36 Faktor-faktor di atas menyebabkan kerusakan epitel mulai dari erosi yang
berlanjut pada ulkus akut, kemudian ulkus kronis, dan terbentuknya jaringan parut; maka akan terjadi penetrasi dari seluruh dinding lambung Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Ilustrasi ulkus peptikum.
Keterangan: Ilustrasi ulkus peptikum meliputi gambaran erosi, ulkus akut dan ulkus kronis pada dinding lambung Lewis, 2000.
2.3.3 Gambaran klinis
Nyeri abdomen seperti terbakar dispepsia sering terjadi di malam hari. Nyeri
biasanya terletak di area tengah epigastrum, dan nyeri bersifat ritmik. Nyeri yang terjadi ketika lambung kosong di malam hari.
Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama makan. Kadang nyeri dapat
menyebar ke punggung atau bahu. Penurunan berat badan juga biasanya menyertai ulkus lambung Corwin, 2009.
Obat-obatan yang efektif pada terapi ulkus lambung adalah yang menurunkan sekresi asam lambung atau yang meningkatkan resistensi mukosa terhadap
serangan asam-pepsin. Sekresi asam dari sel parietal diturunkan oleh antagonis histamin H
2
atau oleh inhibitor pompa proton yang dapat menghasilkan kondisi yang tidak asam melalui penghambatan pompa yang mentranspor ion H
+
keluar
37 dari sel parietal. Inhibitor pompa proton sangat efektif dalam menunjang
penyembuhan ulkus, bahkan pada pasien yang resisten terhadap antagonis H
2.
Penguat mukosa meningkatkan penyembuhan ulkus dengan terikat pada dasar ulkus. Hal ini memberikan perlindungan fisik dan memungkinkan sekresi HCO
3 -
untuk mengembalikan gradien pH, yang normalnya terdapat pada lapisan mukus Neal, 2006.
2.3.4 Komplikasi
Komplikasi ulkus peptikum adalah ulkus yang “membandel” intraktibilitas, perdarahan, perforasi, dan obtruksi pilorus. Setiap komplikasi ini merupakan
indikasi pembedahan Price dan Wilson, 1995. 1. Intraktibilitas
Komplikasi ulkus peptikum yang paling sering adalah intraktibilitas, yang berarti bahwa terapi medis telah gagal mengatasi gejala-gejala secara adekuat.
Pasien dapat terganggu tidurnya oleh nyeri, kehilangan waktu untuk bekerja, memerlukan perawatan di rumah sakit, atau hanya tidak mampu mengikuti
program terapi. Intraktibilitas merupakan alasan tersering untuk anjuran pembedahan. Perubahan menjadi ganas tidak perlu terlalu dipertimbangkan baik
untuk ulkus lambung maupun ulkus duodenum. Ulkus ganas sejak semula sudah bersifat ganas, paling tidak menurut pengetahuan mutakhir, ulkus yang memulai
perjalanan dengan jinak akan tetap jinak tanpa mengalami degenerasi ganas Muttaqin dan Kumala, 2013.
2. Perdarahan Perdarahan merupakan komplikasi ulkus peptikum yang sangat sering terjadi,
sedikitnya ditemukan pada 25 kasus selama perjalanan penyakit Guyton dan
38 Hall, 2007. Walaupun ulkus pada setiap tempat dapat mengalami perdarahan,
namun yang tersering adalah di dinding posterior bulbus duodenum, karena pada tempat ini dapat terjadi erosi arteria pankreatikoduodenalis atau arteria
gastroduodenallis. Gejala-gejala yang dihubungkan dengan perdarahan ulkus tergantung pada kecepatan kehilangan darah. Kehilangan darah yang ringan dan
kronik dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Feses dapat positif akan darah samar atau mungkin hitam dan seperti ter melena. Perdarahan masif dapat
mengakibatkan hematemesis muntah darah, menimbulkan syok, dan memerlukan transfusi darah serta pembedahan darurat Muttaqin dan Kumala,
2013. 3. Perforasi
Kira-kira 5 dari semua ulkus akan mengalami perforasi, dan komplikasi ini bertanggung jawab atas sekitar 65 kematian akibat ulkus peptikum Price dan
Wilson, 1995. Ulkus biasanya terjadi pada dinding anterior duodenum atau lambung karena daerah ini hanya diliputi oleh peritoneum. Pada kondisi klinik,
pasien dengan komplikasi perforasi datang dengan keluhan nyeri mendadak yang parah pada abdomen bagian atas. Dalam beberapa menit timbul peritonitis kimia
akibat keluarnya asam lambung, pepsin, dan makanan yang menyebabkan nyeri hebat. Kondisi nyeri tersebut menyebabkan pasien takut bergerak atau bernapas.
Auskultasi abdomen menjadi senyap dan saat palpasi, abdomen mengeras seperti papan. Perforasi akut biasanya dapat didiagnosa berdasarkan gejala-gejala saja.
Diagnosis dipastikan melalui adanya udara bebas dalam rongga peritoneal, dinyatakan sebagai bulan sabit transulen antara bayangan hati dan diafragma.
39 Udara tentu saja masuk rongga peritoneal melalui ulkus yang mengalami perforasi
Azis, 2008. 4. Obstruksi
Obstruksi pintu keluar lambung akibat peradangan dan edema, pilorospasme, atau jaringan perut terjadi pada sekitar 5 pasien ulkus peptikum. Obstruksi timbul
lebih sering pada pasien ulkus duodenum, tetapi kadang terjadi bila ulkus lambung terletak dekat dengan sfingter pilorus. Anoreksia, mual, dan kembung
setelah makan merupakan gejala-gejala yang sering timbul, kehilangan berat badan juga sering terjadi. Bila obstruksi bertambah berat, dapat timbul nyeri dan
muntah Mineta, 1983.
2.3.5 Mekanisme penyembuhan ulkus lambung