23 asing, kemerahan pada palpebra dan konjungtiva, penglihatan berkabut dan kalazion
berulang. Tanda-tanda dari ETD adalah termasuk penurunan tear break up time, MGD, produksi lapisan akueus yang abnormal, dan pewarnaan konjungtiva dan kornea inferior
serta margin kelopak mata dengan rose bengal lissamine green dengan pola linear yang khas.
12
2.4 HUBUNGAN MENOPAUSE DAN DRY EYE
Terdapat peningkatan insidensi dan prevalensi dry eye pada usia tua, terutama pada wanita usia 50 tahun keatas, yang mana dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Menopause mempunyai peranan penting dalam menyebabkan timbulnya gejala-gejala dry eye.
17
Status hormonal dan khususnya seks steroid mempunyai peranan pada homeostasis dan fungsi permukaan okular, selama hidup dan pada kedua jenis kelamin,
dilaksanakan oleh reseptor estrogen dan androgen yang terletak pada epitel kornea dan konjungtiva, kelenjar lakrimal serta kelenjar meibom.
18,19
Permukaan okular merupakan satu kesatuan, sehingga adanya disfungsi apapun berakibat pada ketidakstabilan lapisan
airmata yang menghasilkan dry eye.
18
Pada menopause, penurunan hormon seks dalam sirkulasi sebagai contoh estrogen, androgen terjadi, kemungkinan mempengaruhi aspek fungsional dan sekresi
dari kelenjar lakrimal. Empat puluh tahun yang lalu, ketertarikan awal di bidang ini memusatkan pada defisiensi estrogen danatau progesteron untuk menjelaskan hubungan
Universitas Sumatera Utara
24 antara KCS dan menopause. Namun, penelitian terbaru memusatkan pada androgen,
khususnya testosteron, danatau androgen yang dimetabolisasi.
19,20
Defisiensi steroid seks lebih spesifiknya androgen, dapat menjadi faktor patogenesis penting dari etiologi sindroma dry eye. Pertama, androgen mengontrol
berbagai aspek dari kelenjar lakrimal, termasuk morfologi sel epitel, ekspresi gen, sintesis protein, proses sekresi dan fungsi imun. Kerja androgen nampaknya bertanggungjawab
terhadap banyak perbedaan yang berhubungan dengan jenis kelamin pada anatomi, fisiologi, biologi molekuler dan imunologi dari jaringan ini. Bagaimanapun, wanita
dengan sindroma Sjogren mengalami defisiensi androgen, dan defisiensi hormon ini dapat mempredisposisi terjadinya disfungsi kelenjar lakrimal, sekresi airmata yang
terganggu dan dry eye tipe defisiensi akuous.
20
Kedua, glandula meibom seperti glandula sebaseus lainnya, merupakan target organ androgen. Androgen meregulasi perkembangan, diferensiasi dan produksi lipid dari
glandula sebaseus pada tubuh. Hal yang sama, androgen mengontrol fungsi glandula meibom, meningkatkan kualitas dan atau kuantitas lipid yang diproduksi oleh jaringan
ini dan meningkatkan pembentukan lapisan lipid air mata. Pada keadaan dimana terdapat defisiensi androgen, seperti pada kondisi menopause, penuaan berhubungan dengan
disfungsi glandula meibom, tear film instability dan peningkatan signifikan pada gejala dan tanda dry eye. Telah ditunjukkan bahwa pada disfungsi kelenjar meibom, defisiensi
androgen menyebabkan kehilangan lapisan lipid, secara spesifik adalah trigliserida, kolesterol, monounsaturated essential fatty acids misalnya : asam oleik, dan lipid polar
misalnya : fosfatidiletanolamin, sfingomielin. Kehilangan lipid polar yang terdapat
Universitas Sumatera Utara
25 pada bidang pemisah lapisan akuos airmata memperburuk kehilangan evaporatif airmata,
dan penurunan asam lemak tidak tersaturasi meningkatkan titik lebur meibum, menghasilkan sekresi yang lebih tebal dan lebih kental yang mengobstruksi duktulus-
duktulus dan menyebabkan hambatan sekresi.
20
Para peneliti mengestimasikan bahwa disfungsi kelenjar meibom merupakan faktor yang memiliki kontribusi terhadap dry eye
sebesar 67.
20
Universitas Sumatera Utara
26
BAB III
KERANGKA KONSEPSIONAL, DEFINISI OPERASIONAL