2.6 Toksisitas Logam Pada Jenis Kerang
Hewan air jenis kerang-kerangan bivalvia atau jenis binatang lunak moluska, baik jenis klam kerang besar atau oister kerang kecil,
pergerakannya sangat lambat di dalam air. Mereka biasanya hidup menetap di suatu lokasi tertentu di dasar air Darmono, 2001.
Jenis kerang baik yang hidup di air tawar maupun di air laut banyak digunakan sebagai indikator pencemaran logam. Hal ini disebabkan karena habitat
hidupnya yang menetap atau sifat bioakumulatifnya terhadap logam berat. Karena kerang banyak dikonsumsi oleh manusia maka sifat bioakumulatif inilah yang
menyebabkan kerang harus diwaspadai bila dikonsumsi terus-menerus Darmono, 2001.
Logam berat dapat juga terakumulasi pada jaringan kerang. Kerang dapat mengakumulasi logam lebih besar daripada hewan air lainnya karena sifatnya
yang menetap, lambat untuk dapat menghindarkan diri dari pengaruh polusi, dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap konsentrasi logam tertentu. Karena itu
jenis kerang ini merupakan indikator yang sangat baik untuk memonitor suatu pencemaran lingkungan Darmono, 2001.
2.7 Pengikatan Logam
Logam-logam pada umumnya dapat membentuk ikatan dengan bahan-bahan organik alam maupun bahan-bahan organik buatan. Proses pembentukan ikatan
tersebut dapat terjadi melalui pembentukan garam organik dengan gugus karboksilat seperti misalnya asam sitrat, tartrat, dan lain-lain. Disamping itu,
logam dapat berikatan dengan atom-atom yang mempunyai elektron bebas dalam senyawa organik sehingga terbentuk kompleks Palar, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Destruksi Basah
Teknik destruksi basah adalah dengan memanaskan sampel organik dengan penambahan asam mineral pengoksidasi atau campuran dari asam-asam mineral
tersebut. Penambahan asam mineral pengoksidasi dan pemanasan yang cukup dalam beberapa menit dapat mengoksidasi sampel secara sempurna, sehingga
menghasilkan ion logam dalam larutan asam sebagai sampel anorganik untuk dianalisis selanjutnya. Destruksi basah biasanya menggunakan H
2
SO
4
, HNO
3
, dan HClO
4
atau campuran dari ketiga asam mineral tersebut Anderson, 1987.
2.9 Spektrofotometri Serapan Atom