Sistematika Penulisan Sejarah Singkat Kabupaten Humbang Hasundutan

Data penelitian yang dianalisis dengan menggunakan proyeksi kependudukan dan fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial yang menggabungkan pertumbuhan penduduk secara terus – menerus setiap hari. Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut : P t = P .e rt di mana : P t = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t P = jumlsh kelahiran bayi pada tahun dasar e = angka eksponensial 2, 718282 t = jangka waktu dalam tahun r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas Selain itu ada juga rumus proyeksi geometri : P t = P 1+r t di mana : P t = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t P = jumlsh kelahiran bayi pada tahun dasar e = angka eksponensial 2, 718282 t = jangka waktu dalam tahun r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar Belakang Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Perumusan masalah, Batasan Masalah, mMetode penelitan dan Sistematika Penulisan. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang sumber – sumber data kependudukan serta uraian – uraian teoritis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah tugas akhir ini. BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET Bab ini berisikan tentang sejarah singkat tempat penulis melakukan riset. BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang data yang diperoleh di lapangan dan pengolahan data yang dilakukan dengan metode yang telah ditentukan serta analisis terhadap hasil - hasilnya, BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan penelitian dan memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian – Pengertian

Beberapa pengertian singkat yang perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada, yaitu :

2.1.1. Penduduk

Penduduk ialah semua orang yang yang tinggal atau menetap di suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Penduduk Indonesia ialah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau lebihdan mereka yang berdomisili kurang dari tiga bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Penduduk suatu negara adalah semua orang yang tinggal di daerah tersebut dan mempunyai bukti kewarganegaraan yang secara hukum mereka berhak tinggal di daerah tersebut.

2.1.2. Fertilitas Kelahiran

Fertilitas adalah salah satu istilah yang digunakan di dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah bayi yang dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang ditetapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistika kelahiran anak. Universitas Sumatera Utara Istilah lain menjelaskan fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup live birth yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda – tanda kehidupan; misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut dan sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda – tanda kehidupan disebut lahir mati still birth . Istilah dari fertilitas sama dengan dengan natalitas hanya saja keduanya berbeda dalam ruang lingkupnya. Di mana fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahn penduduk dan reproduksi manusia. Di samping istilah fertilitas ini ada juga istilah fekunditas fecundity sebagai petunjuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan untuk untuk menghasilkan anak. Seorang perempuan yang secara biologis subur tidak selalu melahirkan anak yang banyak, karena mungkin mengatur fertilitas dengan abstinensi atau dengan alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur walaupun secara medis dapat ditetapkan usia subur seorang perempuan adalah umur 15 – 49 tahun. Tingkat kesuburan dan angka kelahiran ini dipengaruhi oleh : 1. Umur memulai hubungan kelamin dan lamanya berstatus kawin. 2. Kesuburan atau kemandulan biologis baik disengaja atau tidak disenhgaja. 3. Peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya. 4. Kematian janin yang disengaja atau yang tidak disengaja. 5. Keluarga berencana pada khususnya. 6. Keadaan sosial ekonomi dan budaya, lingkungan Universitas Sumatera Utara Fertilitas merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pertambahan penduduk selain migrasi masuk. Ahli demografi hanya menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia mampu melahirkan lebih dari seorang bayi. Selain itu, seorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang itu tidak mempunyai resiko kematian lagi. Dan sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan anak tidak berarti resiko melahirkan perempuan tersebut menurun. Kompleksnya pengukuran fertilitas, karena kelahiran melibatkan dua orang suami dan istri sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja. Dalam melakukan pengukuran fertilitas ini, ada beberapa kendala. Masalah yang dijumpai adalah tidak semua perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga, ada juga sebagian dari mereka yang mengalami resiko perceraian atau menjanda. Kelahiran merupakan indikator yang penting dalam melaksanaan perencanaan kesehatan. Dari kebijaksanaan jangka panjang kependudukan Indonesia umumnya adalah penurunan pertumbuhan penduduk, perbaikan penyebaran dan peningkatan kualitas manusia. Berdasarkan faktor – faktor di atas angka kelahiran di setiap daerah mengalami perbedaan. Namun seperti halnya dengan adanya perbedaan itu, angka kelahiran juga dapat ditekan dan dapat dilakukan melalui cara seperti : a. Partisipasi wanita dalam Keluarga Berencana KB b. Tingkat pendidikan wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan penggunaan kontrasepsi Universitas Sumatera Utara c. Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dalam fertilitas. d. Peningkatan ekonomi dan sosial masyarakat Melihat masalah tersebut terdapat variasi pengukuran fertilitas dan setiap pengukuran mempunyai kelemahan dan keuntungannya. Memperhatikan perbedaan antara kematian dan kelahiran tersebut di atas , memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah rata – rata yang dilahirkan oleh seorang perempuan sampai batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.

