5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.1 Klasifikasi
Secara Taksonomi Kaempferia galanga L dapat diklasifikasikan: Kingdom
: Plantae Subkingdom : Traecheobionta
Super Divisi : Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Liliopsida Sub Kelas
: Commelinidae Ordo
: Zingiberales Famili
: Zingiberaceae Genus
: Kaempferia Spesies
: Kaempferia galanga L Nama lain Kaempferia galanga L di berbagai daerah di Indonesia adalah
sebagai berikut : Kencur Jawa, Ceuko Aceh, Tekur Gayo, Kopuk mentawai, cakue
minang, Cokur Lampung, Cikur Sunda, Cekuh Bali, Cekur Lombok, Cekir Sumba, Cakuru Makasar, Ceku Bugis, Suha Seram, Sahulu Ambon,
Onegai Buru.
2.1.2 Kandungan Kimia Kaempferia galanga L
Kaempferia galanga L. mempunyai kandungan kimia salah satunya minyak atsiri, sebesar 2,4-2,9 yang terdiri atas Etil p-metoksisinamat 31,77,
metil sinamat 23,23, karvon 11,13, eucalyptol 9,59, penta dekana 6,41, borneol 2,87 kamfen 2,47
, benzene 1,33, α-pinen 1,28 Tewtrakul et al., 2005. Selain itu konstituen lain rimpang adalah sineol, borneol,
3-karen, kamphene, kaempferal, sinamaldehid, asam p-metoksisinamat, etil sinamat dan p-metoksisinamat Mohanbabu et al., 2010
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 Spesifikasi Etil p-metoksisinamat
Gambar 2.3 Etil p-Metoksisinamat https:pubchem.ncbi.nlm.nih.govsummarysummary.cgi?cid=5281783loc=ec_
rcsx281 Etil p-metoksisinamat ethyl 3-4-methoxyphenylprop-2-enoate atau
C
12
H
14
O
3
merupakan salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur Kaempferia galanga L yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu
pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Taufikurohmah et al
., 2008
Berat molekul : 206.237 gmol
Bentuk : kristal
Warna : putih
Bauaroma : harum seperti aroma khas kencur
Titik leleh : 40-50
o
C Nugraha et al., 2012
EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang
mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil
asetat, metanol, air, dan heksan. kepolaran EPMS lebih mendekati heksan karena dalam EPMS ada dua gugus yang mendukung sifat nonpolar sedang gugus yang
mendukung ke arah polar hanya satu. Taufikurohmah et al
., 2008
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3 Natrium Borohidrida NaBH
4
NaBH
4
merupakan reduktor yang larut dalam air. NaBH
4
merupakan agen pereduksi umum untuk aldehida, keton, asam klorida dan anhidrida. Mempunyai
selektivitas kimia yang tinggi atau reduktor cukup kuat. Oleh karena itu, kekuatan reduksi dari NaBH
4
bisa untuk mereduksi asam, ester, halida, amida, lakton dan fungsi laktam. NaBH
4
menjadi sangat populer sebagai reduktor pilihan dalam sintesis bahan aktif skala besar dalam aplikasi reduksi aldehidaketon Fessenden.,
1986. Adapun spesifikasi dari NaBH
4
adalah sebagai berikut :
Sinonim
: Sodium borohydride, Natrium borohydride
Berat Molekul : 37,85
Densitas
: 1,07 gcm
3
Bentuk
: kristal padat
Warna : putih
Titik didih
: 500
o
C
Titik leleh : 400
o
C Beberapa kelebihan NaBH
4
sebagai agen pereduksi antara lain : Aman dalam hal penyimpanan, penggunaan dan penanganan
Pelarut yang biasa digunakan seperti air dan metanol
2.4 Reaksi Reduksi
Secara umum, konsep tentang reaksi reduksi terdapat 3 deskripsi pengertian. Pertama, konsep reaksi reduksi didasarkan pada keterlibatan oksigen.
Reaksi yang melepaskan oksigen dinamakan reaksi reduksi Gebelein, 1997. Contoh reaksi reduksi:
Pelepasan oksigen dari senyawanya - 2Fe
2
O
3
4Fe + 3O
2
- 2Ag
2
O 4Ag + O
2
Kedua, reaksi reduksi ditinjau dari serah terima elektron. Reaksi reduksi menerima elektron.
Contoh : reaksi antara Na dan Cl
2
membentuk NaCl