11
Kadar FSH dan LH dipengaruhi oleh inhibin yang dihasilkan oleh sel sertoli dan testosteron. Inhibin berfungsi sebagai umpan balik negatif ke hipofisis
anterior untuk inhibit sekresi FSH. Testosteron memiliki dua mekanisme umpan balik negatif yaitu ke hipotalamus untuk mengurangi produksi GnRH dan
hipofisis anterior yang menghambat sekresi LH.
21
2.2.3. Spermatozoa
Gambar 2.8. Struktur spermatozoa. Terdiri dari kepala, leher, bagian tengah,
dan ekor.
13
Sumber : Frederic H. Martini, 2012
Spermatozoa seperti pada gambar 2.8 terdiri dari kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala spermatozoa terdiri dari nukleus yang merupakan bagian
terpenting karena terdapat materi genetik. Bagian ujung kepala terdapat akrosom yang memiliki enzim diantaranya hialuronidase dan protease untuk membantu
penetrasi spermatozoa ke dalam ovum. Bagian tengah spermatozoa mengandung mitokondria yang dapat menghasilkan ATP sebagai energi untuk pergerakan
spermatozoa. Ekor spermatozoa berperan sebagai flagel yang membantu spermatozoa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
16,17
12
2.2.4. Semen
Semen merupakan cairan seminal yang disekresi oleh kelenjar aksesori yang bercampur dengan sperma. Sewaktu ejakulasi, volume semen sekitar 2-5 mL
dan mengandung 50-150 juta spermatozoa. Semen memiliki pH yang basa yaitu 7.2-7.7 dan terlihat putih susu dengan konsistensi yang lengket. Setelah
diejakulasi, semen akan mengalami pembekuan sekitar 10-20 menit. Setelah itu, akibat adanya enzim proteolitik dan prostate-specific antigen PSA semen akan
mengalami likuifaksi.
17
2.3. Infertilitas Pria
2.3.1. Etiologi
Terjadinya infertilitas pada pria dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti terlihat pada tabel 2.1 diantaranya kelainan spermatozoa, masalah dalam
transpor spermatozoa, masalah hormonal, serta masalah ejakulasi maupun ereksi.
22
Kondisi-kondisi yang telah disebutkan pada tabel dapat menurunkan jumlah dan motilitas spermatozoa maupun keabnormalan morfologi spermatozoa
sehingga kuantitas dan kualitas spermatozoa rendah.
23
Kelainan spermatozoa dapat meliputi sebagai berikut :
Oligospermia Adalah kelainan spermatozoa yang terjadi akibat jumlah spermatozoa yang
rendah, kurang dari 20 jutaml. Azoospermia
Kondisi dimana tidak adanya sel spermatozoa yang diejakulasikan. Astenospermia
Keadaan dimana terjadi kelainan pada motilitas spermatozoa. Teratospermia
Adalah kelainan spermatozoa akibat adanya keabnormalan pada morfologi spermatozoa.
23