2.1.2. Mortalitas Kematian

Mortalitas kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran. Dari defenisi di atas terlihat bahwa keadaan mati itu hanya bisa terjadi jika terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain mati tidak akan pernah ada apabila kehidupan tidak ada sedangkan kehidupan dimulai dari lahir hidup. Mortalitas merupakan salah satu dari ketiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat ksesehatan masyarakat di daera tersebut. Universitas Sumatera Utara Komponen ini bukan saja berpengaruh bagi pemerintah secara keseluruhan melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang – kadang sulit untuk membedakan keadaan hidup secara klinik. Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, maka akan dikhawatirkan bisa terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati. Menurut konsepnya, tedapat tiga keadaan vital yang masing – masing saling mutually exclusive yang artinya keadaan yang satu tidak mungkin tejadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Ketiga keadaan vital yang dimaksud adalah : 1. Lahir hidup adalah peristiwa kkeluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi hasil konsepsi tersebut mempunyai tanda – tanda kehidupan. 2. Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tanda – tanda kehidupan dari hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya. Dari defenisi ini lahir mati tidak temasuk mati dan tidak termasuk hidup. 3. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa saja terjadi setiap saat setelah kelahiran. Mortalitas dapat terjadi oleh dua faktor, yaitu : 1. Kematian bayi endogen Kematian bayi endogen disebabkan oleh faktor – faktor yang dibawa sejak lahir, diwariskan oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak kehamilan. Kematian endogen disebut juga dengan kematian dalam janin. Peristiwa – Universitas Sumatera Utara peristiwa yang dapat digolongkan pada kematian janin ini adalah abortus, immatur dan prematur 2. Kematian bayi eksogen Kemtian bayi eksogen ini disebabkan oleh faktor – faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah perawatan dan kesehatan bayi setelah dilahirkan. Kematian bayi eksogen disebut juga dengan kematian di luar rahim. Yang termasuk dalam kematian bayi di luar rahim adalah : a. Kematia baru lahir adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun. b. Kematian lepas bayi lahir adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun. c. Kematian bayi adalah kematian setelah bayi lahir hidup hingga bayi lahir hidup. Angka kematian bayi meupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan masyarakat. Angka kematian perlu ditekan melalui cara : a. Pelayanan kesehatan yang lebih baik. b. Peningkatan gizi keluarga. c. Peningkatan kebersihan lingkungan d. Peningkatan pendidikan Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2.2. Proyeksi

Proyeksi adalah suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan datang dimana hasil proyeksi tersebut menggambarkan kemampuan dimasa yang akan datang. Atau dengan kata lain proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datangdengan menggunakan beberapa asumsi atas data tahun dasar. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang sekecil mungkin atau mendekati nol. Bila dirumuskan adalah : Error = hasil ramalan – kenyataan Pengertian lain mengenai proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan dan menduga kejadian – kejadian atau hal – hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai kependudukan, ketenagakerjaan, maupun pembangunan. Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah perkiraan atau perhitungan yang meramalkan dan memperkirakan keadaan mortalitas, fertilitas, dan migrasi pada masa yang akan datang dengan asumsi data tahun dasar. Manfaat atau kegunaan dari proyeksi ini adalah sangat banyak. Di samping untuk meramalkan kejadian atau hal – hal yang mungkin terjadi, juga sebagai alat perencanaan pembangunan di masa yang akan datang untuk lebih baik lagi sehingga dapat dipergunakan dan dikembangkan secara efektif dan efisien. Pada dekade akhir – akhir ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya melalui pembangunan yang terencana. Ada beberapa model matematika yang digunakan dalam menghitung proyeksi pertumbuhan jumlah angka kelahiran dan kematian bayi yaitu secara eksponensial dan secara geometri. 1. Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus – menerus setiap hari. Adapun rumus eksponensial adalah sebagai berikut : Pt = po.e rt di mana : pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t po = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar. e = angka eksponensial 2,718282 t = jangka waktu dalam tahun r tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas. Universitas Sumatera Utara 2. Geometri adalah pertumbuhan bertahap discrate di mana grafik tiap tahunnya merupakan satu tahap. Adapun rumus geometri adalah sebagai berikut : P t = P 1 + r t di mana : pt = jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t po = jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar. e = angka eksponensial 2,718282 t = jangka waktu dalam tahun r = tingkat pertumbuhan fertilitas atau mortalitas. Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Humbang Hasundutan

Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 empat kabupaten yaitu : 1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung. 2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul. 3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang. Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu Tapanuli Utara Universitas Sumatera Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964,dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1998 terbentuknya Kabupaten Toba Samosir. Kenyataan menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten. Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan jaman mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, dalam menyikapi aspirasi tersebut di atas adalah : 1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul. 2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan. 3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat. 4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran. 5. Tanggal 3 sd 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi dan meneliti usulan dimaksud. 6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuanpenyempurnaan usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan. 7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara. 8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatan- kecamatan untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten, sekaligus mengingatkan masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau. 9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dengan hasil penerbitan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Tapanuli Universitas Sumatera Utara Utara Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara. Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu : • Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan melaporkan perkembangan terakhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua DPRD Sumatera Utara. • Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli Utara guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya pemekaran. • Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. • Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran. • Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera Utara. • Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 129 Tahun 2000. • Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. • Perencanaan persiapan saranaprasarana dan Aparat guna mendukung pemekaran kabupaten. Universitas Sumatera Utara • Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan tugas masing-masing. Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR RI melakukan kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29 Juli 2002. Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan. Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh Agama di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD. Visi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Menjadi Daerah yang Mandiri dan Sejahtera sedangkan misi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Meningkatkan Universitas Sumatera Utara Profesionalisme dan Produktivitas kerja SDM, menyelenggarakan pemerintahan yang baik,meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian,meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan, meningkatkan stabilitas politik dan keamanan serta meningkatkan iman dan taqwa. Dan semboyan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Huta Mas Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera . Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki Logo seperti berikut : Arti Logo: 1. Padi dan Kapas dalam komposisi lingkaran Bulat dan Nama Kabupaten Humbang Hasundutan yang melambangkan Masyarakat Humbang Hasundutan yang telah membulatkan Tekad Membangun Menuju Masyarakat Sejahtera dan Makmur. 2. Bintang Sudut Lima Berwarna Kuning dengan Latar Belakang Warna Merah, Melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan Menganut dan Percaya Kepada Tuhan Yang M aha Esa dan Warna Kuning sebagai Lambang Keagungan dan Keemasan. 3. Kopi, Ternak, Kuda melambangkan Humbang Hasundutan sebagai daerah Pertanian dan Perkonomian. Universitas Sumatera Utara 4. Timbangan melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan Senantiasa Taat Kepada Hukum dan Aturan. 5. Pisau, Tunggal Panaluan dan Perangkatnya Melambangkan Warisan Sejarah Tempat Lahirnya Raja. 6. Pohon Beringin Melambangkan Perlindungan dan Pengayoman Masyarakat 7. Buku Melambangkan Wujud dan Kepedulian Masyarakat Humbang Hasundutan dalam Pendidikan dan Berjuang Menyekolahkan Generasi Muda. 8. Gunung, Tanah, Pohon dan Persawahan Melambangkan bahwa Masyarakat Humbang Hasundutan sebagai Daerah Pertanian, Tanah Kesejukan dan Tanah Pengharapan. 9. Lipatan Ulos Warna Merah, bertuliskan Bona Pasogit merupakan Sarana Kata untuk Menggugah Perasaan Masyarakat Humbang Hasundutan di Desa sampai Perantauan agar selalu mengingat Kampung Halamannya.

4.2. Gambaran Demografi Kabupaten Humbang Hasundutan