Analisis Data METODE PENELITIAN

30

4.2. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh Narayana 2008 pada tikus wistar yang diinduksi gentamisin 5 mgkgbb, i.p, selama 10 hari menunjukkan bahwa gentamisin dapat menyebabkan keabnormalan morfologi spermatozoa serta menurunkan jumlah dan motilitas spermatozoa. 9 Selanjutnya, studi penelitian yang dilakukan Khaki et al. 2009 pada tikus wistar yang diinduksi gentamisin 5 mgkgbb selama 14 hari, i.p, menunjukkan adanya penurunan kadar testosteron dan sel germinal khususnya spermatogonia. Kondisi ini berdampak pada penurunan kuantitas dan kualitas spermatozoa. 28 Studi-studi penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa dengan pemberian gentamisin 5 mgkgbbhari, i.p, selama 10 hari dapat menurunkan jumlah spermatozoa secara signifikan p0.05 pada K2 dibandingkan K1. Terjadinya penurunan jumlah spermatozoa akibat gentamisin karena gentamisin dapat meningkatkan konsentrasi superoksida dan menurunkan konsentrasi superoksida dismutase, katalase, gluthation peroksidase, dan asam askorbat. Akibat ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan menyebabkan stres oksidatif yang mengganggu fungsi normal spermatozoa. 8,28 Stres oksidatif memicu terjadinya peningkatan peroksidasi lipid sehingga terjadi kerusakan selular dan apoptosis sel spermatozoa yang mempengaruhi jumlah spermatozoa. 9,29 Terjadinya penurunan kuantitas spermatozoa akibat peningkatan radikal bebas oleh gentamisin dapat diobati dengan antioksidan. Antioksidan berperan dalam melindungi sel spermatozoa dari kerusakan oksidatif sehingga meningkatkan fertilitas. Studi penelitian yang dilakukan oleh Akondi et al. 2011 pada tikus wistar albino yang diinduksi gentamisin 5 mgkgbbhari selama 10 hari yang diberikan bersamaan dengan rutin 10 mgkgbbhari dan naringin 10 mgkgbbhari selama 35 hari menunjukkan adanya peningkatan jumlah dan motilitas spermatozoa secara signifikan p0.001 dibanding kelompok kontrol yang hanya diberikan gentamisin. Hal tersebut disebabkan rutin dan naringin mengandung bioflavonoid yang merupakan antioksidan berperan dalam 31 menurunkan radikal bebas dan menghambat enzim xantin oksidase sehingga menurunkan kerusakan oksidatif. 29 Selain itu, studi penelitian yang dilakukan oleh Zahedi et al. 2010 pada tikus wistar yang diberi ginger rhizome 100 mgkgbbhari yang diinduksi gentamisin 5 mgkgbbhari 30 hari menunjukkan jumlah spermatozoa pada epididimis meningkat secara signifikan p0.05 dibandingkan kelompok yang hanya diberi gentamisin 5 mgkgbbhari. Ginger rhizome berperan sebagai antioksidan sehingga dapat mengimbangi efek negatif dari gentamisin yang menyebabkan ROS pada spermatozoa. 48 Studi – studi penelitian tersebut sejalan dengan peneliti bahwa pemberian antioksidan yaitu vitamin C 100 mgkgbbhari pada mencit yang sebelumnya diinduksi gentamisin 5 mgkgbbhari dapat meningkatkan jumlah spermatozoa secara signifikan p0.05 dibandingkan kelompok yang hanya diinduksi gentamisin 5 mgkgbbhari. Adanya peningkatan jumlah spermatozoa disebabkan vitamin C yang merupakan antioksidan non enzimatik berperan dalam mendonorkan elektronnya sehingga menurunkan radikal bebas dan efektif dalam melindungi spermatozoa dari kerusakan akibat stres oksidatif. 13 Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Akondi et al. dan Zahedi et al. peneliti membandingkan persentase kenaikan jumlah spermatozoa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti disajikan pada gambar 4.3. Gambar 4.3. Histogram persentase kenaikan jumlah spermatozoa pada hewan coba yang diberikan antioksidan dan telah dilakukan induksi gentamisin 20 40 60 80 Peneliti Akondi et al. 2010 Rutin Akondi et al. 2010 Naringin Zahedi et al. 2010 K e na ik a n jum la h spe r m a to z o a