25
3.6. Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan
Adaptasi mencit diberi pakan dan minum standar 7 hari Perizinan kode etik
Pemberian perlakuan kelompok
Kelompok II Pakan
standar +
induksi gentamisin 5 mgkgbbhari, i.p 10
hari Kelompok III
Pakan standar + induksi gentamisin
5 mgkgbbhari, i.p 10
hari Kelompok I
Pakan dan
minum standar
Pakan standar + vitamin C 100 mgkgbbhari, i.p
14 hari
Terminasi dan pembuatan preparat spermatozoa mencit hari ke-32
Pengamatan jumlah spermatozoa mencit
Pengolahan data
26
3.7. Cara Kerja Penelitian
3.7.1. Persiapan vitamin C
Bahan yang diuji pada penelitian adalah vitamin C dengan dosis 100mgkgbbhari diinjeksikan secara intraperitoneal i.p.
3.7.2. Pemeliharaan mencit jantan
Penelitian ini menggunakan mencit jantan strain DDY berjumlah 15 ekor dengan berat 20-40 gr. Mencit diadaptasikan selama 7 hari Hari ke 0-7 disertai
pemberian pakan dan minum standar.
3.7.3. Tahap Intervensi
Mencit jantan berjumlah lima belas dibagi menjadi 3 kelompok yang setiap kelompok terdapat 5 mencit, diantaranya :
Kelompok 1 K1 merupakan kelompok kontrol yang diberikan pakan dan minum standar tanpa perlakuan.
Kelompok 2 K2 merupakan kelompok yang diberikan gentamisin 5 mgkgbbhari, i.p, selama 10 hari Hari ke 7-17.
Kelompok 3 K3 merupakan kelompok yang diberi gentamisin 5mgkgbbhari, i.p, selama 10 hari hari ke 7-17, selanjutnya dilakukan pemberian vitamin C
100 mgkgbbhari, i.p, selama 14 hari hari ke 17-31. Pada hari ke-32, semua kelompok mencit diterminasi lalu diambil bagian
vesikula seminalis untuk dilakukan analisis sperma.
3.7.4. Pengamatan spermatozoa
Pada hari ke-32, mencit diterminasi dengan cara dislokasi leher.
46
Setelah diterminasi, mencit dilakukan :
Pembedahan dengan melakukan insisi longitudinal pada abdomen bawah untuk diambil bagian vesikula seminalisnya dengan menggunakan gunting bedah
minor. Vesikula seminalis diletakkan di atas kaca arloji yang berisi 1 ml NaCl 0,9 .
Vesikula seminlais diurut dengan menggunkan gunting bedah minor agar
cairan vesikula seminalis dapat tersuspensi dalam NaCl 0,9. Suspensi sperma tersebut selanjutnya dihomogenkan dengan mengambil 20 µl
dicampurkan ke dalam 980 µl larutan george.
27
3.7.4.1. Analisis Jumlah Spermatozoa
Pengamatan jumlah spermatozoa dilakukan dengan meneteskan larutan sperma ke bilik hitung hemositometer Neubauer improved.
Penghitungan jumlah spermatozoa dilakukan berdasarakan WHO 2010 dengan menghitung 5 lapangan pandang di bawah mikroskop
cahaya dengan lensa objektif 40X.
47
Hasil penghitungan jumlah spermatoza dimasukkan ke dalam rumus :
N = jumlah spermatozoa pada 5 lapangan pandang P = faktor pengenceran
Dalam proses penghitungan jumlah spermatozoa dilakukan sebanyak dua kali pengamatan, dimana hasil tersebut dijumlah
kemudian diambil jumlah rata-ratanya.
3.8. Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.00
for Windows
. Data ini berupa variabel kategorik-numerik yang terdiri lebih dari dua kelompok
tidak berpasangan sehingga dilakukan uji parametrik yaitu One Way Anova. Analisis data dimulai dengan menilai pendistribusian data melalui uji Shapiro
Wilk. Setelah itu dilakukan uji varians data dengan uji Levene. Bila distribusi tidak normal dan varians tidak sama setelah dilakukan transformasi data maka
dilakukan uji non parametrik yaitu Kruskal-Wallis. Bila data menunjukkan bermakna baik dengan One Way Anova ataupun Kruskal-Wallis maka dilakukan
analisis Post Hoc. Jumlah spermatozoaml = N x P x 0,05 x 10
6
28
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil penelitian mengenai efek vitamin C terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rerata jumlah spermatozoa
Kelompok uji N
Rerata jumlah spermatozoa jutaml X ± SE
K1 5
178 ± 32,56 K2
5 44 ± 5,9
K3 5
111 ± 13,03
Keterangan : K1 = Normal ; K2 = Gentamisin ; K3 = Gentamisin dan Vitamin C
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa kelompok tanpa perlakuan yang hanya diberi pakan dan minum standar K1 memiliki rerata jumlah spermatozoa
lebih tinggi yaitu 178 ± 32,56 jutaml dibandingkan kelompok 2 K2 maupun kelompok 3 K3. Kelompok yang diinduksi gentamisin 5 mgkgbbhari i.p K2
didapatkan rerata jumlah spermatozoa 44 ± 5,9 jutaml yang lebih rendah dibandingkan K3 dan K1. K3 merupakan kelompok yang diinduksi gentamisin 5
mgkgbbhari i.p dan vitamin C 100 mgkgbbhari i.p didapatkan rerata jumlah spermatozoa 111 ± 13,3 jutaml.
Selanjutnya, dilakukan analisis data menggunakan SPSS 16.00 for Windows. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal p0.05. Namun uji varians data tidak sama selanjutnya dilakukan transformasi data. Setelah dilakukan transformasi data didapatkan p =
0.140 menunjukkan varians data sama karena p0.05. Pada uji One Way Anova, didapatkan bahwa p = 0.000 artinya adanya
perbedaan jumlah spermatozoa yang bermakna pada dua kelompok. Dengan analisis Post Hoc dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok yang memiliki
perbedaan jumlah spermatozoa adalah antara K1 dan K2 serta K2 dan K3, seperti tampak pada grafik 4.1 dan tabel 4.2.
29
Gambar 4.1. Rerata jumlah spermatozoa jutaml X ± SE. Kelompok normal K1, Kelompok gentamisin K2, Kelompok
gentamisin dan vitamin C K3
a
Signifikan dengan K1
b
Signifikan dengan K2
c
Signifikan dengan K3 Signifikan p0.05
Tabel 4.2. Hasil analisis Post Hoc
Kelompok Uji K1
K2 K3
K1 -
0.00 0.94
K2 0.00
- 0.01
K3 0.94
0.01 -
p0.05 = bermakna
a b
c Gambar 4.2 SpermatozoaK1, K2, dan K3.
a K1; b K2; c K3
Sumber : Dokumentasi pribadi
b
a,c b
50 100
150 200
250
Kelompok Uji Rer
a ta
j um
la h
sperm a
to zo
a
ju ta
m l
K1 Tanpa perlakuan K2 Gentamisin
K3 Gentamisin + Vitamin C