B. Emiten dan Perusahaan Publik
Dari uraian-uraian sebelumnya dapat diaktakan bahwa pada dasarnya suatu Depository Receipt adalah “copy” dari efek yang sama yang diterbitkan di negara
asalnya. Terkait dengan aturan hukum yang berlaku pada setiap negara yang berdaulat, proses penerbitan Depository Receipt di Indonesia seyogianya sesuai
dengan tata cara atau proses penerbitan efek lainnya di Indonesia. Dalam ketentuan Pasal 1 butir 6 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
UUPM merumuskan emiten sebagai pihak yang melakukan penawaran umum, sementara itu yang dimaksud dengan penawaran umum itu sendiri, menurut Pasal
1 butir 15 UUPM, adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat sesuai ketentuan UUPM. Berdasarkan
ketentuan kedua pasal tersebut, dapat dikatakan bahwa emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha
perusahaan atau pengembangan usaha perusahaan. Selanjutnya, ketentuan Pasal 1 butir 22 UUPM tersebut mendefenisikan
perusahaan publik sebagai perseroan yang sahamnya telah memiliki sekurang- kurangnya tiga ratus pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-
kurangnya Rp. 3.000.000.000,00 tiga milyar rupiah atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetepkan dengan peraturan pemerintah. begitu
juga halnya yang dijelaskan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas
96
96
Pasal 1 butir 8 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007.tentang Perseroan Terbatas.
bahwa Perusahaan publik adalah perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Dalam beberapa hal emiten juga dapat dibedakan dengan perusahan publik. Hal tersebut secara pokok adalah sebagai berikut :
1. Emiten
Suatu perusahaan dikatakan atau dikategorikan sebagai emiten apabila perusahaan asal adalah perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
efek kepada investor, meskipun perusahan tersebut tidak memiliki modal disetor sejumlah Rp. 3.000.000.000,00 atau hasil penawaran sahamnya
tersebut tidak telah menyebabakan saham perusahaan tersebut dimiliki tiga ratus pemegang saham.
2. Suatu perusahaan dapat dikategorikan saja sebagai perusahaan publik,
meskipun tidak melakukan penawaran umum atas efek kepada investor, selama dan sepanjang pemilik sahamnya sekurang-kurangnya tiga ratus
pemegang saham dengan modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3.000.000.000,00.
Terkait dengan penerbitan Depository Receipt, perusahaan asal yang menerbitkan efek utama yang menjadi dasar atau Underlying instrument dari
depository receipt tersebut adalah Emiten di negara asalnya.
C. Tata Cara Emisi Efek di Indonesia