Patogenesis Kandidiasis Oral Akibat Kemoterapi

2.2.3 Patogenesis Kandidiasis Oral Akibat Kemoterapi

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemoterapi dapat menimbulkan efek samping terhadap rongga mulut, hal ini dikarenakan sel epitel rongga mulut sensitif terhadap obat kemoterapi. 4 Salah satu efek samping dari kemoterapi terhadap rongga mulut adalah kandidiasis. Kejadian kandidasis oral karena kemoterapi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : efek kemoterapi terhadap sumsum tulang yang nantinya akan mengakibatkan infeksi jamur pada rongga mulut, kemudian faktor perlekatan Kandida terhadap epitel mukosa mulut pasien, dan faktor dari pasien itu sendiri yang meliputi keadaan saliva pasien. 5,11,31,32 Efek kemoterapi terhadap sumsum tulang dapat menimbulkan infeksi pada rongga mulut. Seperti yang telah diketahui bahwa obat kemoterapi bekerja dengan membunuh sel-sel penyebab kanker yang diproduksi oleh sumsum tulang, namun yang dibunuh tidak hanya sel ganas, sel normal yang sedang diproduksi oleh sumsum tulang juga diganggu pertumbuhannya. Aktivitas obat kemoterapi terhadap sumsum tulang tersebut dapat menurunkan sistem imun pasien, karena sel-sel yang berguna dalam pertahanan imun tubuh dirusak oleh obat kemoterapi tersebut, termasuk sel-sel darah yang akhirnya dapat menimbulkan trombositopenia, leukopenia dan neutropenia 4,11,32 Leukopenia adalah keadaan dimana leukosit dalam nilai dibawah 10.000 mm 3 , sehingga dalam keadaan kurang leukosit, tubuh akan lebih mudah diserang infeksi, salah satunya berupa infeksi jamur. 11,31,32 Selain diakibatkan oleh gangguan produksi sumsum tulang karena kemoterapi, infeksi jamur yang disebabkan oleh Kandida albikan dalam rongga mulut Universitas Sumatera Utara juga didukung oleh faktor-faktor lain, salah satunya yaitu perlekatan kandida ke sel epitel rongga mulut. 5 Kandida albikan merupakan jamur yang dapat tumbuh dalam sejumlah bentuk morfologi dari ragi ke hifa. 11 Bentuk hifa merupakan bentuk jamur yang bersifat invasif dan patogenik sehingga memudahkan jamur melekat kepada epitel rongga mulut pasien. 5,11,13 Disamping itu, Kandida memiliki beberapa sekresi enzim seperti: pospolipase, lipase, pospomonoestrase, hexoaminidase, dan aspartic proteinase. Aspartic proteinase hanya dihasilkan oleh Kandida yang patogen dan merupakan faktor penyakit. 11,13 Hosteter mengatakan ada tiga macam interaksi yang mungkin terjadi antara sel Kandida dan sel epitel pasien yaitu interaksi protein-protein, yang terjadi ketika permukaan Kandida albikan mengenai ligand protein atau peptida pada sel epitel. Kemudian interaksi lectin-like, yaitu interaksi yang terjadi ketika protein pada permukaan Kandida albikan mengenai karbohidrat pada sel epitel, dan interaksi yang ketiga adalah ketika komponen Kandida albikan menyerang ligand permukaan epitel, namun mekanisme interaksi ketiga ini belum diketahui secara pasti. 13 Lebih lanjut Olsen memaparkan tiga faktor yang mempengaruhi perlekatan Kandida, yaitu : faktor yang berhubungan dengan ragi jamur tersebut, dimana jamur dalam bentuk kapsul dan mycelia melekat lebih mudah pada sel epitel dibandingkan jamur dalam bentuk blastospora. Faktor yang kedua adalah berhubungan dengan sel host, Olsen mengatakan ada perbedaan perlekatan Kandida ke sel epitel pada masing-masing pasien. Ini dikarenakan selama imunosupresi, terjadi modifikasi perlekatan Kandida, dimana jamur dalam ukuran sedang 36-70µ m akan lebih melekat ke sel epitel daripada ukuran lainnya. Faktor yang ketiga adalah faktor lingkungan. Kation seperti Universitas Sumatera Utara Ca ++ dan Mg ++ dapat meningkatkan perlekatan Kandida ke sel epitel pada rongga mulut. 31 Faktor lain yang mendukung infeksi Kandida albikan akibat kemoterapi dalam rongga mulut pasien adalah keadaan saliva pasien. Kemoterapi dapat mengakibatkan aliran saliva berkurang, sedangkan didalam saliva terdapat komponen anti kandida seperti lisozim, histatin, laktoferin, dan calprotectin, sehingga apabila aliran saliva berkurang, maka berkurang juga komponen-komponen anti kandida tersebut, dan Kandida menjadi dapat berkembang. 5,31 Disamping itu, akibat penurunan aliran saliva, maka pH rongga mulut menjadi asam karena efek pembilasan dari saliva ikut berkurang, sedangkan Kandida justru tumbuh subur pada lingkungan asam, sehingga dalam keadaan berkurangnya aliran saliva dalam rongga mulut dapat meningkatkan resiko infeksi Kandida, atau dengan kata lain, timbul suatu penyakit yang disebut kandidiasis. 5, 11 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 LAPORAN KASUS

Seorang balita berumur satu tahun sembilan bulan datang dibawa oleh orang tuanya berobat ke Instalasi Anak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tanggal 06 Agustus 2009 dengan maksud untuk melanjutkan kemoterapi. Pada saat yang bersamaan pasien mengalami demam dan pasien juga mengalami batuk tidak berdahak. Dari hasil yang tertera direkam medik pasien tanggal 06 Agustus 2009, pasien tersebut merupakan “pasien lama” Unit Hematoonkologi yang menderita penyakit Akut Limfositik Leukemia FABL 2 diagnosa ditegakkan dari hasil pemeriksaan lab dan berdasarkan hasil Bone Marrow Punction BMP yang telah dilakukan terhadap pasien . Pada kemoterapi pertama, pasien diberi obat kemoterapi Gambar 7. Pasien anak penderita leukemia yang sedang menjalani perawatan kemoterapi …………….. Universitas Sumatera Utara