KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI IDENTIFIKASI VARIABEL BAHAN DAN ALAT CARA KERJA DAN ALUR PENELITIAN

30

4.5 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria Inklusi 1. Semua wanita menopause yang datang berobat ke poliklinik mata RSU H. Adam Malik Medan 2. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian Kriteria Eksklusi 1. Dijumpai adanya infeksi kelainan pada mata 2. Menderita penyakit sistemik lainnya seperti Diabetes melitus, Sarkoidosis, Parkinson, HIV, Herpes simpleks, Varisella-Zoster 3. Menggunakan obat-obat sistemik seperti anti histamin, anti hipertensi 4. Post operatif LASIK, PRK 5. Menggunakan lensa kontak 6. Menggunakan terapi sulih hormon

4.6 IDENTIFIKASI VARIABEL

1. Variabel terikat adalah Dry eye, derajat 1, derajat 2, derajat 3, derajat 4 2 Variabel bebas adalah : Universitas Sumatera Utara 31 • Usia • Lamanya menopause

4.7 BAHAN DAN ALAT

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Snellen chart 2. Slit lamp untuk memeriksa : kilatan pada kornea, kondisi konjungtiva, meniskus air mata, mukus 3. Kertas filter Schirmer test strip 4. Fluorescein test strip, dilihat dengan slit lamp menggunakan filter kobalt 5. Stop watch 6. Status penelitian

4.8 CARA KERJA DAN ALUR PENELITIAN

Pasien yang datang ke poli mata RSU H. Adam Malik dilakukan anamnesa, pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan sebagai sampel penelitian yang kemudian dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan : visus yang diperiksa dengan menggunakan snellen chart; slit lamp untuk memeriksa segmen anterior bola mata, mengukur tinggi tear meniscus antara bola mata dengan kelopak mata bawah yang hasilnya dicatat dalam milimeter; Schirmer I yang diperiksa dengan meletakkan kertas Universitas Sumatera Utara 32 filter Schirmer berukuran lebar 5 mm dan panjang 35 mm pada sakus konjungtiva kedua mata di daerah pertemuan 13 lateral dengan 23 medial palpebra inferior, kemudian setelah 5 menit kertas Schirmer dicabut dari sakus konjungtiva kedua mata dan diukur kertas yang basah, hasilnya dicatat dalam milimeter; Tear film break up time diperiksa dengan terlebih dahulu menempelkan kertas fluoresein pada konjungtiva atau forniks dimana posisi mata pasien melihat ke atas, setelah itu pasien berkedip-kedip beberapa kali kemudian pasien diminta untuk tidak berkedip sementara matanya diperiksa dengan cahaya biru filter kobalt pada slit lamp dan dihitung waktunya sampai munculnya titik- titik atau garis-garis hitam yang mengindikasikan daerah dry eye, hasilnya dicatat dalam detik. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan-pemeriksaan ditegakkan diagnosa dry eye dengan derajatnya, yaitu : • Derajat 1 ringan : - Gejala visual : ada gejala episodik ringan - Tear Film Break Up Time : 10 detik - Schirmer I : 10 mm • Derajat 2 sedang : - Gejala visual : mengganggu dan atau menghambat aktifitas secara episodik - Tear Film Break Up Time : ≤ 10 detik - Schirmer I : ≤ 10 mm Universitas Sumatera Utara 33 • Derajat 3 berat : - Gejala visual : mengganggu, menghambat aktifitas secara kronis dan atau terus menerus - Tear Film Break Up Time : ≤ 5 detik - Schirmer I : ≤ 5 mm • Derajat 4 berat : - Gejala visual : terus menerus dan atau kemungkinan melumpuhkan aktifitas - Tear Film Break Up Time : segera tampak - Schirmer I : ≤ 2 mm Universitas Sumatera Utara 34 Skrining kriteria Inklusi Eksklusi POPULASI Sampel Anamnesa Visus Pemeriksaan segmen anterior Tear Film Break Up Time Tes Schirmer I Tear Meniscus DRY EYE Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4 Universitas Sumatera Utara 35

4.9 ANALISA DATA