpai 70 kasus leukemia baru. 20 Penyebab leukemia akut masih belum diketahui, namun anak-anak yang menderita cacat genetik mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita penyakit ini. Beberapa faktor resiko seperti sindrom imunodefisiensi, disfungsi kronis pada sumsum tulang, terpapar radiasi, obat-obatan dan kimia, serta virus, juga dapat menyebabkan leukemia. 21,23 Kelainan yang menjadi ciri khas leukemia yaitu asal mula pembentukan sel. Terdapat bukti bahwa leukemia akut dimulai dari sel tunggal Universitas Sumatera Utara yang berproliferasi sampai mencapai sejumlah populasi sel yang dapat terdeteksi. Walaupun etiologi leukemia pada manusia belum diketahui secara pasti, tetapi pada penelitian terhadap binatang percobaan, ditemukan bahwa penyebabnya mempunyai kemampuan melakukan modifikasi nukleus DNA, dan kemampuan ini meningkat bila terdapat suatu kelainan genetik. Pengamatan ini menguatkan anggapan bahwa leukemia dimulai dari suatu mutasi somatik yang mengakibatkan terbentuknya sel abnormal. 20 Pasien dengan leukemia akut menunjukkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan gangguan hematopoiesis dari keterlibatan perkembangan sumsum tulang yang semakin buruk. Keadaan seperti anemia, trombositopenia, dan neutropenia umumnya menyertai penyakit leukemia ini. Anemia dapat mengakibatkan lelah, pusing, sesak nafas, dan pucat. Pasien dengan trombositopenia dapat menderita petekia, purpura, dan pendarahan. 23 Demam dan infeksi juga sering timbul karena neutropenia. 21 Disamping itu, akibat terbentuknya populasi sel leukemia yang makin lama makin banyak akan menimbulkan dampak buruk bagi produksi sel normal dan bagi faal tubuh maupun dampak karena infiltrasi sel leukemia melalui peredaran darah ke dalam organ tubuh. Rongga mulut pun tidak luput dari dampak infiltrasi sel leukemia tersebut. Rongga mulut dapat menjadi salah satu organ pertama yang dapat memperlihatkan tanda-tanda dan atau gejala yang pada akhirnya mengarah kepada diagnosis penyakit ini. Defisiensi imunologi dan hematologi leukemia dikaitkan dengan manifestasi oral yang mencakup pembesaran gingiva, pendarahan, dan infeksi oral termasuk didalamnya infeksi jamur, virus, dan bakteri . 21,24 Universitas Sumatera Utara Pembesaran gingiva terjadi karena adanya inflamasi dan infiltrasi dari sel leukosit yang atipikal dan imatur. 24 Depresi produksi platelet dan adanya trombositopenia menyebabkan purpura dan kecenderungan terjadinya pendarahan. 22 Kegagalan mekanisme pertahanan selular karena penggantian sel darah putih oleh sel leukemik menyebabkan tingginya kemungkinan untuk infeksi. Infeksi oral merupakan salah satu komplikasi oral paling serius bagi pasien leukemia. Infeksi bakteri, virus, dan jamur dapat menyebabkan sakit dan kerusakan jaringan setempat. Sebagai tambahan, salah satu komplikasi infeksi, yaitu sepsis merupakan penyebab kematian terbesar pada penderita leukemia akut. 8,21 Infeksi kandida oral relatif umum diderita oleh pasien leukemia, dan kandidiasis peseudomembranosus adalah kasus yang paling sering ditemukan. Karena kekebalan tubuh semakin menurun, maka atropi dan invasi kandidiasis dapat terjadi. Infeksi sering tidak dapat dikontrol sampai leukosit pasien meningkat. 21 Oleh sebab itu, pasien yang telah didiagnosa menderita penyakit leukemia ini harus sesegera mungkin ditangani. Penanganan leukemia meliputi kuratif dan suportif. Penanganan suportif meliputi pengobatan penyakit lain yang menyertai leukemia dan pengobatan komplikasi, antara lain : pemberian tranfusi darah atau trombosit, pemberian antibiotik, pemberian obat untuk meningkatkan granulosit, obat antifungal, pemberian nutrisi yang baik, dan pendekatan aspek psikososial. 20 Terapi kuratif bertujuan untuk menyembuhkan leukemia itu sendiri yaitu berupa perawatan dengan kemoterapi. 20 Perawatan kemoterapi pertama untuk anak penderita leukemia dilakukan oleh Farber dkk pada akhir tahun 1940. Obat kemoterapi pertama yang dugunakan adalah Aminopterin antagonis dari asam folat Universitas Sumatera Utara , dan sekarang ini, telah semakin dikembangkan berbagai jenis obat-obatan kemoterapi, seperti Methotrexate, Doxorubicin, Mercaptopurine, Fluorouracil, dan Cyclophosphamide. 24 Kemoterapi pada leukemia akut terdiri dari tiga fase, yaitu induksi dimana fase ini bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan agen sitotoksik, seperti Dexamethasone, Vincristine, L-asparaginase, dan Antrasiklin, kemudian fase yang kedua yaitu konsolidasi yang berfokus kepada membunuh sisa- sisa sel leukemia, di tahap ini digunakan obat-obat seperti Methotrexate dosis tinggi dengan atau tanpa 6- Mercaptopurine, L-asparaginase dosis tinggi, kombinasi Dexamethasone, Vincristine Doxorubicin, dan Tioguanin, dengan atau tanpa Cyclophosphamide, dan fase ketiga adalah rumatan, yaitu terapi pemeliharaan dimana fase ini bertujuan untuk mencegah perluasan kembali sisa-sisa sel leukemia, terapi rumatan ini menggunakan Mercaptopurine setiap hari dan Methotrexate sekali seminggu. 20,22-24

2.2.2 Efek Terapeutik Kemoterapi pada Rongga Mulut