BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Pengolahan data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak melalui survei pendataan langsung . Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dan
Departemen Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Banyaknya TFR dan IMR pada periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun TFR
IMR
2003 3,54
36,55 2004
3,48 35,67
2005 3,42
34,19 2006
3,35 32,57
2007 3,14
31,50 2008
3,05 30,10
2009 2,95
29,68
Sumber : BPS Sumatera Utara Dalam Angka
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. : Banyaknya TFR dan IMR Periode Tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan.
4.2. Fertilitas
Data yang dilakukan untuk menganalisis fertilitas adalah tingkat fertilitas total TFR , yaitu rata – rata yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan
TFR maka harus lebih dahulu diketahui tingkat pertumbuhan TFR pada setiap tahun, disingkat dengan r. Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan fertilitas r dengan menggunakan rumus eksponensial:
Rumus : pt = p
.e
rt
Dengan : a.
p 2009 = 2,95 p
2004
= 3,48 t
= 5 tahun
Universitas Sumatera Utara
r = ............?
Sehingga : pt
= P
0.
e
rt
p 2009 = P
2004
.e
rt
2,95 = 3,48 x 2,718282
5r
2,718282
5r
= 2,718282
5r
= 0,8477 5r log 2,718282 = log 0,8477
5r 0,4343 = - 0, 07176
5r =
5r = - 0,1652
r = - 0,0330
r = - 0,0330 x 100
= - 3,30
Dari perhitungan bahwa tingkat pertumbuhan TFR di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sebesar 3,30 setiap tahunnya.
4.2.1. Proyeksi TFR pada tahun 2013 dengan menggunakan rumus eksponensial
Rumus : Pt
= P .e
rt
Dengan : Pt
= P
2013
= . . . . .? P
= P
2009
= 2,95 t
= 1 tahun r
= -0, 0330 Sehingga :
Universitas Sumatera Utara
Rumus : pt
= p0.e
rt
Dengan : pt
= p2013 = . . . . .?
p = p
2009
= 2,95 t
= 4 tahun r
= -0, 0330 Sehingga :
pt =
p .e
rt
p2013 = p
2009
.e
rt
= 2,95 x 2,718282
4-0,0330
= 2,95 x 2,718282
0,132
= 2,95 x 0,8763409878
p2013 = 2,585205914
p2013 = 2,59
Dari hasil proyeksi yang didapat bahwa pada tahun 2013 diperkirakan TFR mengalami penurunanan sebesar 2,59 bayi per wanita usia subur. Pada tahun 2013 terdapat
kelahiran 3 orang bayi per 1000 wanita subur.
Salah satu yang dapat menekan angka kelahiran adalah 1.
Usia perkawinan pertama Usia perkawinan pertama merupakan salah satu yang mempunyai pengaruh cukup
besar terhadap perkembangan penduduk karena berpengaruh langsung terhadap perkembangan fertilitas. Wanita umur 10 tahun ke atas yang melangsungkan
perkawinan akan melalui suatu proses biologis yaitu melahirkan berulang kali sampai dengan masa monopause. Oleh karena itu umur perkawinan pertama
Universitas Sumatera Utara
dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar
pula kemungkinannya untuk malahirkan anak. 2.
Penggunaan alat cara KB Penggunaan KB juga sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan bayi dan akan
mempengaruhi pertumbuhan penduduk juga.
Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan program Keluarga Berencana KB . Salah satu sebab terjadinya angka penurunan bayi adalah
berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yang telah dimulai sejak tahun 70-an. Sasaran program penekanan angka fertilitas adalah PUS Pasangan Usia Subur karena pada usia subur
tersebut 15 – 49 tahun , seorang wanita berada pada kemungkinan terbesar untuk melahirkan.
4.3. Mortalitas
Angka kematian bayi merupakan indikator penting untuk mengetahui keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat karena bayi yang baru lahir sanagat sensitif terhadap keadaan
lingkungan tempat si bayi tinggal dan erat juga dengan status sosial orangtua si bayi. Kemampuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit
penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunkan angka kematian bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi dipakai sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan
pembangunan kesehatan serta kondisi sosial masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Program bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, mulai dari masa kandungan, anak – anak, remaja, hingga masa lanjut usia. Demikian halnya dengan
pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan yang selalu menurunkan angka kematian bayi.
Tabel 4.2. Tingkat Infant Mortality Rate periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Tahun IMR
AHH
2003 36,55
67,10 2004
35,67 67,10
2005 34,19
67,30 2006
32,57 67,50
2007 31,50
67,80 2008
30,10 67,70
2009 29,68
67,80
Sumber : BPS Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka
Gambar 4.2 : Tingkat IMR pada periode tahun 2003 – 2009 di Kabupaten Humbang Hasundutan
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat kematian bayi di kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan. Ini dapat menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan serius menanggapi angka kematian bayi.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mencapai proyeksi angka kematian bayi IMR, maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan
