2.3.9` Net Positive Suction Head NPSH
Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya.Untuk menghindati kavitasi diusahakan agar tidak ada satu
bagianpun dari aliran didalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan.Dalam hal ini perlu
diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peran penting.Pertama,tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang,dan kedua,tekanan
yang ditentukan oleh keadaan aliran didalam pompa. Berhubungan dengan dua hal diatas maka didefinisikanlah suatu Net Positive
Suction Head NPSH atau Head Isap Positif Neto yang dipakai sebagai ukuran
keamanan pompa terhadap kavitasi.Ada dua macam NPSH,yaitu NPSH yang tersedia pada sistem instalasi,dan NPSH yang diperlukan oleh pompa. Pompa terhindar dari
kavitasi jika NPSH yang tersedia lebih besar daripada NPSH yang dibutuhkan.
2.3.9.1 Net Positive Suction Head Available NPSH yang tersedia
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut.Dalam hal
pompa yang mengisap zat cair dari tempat terbuka,maka besarnya NPSH yang tersedia dapat dituliskan sebagai berikut:
ls s
sv
h h
Pv Pa
h −
− −
=
γ γ
Dimana: h
sv
= NPSH yang tersedia m P
a
= Tekanan atmosfir kgm
2
P
v
= Tekanan uap jenuh kgm
2
γ = Berat zat cair per satuan volume kgm
3
h
s
= Head isap statis m, h
s
adalah positif bertanda + jika pompa terletak diatas permukaan zat cair,dan negatif bertanda - jika dibawah.
h
ls
= Kerugian head didalam pipa isap m. Jika zat cair diisap dari tangki tertutup,maka harga P
a
menyatakan tekanan mutlak yang bekerja pada permukaan zat cair didalam tangki tertutup
tersebut.Khususnya jika tekanan diatas permukaan zat cair sama dengan tekanan uap
Universitas Sumatera Utara
jenuhnya,maka P
a
= P
v
.Dalam hal pompa yang mengisap zat cair dari tempat terbuka,maka besarnya NPSH yang tersedia dapat dituliskan sebagai berikut:
ls s
sv
h h
h −
− =
Harga h
s
adalah negatif - karena permukaan zat cair didalam tangki lebih tinggi dari pada sisi isap pompa.Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mendapatkan
harga NPSH
A
positif.
Gambar 2.11 Posisi pompa terletak diatas permukaan fluida yang diisap
Gambar 2.12 Posisi pompa terletak dibawah permukaan fluida yang diisap
g v
h
sv
. 2
2
−
g v
. 2
2
h
s
h
sv
h
ls
γ
Pa
h
s
h
sv
g v
h
sv
. 2
2
−
g v
. 2
2
h
ls
γ
Pv Referensi
EL HGL
Referensi
HGL EL
Universitas Sumatera Utara
2.3.9.2 Net Positive Suction Head Required NPSH yang diperlukan
Tekanan terendah didalam pompa biasanya terdapat disuatu titik dekat setelah sisi masuk sudu impeller.ditempat tersebut,tekanan adalah lebih rendah dari pada
tekanan pada lubang isap pompa.Hal ini disebabkan oleh kerugian head dinosel isap,kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit,dan kenaikan
kecepatan aliran karena tebal sudu setempat. Agar tidak terjadi pengupan zat cair,maka tekanan pada lubang masuk pompa
dikurangi dengan penurunan tekanan didalam pompa harus lebih tinggi dari pada tekanan uap zat cair.Head tekanan yang besar sama dengan penurunan tekanan ini
disebut NPSH yang diperlukannet positive suction head required.Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk setiap pompa.Untuk suatu pompa tertentu , NPSH
yang diperlukan berubah menurut kapasitas dan putarannya.Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi,maka harus dipenuhi syarat NPSH yang tersedia lebih besar
dari pada NPSH yang diperlukan.Harga NPSH yang diperlukan harus diperoleh dari pabrikan pompa yang bersangkutan.Namun untuk penaksiran secara kasar,NPSH yang
diperlukan dapat dihitung dengan persamaan:
N N
sv
H H
=
σ
Dimana: σ = Koefisien kavitasi Thoma
H
svN
= NPSH yang diperlukan m H
N
= Head total pompa pada titik efisiensi maksimum m. Kecepatan spesifik sisi isap S dapat juga digunakan sebagai pengganti Koefisien
kavitasi Thoma dalam menghitung NPSH yang diperlukan.Hubungannya dapat dilihat dalam persamaan:
3 2
3 4
.
N svN
Q S
n H
= Dimana:
H
svN
= NPSH yang diperlukan m n = Putaran pompa rpm
Q
N
= Kapasitas pompa m
3
min S = Kecepatan spesifik sisi isap mmin.
Universitas Sumatera Utara
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 OBJEK
Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah mengenai Studi tentang Pemeliharaan Boiler Feed Water Pump BFWP GSG 100-290 12
dalam upaya menjaga dan meningkatkan kelancaran proses produksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Labuhan Angin kapasitas 2X115 MW, yaitu perusahaan
yang bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik di bawah naungan PT PLN Persero Pikitring Sumut, Aceh, dan Riau. Pompa ini merupakan jenis multistage
centrifugal of pump. Tiap unit mempunyai 2 buah BFWP yang dipasang secara parallel. System kerja pompa ini adalah satu yang work on, dan yang satu lagi
standby. Untuk memberikan gambaran umum tentang objek yang diteliti dan metode penelitian nya, maka penulis akan mengemukakan uraian yang akan di bahas pada
Bab 3 ini.
3.1.1 Sejarah Singkat PLTU Labuhan Angin
Pembangunan sejumlah pembangkit baru di sistem Sumatera Bagian Utara sumbagut, bertujuan untuk mengurangi defisit kebutuhan listrik di wilayah tersebut.
Salah satu pembangkit yang di bangun untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat secara signifikan pada sistem kelistrikan Sumatera Utara, Aceh,
dan Riau adalah PLTU Labuhan angin. Pembangunan PLTU Labuhan Angin merupakan komitmen pemerintah RI
dan PT PLN Persero berdasarkan UU No. 30 tahun 2003 tentang kelistrikan. Adapun pengerjaan proyek dari PLTU itu sendiri dilakukan dibawah koordinasi PT PLN
Persero Pikitring Sumut, Aceh, dan Riau yang ditunjuk sebagai Pejabat Site Project Manager, dan dibantu oleh konsultan PT Prima Layanan Nasional Enjiniring PLN-E
untuk melakukan pekerjaan supervisi konstruksi, serta PT PLN Jasa Enjiniring untuk melakukan review design.
Pembangunan PLTU Labuhan Angin merupakan dana pinjaman PT PLN dari pemerintah China melalui pemerintah Indonesia, dengan total investasi mencapai US
Universitas Sumatera Utara