1. Angka pertumbuhan kematian bayi dengan rumus eksponensial
Rumus : pt
= p . e
rt
Dengan : p
t
= p
2009
= 29,68 p
= p
2004
= 36,67 t
= 5 tahun r
= . .. . . . . . . . .. .? sehingga
: pt = p
.e
rt
p2009 = p
2003
.e
rt
29,68 = 36,67 x 2,718282
5r
2,718282
5r
= 2,718282
5r
= 0,8094 5r log 2,718282 = log 0,8094
5r x 0,4343 = - 0, 0025
5r =
5r = - 0,0058
r =
r = - 0, 0012
r = - 0,0012 x 100
= - 0,12
4.3.1. Proyeksi Angka Kematian Bayi IMR pada tahun 2013 dengan Rumus Eksponensial.
Universitas Sumatera Utara
Rumus :
P
t
= P
.e
rt
Dengan pt
= p2013
= ......? p
= p
2009
= 29,68 t
= 4 tahun
r =
- 0,0012
Sehingga : pt
= p .e
rt
= 29,68 x 2,718282
4-0,0012
= 29,68 x 2,718282
0,0048
= 29,68 x 0,9952115013 = 29,53787736
p 2013 = 29,54
Dari hasil proyeksi di dapat bahwa pada tahun 2013 diperkirakan IMR di Kabupaten Humbang Hasundutan mengalami penurunan sekitar 29,54 bayi. Bahwa pada tahun 2013 di
Kabupaten Humbang Hasundutan terjadi kematian bayi sekitar 30 orang per 1000 bayi hidup.
4.4. Angka Harapan Hidup AHH
Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan
hidup waktu lahir yang didefenisikan sebagai rata – rata tahun kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.
Universitas Sumatera Utara
Angka Harapan Hidup AHH pada suatu umur didefenisikan sebagai rata – rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai
umur tetap dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Seiring dengan menurunnya angka kematian bayi maka angka harapan hidup mengalami kenaikan. Di Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri angka harapan hidup terus
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang berpengaruh pada sosial ekonomi masyarakat. Selain itu hal ini dapat disebabkan oleh
semakin meningkatnya biaya hidup masyarakat yang secara nyata juga berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat
4.4.1. Penurunan Angka Kematian Bayi
Faktor sosial dan ekonomi merupakan faktor penentuan mortalitas bayi. Namun faktor sosial dan ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme biologi tertentu
variabel antara yang kemudian menimbulkan resiko dan selanjutnya bayi sakit. Dan apabila tidak sembuh akhirnya bayi akan cacat atau bisa saja meninggal.
Faktor – faktor lain seperti material, lingkungan, gizi, penolong, persalinan pertama dan pelayanan kesehatan merupakan beberapa variabel antara yang dapat mempengaruhi
angka kematian bayi.
Dalam mekanismenya, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi kematian bayi itu sendiri. Faktor sosial –
ekonomi juga sangat mempengaruhi kematian bayi. Yang termasuk faktor sosial dan ekonomi adalah faktor – faktor yang ada dalam individu, keluarga, dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
1. Penolong Persalinan
Untuk penolong persalinan bayi dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis seperti dokter atau
bidan dalam hal ini lebih baik daripada penolong persalinan yang lain.
Selain proses persalinan bayi juga harus mendapat asupan gizi yang baik dan yang paling penting adalah pemberian ASI Air Susu Ibu . ASI merupakan zat yang
paling sempurna dan sangat dibutuhkan bayi untuk membantu pertumbuhan bayi dan dapat menambah berat badan lebih cepat. Selain itu, ASI juga mengandung
zat untuk imunitas kekebalan tubuh terhadap penyakit serta dapat memberikan dampak psikologis yakni mendekatkan hati ibu dan anak dalam menjalin
hubungan.
Tabel 4.3. Persentase menurut penolong kelahiran tahun 2010
No Kecamatan
Dokter Bidan
Perawat
1 Bakti Raja
1 14
9 2
Matiti 2
35 14
3 Lintongnihuta
3 49
21 4
Onanganjang -
22 16
5 Pakkat
5 20
45 6
Paranginan 2
14 24
7 Hutapaung
5 27
30 8
Bonandolok 1
13 15
9 Hutagalung
2 14
8 10
Saitnihuta 2
17 26
11 Tara Bintang
2 9
18 12
Parlilitan 3
19 21
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Pelayanan Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Humbang Hasundutan yang kini terdiri dari 12 kecamatan memberikan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan juga Posyandu
yang dapat kita lihat pada tabel
Tabel 4.4. Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnnya Menurut Kecamatan tahun 2010
Sumber : Departemen Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Sarana Kesehatan
Jumlah 1
Dinas Kesehatan 1
2 RSU
1 3
Puskesmas 12
4 Puskesmas Pembantu
23 5
Poskesdes 167
6 Posyandu
236 7
Apotek 5
8 Toko Obat
20 9
Klinik Bersalin KB 4
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahapan Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming coding. Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa
pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.
Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehimgga system yang dibentuk memiliki kelebihan-
kelebihan tersendiri. Implementasi yang sudah selesai harus diujicoba kehandalannya sehingga dapat
diketahui kehandalan dari system yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di kabupaten
Langkat, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Software Excel.
5.2 Pengaktifan Excel
Universitas Sumatera Utara
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft excel berada pada jaringan Microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah
berikut ini: 1.
Dari windows klik start pada taskbar, lalu klik program. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstal.
2. Klik Microsoft excel, secara otomatis akan tampil jendela utama excel dan
selanjutnya digunakan langsung untuk memanipulasi atau data lainnya.
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Excels
5.3 Jendela Lembar Kerja Excel